by
www.ardiansyahbs.com
on
07:40
Kepada kitab suci kita mengimani, bahwa selembar teks suci, mampu menaklukkan sepi, yang meraung dalam ruang hati tak bertepi.
Terharu. Bukan karena baju baru atau menemukan komunitas baru. Tetapi
baru bertemu teman yang tidak baru. Mungkin terakhir kali kita bertemu ketika
tahun baru. Dengan kondisi yang benar-benar baru di tempat baru masing-masing.
Kami secara sengaja ikut serta disebuah acara yang baru dalam aksi, namun tidak
benar-benar baru dalam ide.
Selain itu, aku sangat terharu bertemu seorang teman baru dari negara
matahari baru, terbit. Namanya Haruna, tapi orang-orang baru sering
memanggilnya hanura. Tidak salah orang-orang baru memanggilnya hanura, karena
memang nama itu tidak baru bagi rakyat Indonesia. Tapi sedikit baru dalam tata
letak huruf. Hanura, bukan partai baru. Tapi Haruna, mahasiswa baru penerima
darmasiswa.
Terharu Haruna
by
www.ardiansyahbs.com
on
07:38
Terharu. Bukan karena baju baru atau menemukan komunitas baru. Tetapi baru bertemu teman yang tidak baru. Mungkin terakhir kali kita bert...
Di ujung jalan ini, tampak seorang nenek sedang
berkomat-kamit dengan sebuah Al-Qur’an kecil ditangannya. Aku melewatinya
dengan tersenyum ke arahnya, namun sang nenek tampak serius dengan aktivitasnya
sehingga tak menghiraukan aktivitas sekitar. Sampai aku kembali dengan melewati
jalan yang sama, nenek tersebut masih berada di tempat yang sama dengan
aktivitas yang tak berbeda.
Salam kuhaturkan kepadanya, dan dijawab dengan lengkap
oleh sang nenek dengan wajah tersenyum.
“Nenek semangat sekali, sejak tadi siang saya lewat
sini hingga pulang, nenek masih saja di tempat ini. Nenek sedang apa?”
“Saya sedang berusaha menghafalkan Al-Qur’an nak.”
“Kenapa nenek masih semangat menghafalkan sedangkan
fisik dan pikiran sudah menurun. Kenapa tidak menghabiskan waktu dengan anak,
cucu dan mungkin menikmati hari tua dengan harta yang telah nenek kumpulkan
sejak muda?”
“Saya takut kesepian nak, jika diberi umur panjang
oleh Tuhan. Sedangkan kenikmatan sehat dan kemampuan fisik tak lagi ada, siapa
yang menemani saya dan apa yang akan saya lakukan di masa itu? Anak dan cucu
akan sibuk dengan aktivitas dan keluarga barunya masing-masing serta harta tak
akan lagi berguna. Masih beruntung jika tak jadi rebutan. Selagi penglihatan
masih ada meskipun sudah kabur, saya berusaha menghafalnya nak walaupun tak
seluruhnya. Akan lebih menyakitkan lagi bagi saya, jika nafas ini masih
berhembus sedangkan mata tak mampu lagi membaca dan telinga tak bisa lagi
mendengar, tidak ada aktivitas yang bisa saya lakukan.”
Tak ada kata yang bisa kuucapkan mendengar
penjelasannya.
“Oleh karena itu nak, selagi masih muda coba hafalkan
sedikit demi sedikit. Tak perlu bercita-cita menjadi hafid atau mendapatkan
keberuntungan sebab hafalanmu. Cukup takutlah jika kamu diberi umur panjang
sedangkan kamu tak mempunyai bekal sama sekali. Suka tidak suka, masa itu pasti
akan datang, semoga hidupmu selalu terjaga oleh Al-Quran.
“Aaaamiiin.” (Dengan wajah berkaca-kaca)
“Ingat! Sesibuk apapun, jangan sampai lupa mengulang
dan membaca Al-Qur’an, walupun hanya satu ayat. Status hafid tidaklah penting, yang
terpenting adalah bagaimana kamu membiasakan diri mengulang-ulang hafalan yang
telah ada setiap hari. Sama halnya dengan status juara dalam olah raga tidaklah
penting, yang terpenting kamu membiasakan berolah raga agar fisikmu senantiasa
diberi kesehatan. Juga berprestasi dalam dunia akademik tidaklah terlalu
penting, yang terpenting bagaimana caranya kamu bisa mendengar keluhan dari
masyarakat dengan sabar dan membersamai mereka dalam menyelesaikan
permasalahan.”
“Ya, Nek. Terima Kasih. Assalamu’alaikum!”
“Waalaikumussalam. Semoga hidupmu selalu mendapatkan
keberuntungan dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa.”
“Aaaamiiin.”
Takut dengan Umur Panjang (SS)
by
www.ardiansyahbs.com
on
07:36
Di ujung jalan ini, tampak seorang nenek sedang berkomat-kamit dengan sebuah Al-Qur’an kecil ditangannya. Aku melewatinya dengan terse...
S E I M B A N G
by
www.ardiansyahbs.com
on
07:17
Tidak hanya Bahasa Indonesia, tetapi juga Bahasa daerah. Tidak hanya Bahasa Arab, tetapi juga Bahasa Inggris. Tidak hanya puasa, te...
B E D A
by
www.ardiansyahbs.com
on
06:59
Kebanggaan dan kesombongan adalah dua hal yang berbeda, sama dengan kesederhanaan dan kemiskinan adalah dua hal yang tak bisa disamak...
Bermula dari facebook, saya
menemukan beberapa informasi yang cukup bagus. Beberapa form pendaftaran agenda
baik local, nasional, maupun internasional tersedia begitu banyak. Tanpa pikir
panjang, saya pun mengisi setiap form yang tersedia tanpa memikirkan tingkat
kemampuan diri, karena menurut saya setiap sesuatu itu akan memberikan
pengalaman yang akan meningkatkan kualitas bagi siapa saja yang mau dan berani
mencoba.
Suatu hari saya mendapatkan email
bahwa saya diterima dalam sebuah acara konsultasi dan pelatihan pendidikan
bahasa asing di Kantor General Consultan Amerika Serikat. Walaupun letaknya di
Surabaya, saya sempat kesulitan menemukan alamat kantor tersebut. Tetapi dengan
bantuan google map, kesulitan itu bisa diatasi. Sebuah tempat yang
nyaman dan terpencil, membuat saya berprasangka yang tidak-tidak. Mungkin
pemilihan tempat itu untuk menghindari aksi mahasiswa ketika terjadi gesekan
antara pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat.
Sesampai di tempat tersebut, saya
segera memasuki wilayah kantor ini. Saya bilang wilayah karena tidak hanya
sepetak atau beberapa petak ruangan. Tetapi tempat ini begitu luas, bisa jadi
seukuran dua kali lapangan sepak bola. Untuk sampai ke ruangan tempat berlangsungnya
acara, peserta harus melalui tiga pemeriksaan. Yang pertama pemeriksaan di pos
penjagaan luar, di sini cuma ditanya tujuan dan keperluan datang ke tempat ini.
Dari pos penjagaan luar ini kemudian diarahkan menuju pos penjagaan kedua. Di
sini hanya ditanya identitas diri, dan semua barang bawaan dilucuti. Setelah
itu masuk ke sebuah ruangan penitipan dan ditukar dengan identitas diri yang
disediakan oleh pihak keamanan. Di pos ketiga ini peserta harus melewati metal
detector. Peserta yang berada tepat di depan saya membunyikan alat tersebut.
Ternyata sabuknyalah yang membuat alat tersebut berbunyi. Seketika itu saya
khawatir kalau sabuk yang saya kenakan terdeteksi dan harus melepasnya, itu
tandanya saya harus memegangi celana selama acara berlangsung. Tapi syukurlah
tidak terdeteksi. Kekurangan ukuran celana di pasaran, tidak ada ukuran yang
pas buat saya. Kalau panjangnya pas, lingkar perutnya kebesaran. Kalau ukuran
perutnya pas, panjangnya kependekan alias nyingkrang, hehehehe.
Nasiblah, syukuri saja ciptaan sang Ilahi.
Dari pos penjagaan ketiga,
peserta menuju tempat berlangsungnya acara. Lumayan jauh tempatnya dengan
melewati hamparan rumput dan pepohonan yang begitu indah dan tertata rapi.
Namun, yang mengusik saya adalah adanya seorang pribumi yang dipekerjakan di
sana. Miris saya melihatnya, tidak sepantasnya di negeri sendiri diperlakukan
seperti itu.
Sesampai di tempat yang dimaksud,
saya segera mengambil tempat sekiranya tidak ada yang menghalangi pandangan
saya. Narasumber, Miss. Jennifer, berbicara dengan semangat. Namun sayang
sekali tidak banyak yang bisa saya pahami. Kemampuan bahasa Inggris saya belum mumpuni,
tapi tak apalah yang penting tetap semangat untuk belajar. Peserta diberi
masing-masing majalah forum guru bahasa Inggris dan beberapa informasi
pendidikan di Amerika Serikat. Dan juga sebuah kartu nama yang berisi beberapa
alamat untuk konsultasi pendidikan di Amerika Serikat. Di akhir acara, kita
berfoto bersama dan saling berinteraksi. Mayoritas peserta adalah para dosen,
hanya beberapa yang masih mahasiswa. Dua orang yang saya kenal cukup baik
bahasa Inggrisnya, saya pun meminta contact person beliau-beliau untak
menjadi teman belajar.
Ketika keluar ruangan peserta
harus kembali melewati beberapa pos penjagaan. Peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok. Satu kelompok terdiri dari lima orang dan harus bergantian. Mengambil
barang bawaan dengan menukarkan identitas yang diberikan petugas ketika masuk.
Kemudian kami mengabadikan momen ini dengan berfoto di depan tempat ini. Banyak
hal di dalam sana, tetapi semua barang bawaan harus ditinggal di tempat
penitipan. Sehingga tak ada satu gambar pun yang bisa diambil.
Surabaya, 7 Mei 2013
Bermula dari facebook, saya menemukan beberapa informasi yang cukup bagus. Beberapa form pendaftaran agenda baik local, nasional, maupun ...
M A N U N G G A L
by
www.ardiansyahbs.com
on
06:45
Jasad tanpa roh itu zombie Roh tanpa jasad itu casper Olahraga tanpa puasa itu bohong Puasa tanpa olahraga itu bahaya
Jika bukan karena iman terhadap titah Tuhan, manusia seluruh dunia pun
tidak akan mampu mengatur atau bahkan memusnahkan suatu bangsa yang nenek
moyangnya makan makanan surga, ‘manna wa salwa’. Torah (Taurat) kitab sucinya.
Sinagoge tempat ibadahnya. Tefilah cara beribadahnya. Sabat hari ibadahnya. Yeshiva
tempat belajarnya (semacam pesantren). Rabbi sebutan gurunya (semacam kiai). Dan
Moses (Musa) nabinya.
Musa. Nabi yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an. Nabi yang membawa
umatnya keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. Kalimullah. Nabi yang
Allah berdialog dengannya. Jika bukan karenanya mungkin 50 kali sehari semalam.
Moddaaaar.
Hal yang sungguh menakjubkan dari bangsa ini adalah kedisiplinan menjaga
makanannya. Jika Muslim diperintahkan makan makanan yang halal dan toyyib.
Toyyib pasti halal dan halal belum tentu toyyib, khususnya bagi orang-orang
usia senja. Maka bangsa ini diperintahkan makan makanan yang ‘kosher’, makanan
yang halal sekaligus toyyib, sejak lahir.
Mengenai makanan, sungguh hari ini dalam kebimbangan. Menemani bapak
rector UPN Veteran Jawa Timur dalam melatih mahasiswanya baris-berbaris sebagai
pondasi dasar kedisiplinan. Hidangan yang disediakan pun luar biasa istimewa
untuk para undangan. Namun, makanan itu tidak cocok bagi lidah yang biasa makan
tempe goreng, tahu, ikan asin, gerih, peyek dan sego jagung. Efeknya pun . . .
. .
Kosher
by
www.ardiansyahbs.com
on
06:44
Jika bukan karena iman terhadap titah Tuhan, manusia seluruh dunia pun tidak akan mampu mengatur atau bahkan memusnahkan suatu bangsa yan...
A K S A R A
by
www.ardiansyahbs.com
on
10:50
Membaca adalah taqwa, Menulis adalah ibadah, Menyampaikannya adalah dzikir, Mempraktekkannya adalah tanda kesetiaan. Maka, Ke...
S A R A N A
by
www.ardiansyahbs.com
on
09:51
Agama yang tidak membuat seseorang lebih semangat dalam belajar adalah kebohongan, Organisasi yang tidak membuat seseorang lebih cin...
Agama
adalah apa yang kamu rasakan, bukan apa yang orang lain paksakan.
Tidak ada
kebenaran mutlak di dunia ini, apa yang mampu diindera adalah sesuatu yang
pantas diragukan kebenarannya.
Hal yang
sering dilupakan ketika mempelajari suatu agama adalah perihal dimana posisi
agama lain dalam agama yang sedang dipelajari.
Preman
menjadi tokoh agama lebih menenangkan dari pada tokoh agama berlagak preman.
A G A M A
by
www.ardiansyahbs.com
on
17:09
Agama adalah apa yang kamu rasakan, bukan apa yang orang lain paksakan. Tidak ada kebenaran mutlak di dunia ini, apa yang mampu diin...
Lagu kebanggaan penduduk
Nusantara.
Tidak tercipta melalui pemuda
kaya raya.
Juga bukan seorang ahli
biola.
Melainkan curahan hati rakyat
jelata.
Yang tak mendapatkan
cintanya.
Dialah Wage Supratman.
Pergi ke pulau seberang untuk
mengembara.
Menambah Rudolf untuk
mengelabuhi Belanda.
Negeri yang merampok kekayaan
kita.
Dan tak mau mengakuinya,
apalagi mengembalikannya.
Apa yang telah mereka sita.
Dari tanah surga Zamrud
Khatulistiwa.
Berawal dari Sumpah Amukti
Pallapa.
Niscaya puasa sebelum
terwujudnya cita-cita.
Sebagai cikal bakal Sumpah
Pemuda.
Berwujud Indonesia Raya.
I N D O N E S I A R A Y A
by
www.ardiansyahbs.com
on
22:56
Lagu kebanggaan penduduk Nusantara. Tidak tercipta melalui pemuda kaya raya. Juga bukan seorang ahli biola. Melainkan curahan ha...
Pagi yang
sejuk teriring dengan rintik-rintik rahmat Ilahi mengiringi langkahku menuju
masjid UINSA, untuk sekedar mengulang dan menambah hafalanku. Puas bercumbu
dengan kalam Illahi, aku segera bergesar menuju gedung Auditorium untuk
mempersiapkan Seminar dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Panitia yang kurang persiapan dikarenakan Libur Minggu Tenang,
membuat pagi ini kalang kabut. Beberapa perlengkapan harus kami siapkan hari
ini, syukurlah semua itu bisa dilewati dengan tenang. Satu per satu acara
dilaksanakan dengan baik, dengan narasumber yang lucu dan menantang. Hingga
penghujung acara, semua acara lancar. Aku segera kembali ke pondok, dan
merebahkan tubuhku huingga rasa lelah melepaskan tubuhku. Malam hari aku
menghabiskan malam dengan menontoh motivator bahasa sehingga menambah
semangatku untuk belajar bahasa.
Mulai dari Diri Sendiri
by
www.ardiansyahbs.com
on
22:29
Pagi yang sejuk teriring dengan rintik-rintik rahmat Ilahi mengiringi langkahku menuju masjid UINSA, untuk sekedar mengulang dan menambah...
Teringat
pesan dari Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Kerja Presiden Jokowi dalam acara
Mata Najwa On Stage pekan lalu di Stadion Brantas Kota Batu bahwa yang akan
memenangkan kompetisi generasi yang akan datang ialah mereka yang berani
bermimpi dan fokus terhadap impian itu. Perjalanan pagi ini ibarat sebuah
mimpi, keabstrakan impian masing-masing orang perlu diperjuangkan tanpa
mengusik impian orang lain. Bergesekan itu pasti, tapi saling sikut dalam
mewujudkan mimpi merupakan tindakan yang tidak etis terhadap diri sendiri.
Jalanan
lurus berkelok dengan berbagai macam aktivitas kesibukan masyarakat Surabaya
menghiasi perjalanan pagi ini (10/10). Setiap cabang jalan menyajikan pilihan
arah setiap tujuan. Mereka yang baru pertama kali melalui jalanan Surabaya
tentu kebingungan, tetapi bagi mereka yang sudah lama tinggal di Surabaya aneh
jika masih berputar-putar untuk sampai ke tempat tujuan. Itulah situasi yang
terjadi, Jl. Gub. Suryo yang sudah biasa saya lewati ternyata masih saja
membuat saya berputar-putar. Google Maps pun menjadi andalan, tidak memakan
waktu yang lama, SMK Rajasa tempat Ust. Mas’ud mengajar akhirnya ditemukan.
Ketika tiket
sudah ada pada genggaman, saya bersama sahabat Abidin segera meluncur menuju
lokasi, Hotel Grand Kalimas. Ternyata lokasi ini berada di kawasan Ampel.
Setelah memarkir sepeda, kami segera masuk ke hotel dan menanyakan ruangan
tempat acara berlangsung. Salah satu penjaga mengarahkan kami ke sebuah aula
besar, tanpa ragu kami pun mengikuti arahan tersebut. Tetapi ketika memasuki
ruangan, kami mulai curiga. Mayoritas tamu keturunan Arab dan acara ini
sepertinya cocok disebut acara pernikahan. Ternyata dugaan kami benar, setelah
menanyakan pada tamu yang lain, ini bukanlah acara yang menjadi tujuan kami.
Dengan segera kami meninggalkan ruangan dan bertanya ke petugas lain. Akhirnya ruangan
kami temukan dan menjadi peserta pertama yang datang.
Sambil
menunggu undangan yang belum datang, kami menikmati hidangan snack yang
telah diberikan. Beberapa menit kemudian, tekanan mental pun dimulai. Semua
yang datang adalah perempuan dan sudah berusia lanjut. Tidak hanya itu, pakaian
dan pernak-pernik yang digunakan menandakan mereka orang yang berada. Sambil
menghabiskan jajan yang masih ada, kami menenangkan diri sejenak.
Founder
sekaligus owner, Ms. Erlin kemudian menjelaskan panjang lebar terkait travel
ini. Mendengarkan penjelasan beliau, saya hanya bisa berangan-angan memberangkatkan
kedua orang tua saya ke tanah suci. Entah kapan angan-angan tersebut menjadi
kenyataan. Di akhir acara, panitia membagikan doorprize. Gelombang pertama
sahabat Abidin yang maju mendapatkan voucher makan. Kemudian gelombang kedua,
giliran saya yang mendapatkan hadiah. Tapi, tau nggak apa hadiahnya? Hijab.
Melanjutkan
perjalanan hari ini, saya menghadiri pameran pendidikan Kanada yang
diselenggarakan di Hotel Sheraton. Menghadiri acara-acara seperti ini
setidaknya membuat selangkah lebih dekat untuk mewujudkan mimpi melanjutkan
pendidikan. Tidak ada kebaikan di dunia ini melainkan menerima pendidikan di
seluruh hidup. Suasana hotel yang mewah, tenang dan nyaman, membuat setiap
pengunjung fokus terhadap penjelasan narasumber. Banyak kampus-kampus yang
datang dari Kanada. Sebagian mereka menggunakan bahasa pengantar bahasa
Inggris. Sambil menyelam, minum air. Sambil mencari informasi, saya belajar
bahasa Inggris.
Dilanjutkan
perjalanan malam hari, saya mengunjungi Pameran Seni Lukis Indonesia 2015 yang
diadakan di JX International. Dekatnya lokasi dari kediaman membuat saya
memutuskan untuk berjalan kaki. Bersama sahabat Ibad menyusuri gang kecil yang
menjadi akses utama ketika dulu masih baru. Memasuki gedung megah dengan
tampilan lukisan di beberapa stan, membuat saya takjub. Betapa indahnya lukisan
karya putra bangsa. Yang menjadi ciri khas dari berbagai jenis aliran dan
teknik melukis, alam Indonesia sebagai objek utama. Detail dan teliti.
Menggambarkan kekayaan alam Nusantara.
Tingkat
kekaguman berbanding lurus dengan kefokusan. Semakin besar kekaguman terhadap
hasil sebuah lukisan, semakin besar pula goncangan kefokusan yang selama ini
ditekuni. Berkali-kali rasa kagum itu muncul dan sebanyak itu pulalah saya
berkata dalam hati, “Fokus, fokus, fokus, ini bukan bidang saya.” Walaupun ada
potensi diri dalam dunia lukis, tapi hal yang saya tekuni bukanlah itu. Dalam
masa pertumbuhan, kemampuan dalam melakukan, menghasilkan atau menyelesaikan
sesuatu sangat penting. Tapi dalam masa perkembangan, yang lebih penting adalah
rutinitas dan ketekunan. Setiap manusia pasti bisa melakukan segala hal, tapi
manusia adalah makhluk terbatas yang tenaga dan pikirannya tidak akan mampu
menguasai segala hal. Fokus terhadap satu hal tanpa menafikan hal yang lain dan
tidak memaksakan diri menguasai suatu hal hanya untuk popularitas.
Teringat pesan dari Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Kerja Presiden Jokowi dalam acara Mata Najwa On Stage pekan lalu di Stadion Brantas...
Jika
sekolah tidak membuatmu semakin bergairah untuk terus belajar,
apa
artinya sekolah?
Jika guru
hanya bisa memberi tugas dan membuatmu gelisah setiap akan belajar, tidak
memberikanmu inspirasi bagaimana cara membaca, menulis dan belajar yang baik,
kau
mungkin perlu mencari guru lagi.
Sekolah
yang baik adalah sekolah yang membuatmu lupa akan jam pulang.
Dan guru
yang sejati adalah guru yang membuatmu lupa bahwa kau sedang belajar.
C A R I
by
www.ardiansyahbs.com
on
21:52
Jika sekolah tidak membuatmu semakin bergairah untuk terus belajar, apa artinya sekolah? Jika guru hanya bisa memberi tugas dan mem...
Sesama murid tak pantas memberi nilai
kepada sesame murid,
karena yang pantas memberi nilai adalah
guru.
Sesama makhluk tak baik memberi nilai
kepada sesame makhluk,
karena yang maha memberi nilai adalah
Sang Khalik.
Sesama umat beragama juga tak perlu
memberi nilai kepada sesame umat beragama,
karena yang seharusnya memberi nilai
adalah dzat tan kena kinaya ngapa.
S E T A R A
by
www.ardiansyahbs.com
on
21:46
Sesama murid tak pantas memberi nilai kepada sesame murid, karena yang pantas memberi nilai adalah guru. Sesama makhluk tak baik me...
Ketika
orang tua menganggap pendidikan selesai hanya dengan peringkat terbaik
Ketika
siswa menganggap yang terbaik dengan angka tertinggi
Ketika
guru menganggap memanipulasi nilai sebagai hal biasa yang dibiasakan
Akan
datang suatu masa, ketika sekelompok orang tidak membutuhkan semua itu
Mereka
hanya membutuhkan ketauladanan dan keridhoan
T A U L A D A N
by
www.ardiansyahbs.com
on
21:40
Ketika orang tua menganggap pendidikan selesai hanya dengan peringkat terbaik Ketika siswa menganggap yang terbaik dengan angka terti...
dengan
bersama jadinya semangat.
Menata
niat itu berat,
dengan
cara dilafalkan jadinya kuat.
Dzikir
sendiri itu berat,
dengan
jamaah insyaallah sampai kiamat.
Mencintai
Nabi itu berat,
dengan
perayaan maulid insyaallah mendapat syafaat.
Berdoa
sendiri itu berat,
tawassul
bersama kiai insyaallah cara yang tepat
Merapatkan
shaf itu kesempurnaan shalat,
‘mengganggu
konsentrasi’ dengan cara ndusel sikile tanggane itu kurang tepat.
Memahami
Nusantara itu berat,
bersama
kiai, santri dan tentara,
insya
allah mendapat berkat.
N U S A N T A R A
by
www.ardiansyahbs.com
on
23:53
Lari sendiri itu berat, dengan bersama jadinya semangat. Menata niat itu berat, dengan cara dilafalkan jadinya kuat. Dzikir sen...
Jika
sekolah tidak membuatmu semakin bergairah untuk terus belajar,
Apa
artinya sekolah?
Jika guru
hanya bisa memberi tugas dan membuatmu gelisah setiap akan belajar,
Tidak
memberikanmu inspirasi bagaimana cara membaca, menulis dan belajar yang baik,
kau mungkin perlu mencari guru lagi.
Sekolah
yang baik adalah sekolah yang membuatmu lupa akan jam pulang.
Dan guru
yang sejati adalah guru yang membuatmu lupa bahwa kau sedang belajar.
B E L A J A R
by
www.ardiansyahbs.com
on
18:42
Jika sekolah tidak membuatmu semakin bergairah untuk terus belajar, Apa artinya sekolah? Jika guru hanya bisa memberi tugas dan mem...
Tentang
sebuah nama, saya lebih memilih tidak menambah gelar. Bukan karena apa-apa,
sekedar rasa malu kepada para guru kiai yang namanya biasa tapi memberikan
manfaat yang luar biasa. Senjata dikeluarkan hanya ketika dibutuhkan,
menghadapi penipuan dunia. Selain itu juga menjaga amanah orang tua dan
keobjektifan pandangan, bahwa yang patut kita hormati adalah kemampuan, bukan
selembar kertas. Juga meneguhkan nilai Pancasila, bahwa identitas kita adalah
musyawarah mufakat, voting hanyalah alternative. Dengan maksud ingin mengatakan
bahwa tulisan terindeks skopus hanyalah hal biasa, yang luar biasa adalah
kebermanfaatannya. Dan yang patut untuk di-iri adalah keistiqomahan, yang lain
hanyalah bonus.
G E L A R
by
www.ardiansyahbs.com
on
02:36
Tentang sebuah nama, saya lebih memilih tidak menambah gelar. Bukan karena apa-apa, sekedar rasa malu kepada para guru kiai yang namany...
Warna-warni
bunga bermekaran di sudut jalan. Rindangnya pepohonan melambai-lambai dalam
irama sunyi. Merah kuning hijau silih berganti sahut-menyahut di persimpangan
jalan, menghasilkan indahnya nada-nada lalu lintas. Beraneka macam kendaraan
saling mendahului, menjadi yang tercepat sampai tempat tujuan. Para polisi pun
tak lelah dalam menjaga keamanan jalanan. Bermacam ekspresi manusia bisa kita
temukan di sini. Adat dan budaya daerah masih bertahan dalam derasnya arus
modernitas.
Barisan
gedung pencakar langit senantiasa menghiasi langit-langit kota. Dari bangunan
modern hingga klasik bisa kita temukan bertebaran di kota ini. Walaupun
medernitas Surabaya tidak diragukan, tetapi pemerintah kota masih
mempertahankan bangunan-bangunan klasik bersejarah. Pihak pemerintah dan swasta
membentuk hubungan mutualisme dalam membangun Surabaya menjadi kota humanis.
Di Surabaya,
pengunjung bisa menikmati wisata shopping. Berbagai jenis kebutuhan bisa
didapatkan di mall-mall megah di tengah kota atau pasar-pasar tradisional yang
berada di pinggiran kota. Belum lagi keramaian-keramaian yang sengaja diadakan
oleh pemerintah maupun swasta seperti car free day dan berbagai jenis
pameran. Selain itu wisata alam juga bisa kita temui di sini seperti hutan mangrove
atau pantai ria Kenjeran.
Tidak
lengkap rasanya apabila berkunjung ke Surabaya tidak mengunjungi icon kota ini.
Museum 10 Nopember yang terletak di kompleks Tugu Pahlawan sebagai icon kota
Surabaya. Ketika memasukinya kita seakan masuk ke lorong waktu yang membawa
kita kembali pada masa perjuangan. Memberikan kesan kebangsaan bagi siapa saja
yang mengunjunginya.
Tak bisa
dipungkiri bahwa Surabaya telah dikenal dan termasyhur seantero jagat raya.
Tata kota yang mengagumkan membuat kota ini menarik untuk dijelajahi. Kota
seribu bunga sebagai nama lain dari Surabaya. Di setiap sudut kota, kita bisa
menemukan taman-taman dengan keanekaragaman bunga yang mempesona. Cocok bagi
siapa saja yang menyukai bunga-bunga atau sekedar mencari kesunyian dan
ketenangan pikiran ketika bosan dengan keramaian Surabaya.
Ketika sang
surya mulai berselimut awan, mega merah menampakkan kegagahannya. Berkolaborasi
dengan gemerlap lampu dari gedung-gedung pencakar langit dan sorot lampu
kendaraan yang menyatu dalam keindahan malam. Semakin malam Surabaya semakin
ramai dengan tampilan-tampilan budaya di gedung Cak Durasim atau di komples
Balai Pemuda, tempat mengeksplor ketrampilan dan pertunjukan adat budaya
daerah. Anak-anak dan orang tua berkumpul menjadi satu untuk berlatih atau
sekedar menyaksikan pertunjukan. Di sepanjang jalan juga bertebaran penjaja
kuliner khas Surabaya, lontong balap, nasi goreng jancuk, hingga olahan
semanggi. Kita bisa menikmati kuliner Surabaya dengan merasakan romantisme
malam kota ini. Dan juga pernak-pernik Surabaya bisa Anda dapatkan di Cak Cuk Surabaya.
Surabaya
kota strategis yang bisa diakses dengan menggunakan transportasi apa saja.
Terminal Bungurasih sebagai pintu masuk transportasi bus dan angkutan umum roda
empat lainnya. Stasiun Gubeng, Semut, dan Pasar Turi sebagai gerbang
transportasi kereta api. Bandara Juanda atau Pelabuhan Tanjung perak menjadi tempat
wisatawan asing pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya. Semuanya tersedia
di Surabaya, akses antarlokasi pun bisa dipilih dengan transportasi modern atau
tradisional. Mungkin jika sewaktu-waktu Anda ingin mengunjungi Surabaya,
Dari
keindahan pulau Jawa khususnya kota Surabaya, kita bergeser ke Aceh. Propinsi
paling ujung wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah yang dikenal
dengan julukan Serambi Mekkah. Tanah yang pernah diluluhlantakkan oleh
gelombang tsunami. Dan eksotisme Pulau Weh yang sangat menarik untuk
dikunjungi.
Seringkali
saya membayangkan bisa duduk-duduk di pantai Pulau Weh. Menikmati segarnya air
kelapa dan semilir angin sembari menyaksikan deburan ombak yang berduyun-duyun
menggulung pantai serta mega merah yang mengantarkan burung-burung kembali ke
sarangnya.
Sejak lama
saya ingin mengunjungi Aceh. Menikmati indahnya Pulau Weh dan bergumul dengan
masyarakat setempat. Mengunjungi masjid Raya Baiturrahman sebagai satu-satunya
bangunan yang tetap berdiri kokoh di antara bangunan-bangunan yang dihancurkan
gelombang tsunami. Mempelajari jejak-jejak Islam sejak kerajaan Samudra Pasai dan
merasakan lebih dekat tragedi bencana tsunami di Museum Tsunami Aceh.
Warna-warni bunga bermekaran di sudut jalan. Rindangnya pepohonan melambai-lambai dalam irama sunyi. Merah kuning hijau silih berganti sa...
Dalam kesendirian kutermenung,
sembari mengotak-atik gadget yang dewasa ini semakin memperluas wilayahnya
dalam menguasai alam pikiran manusia. Tiba-tiba muncul sebuah pengumuman akan
dilaksanakannya sebuah acara oleh komunitas Maiyah. Maiyah merupakan sebuah
komunitas yang diasuh oleh Cak Nun, panggilan akrab dari seorang budayawan
Nusantara, Emha Ainun Nadjib. Komunitas ini tersebar di seluruh wilayah
Nusantara dengan memiliki nama forum berbeda di setiap kota yang diadakan
setiap bulan. Padhang Bulan di Jombang, Bangbang Wetan di Surabaya, Gambang Syafaat di Semarang, Yogyakarta dan Kenduri Cinta di Jakarta. Namun, yang
membuat saya sempat kaget agenda kali ini di luar forum yang memang telah rutin
setiap bulannya. Melihat alamat tempat dilaksanakannya acara, saya teringat
oleh salah sahabat, Dicky, yang rumahnya berada di sana, Pagerwojo, Sidoarjo.
Tanpa pikir panjang, saya segera menghubunginya sekaligus menyampaikan
keinginan hati untuk berkunjung ke rumahnya.
Keterbatasan pengetahuan tak
membuat saya takut menjelajahi Nusantara. Setali tiga uang dengan perjalanan
menuju acara ini, dengan bantuan sahabat Dicky akhirnya kami bisa sampai ke tempat tujuan. Namun, acara kali ini tidak
sebesar acara-acara yang memang sudah rutin digelar. Secangkir kopi menemani
malam ini. Sebelum meninggalkan lokasi, kami menyempatkan diri untuk
mengunjungi pesarean Mbah Ali Mas’ud untuk sekedar mengetahui napak tilas
kehidupan beliau.
Waktu subuh semakin dekat, saya
bersama sahabat Dicky menikmati hidangan sahur di rumahnya. Teras yang begitu
luas menjadi saksi bisu persahabatan kami. Selepas makan sahur, kami bergeser menuju
rumah sahabat Furqon yang tak jauh dari sini. Sepanjang perjalanan tidak satu
pun kendaraan yang melintas, udara pagi pun cukup menggetarkan tubuh kami. Di
tengah perjalanan, kami terjebak kemacetan bahkan ditutupnya jalan raya akibat
kebakaran yang terjadi. Kebakaran tersebut ketika saya menulis cerita ini
menjadi trending topic di Jawa Pos. Kami harus memutar jalan dan
beberapa menit kemudian sampai di depan rumah sahabat Furqon. Tak ada cahaya
satu pun yang terlihat, hanya dari beberapa kendaraan yang kebetulan melintas.
Tepat sebelum salat subuh
dikumandangkan, listrik kembali normal sehingga cahaya pun bertebaran di
mana-mana. Kami pun menunaikan salat Subuh secara berjamaah di masjid yang
menurutku cukup megah. Masjid ini terletak tepat di depan rumah sahabat Furqon.
Ternyata tidak hanya bangunannya, tetapi bacaan Al-Qur’an sang imam cukup
meneduhkan hati. Selepas itu, kami mengobrol banyak hal tentang perkuliahan
kami selanjutnya dan juga menelorkan rencana untuk berkunjung ke Syaikhona
Kholil, Bangkalan.
Menjelang terbitnya sang surya,
saya bersama sahabat Dicky kembali ke rumah untuk mempersipkan diri mengikuti
halaqah linguistik di rumah salah satu dosen Pendidikan Bahasa Arab, Ust. Nasir
Abd. Rahman. Sayup-sayup mata ini mendengarkan penjelasan beliau tentang
macam-macam makna, maklum saja semalaman belum sempat istirahat. Setelah
halaqah, kami mengikuti pelajaran Bahasa Arab dan saya memutuskan untuk
bergabung. Melelahkan memang perjalanan kali ini, tapi bertemu dengan
orang-orang luar biasa memberikan energi bagiku untuk semakin menatap masa
depan, melangkah pasti menggapai mimpi.
Maiyahan di Pesarean Mbah Ud
by
www.ardiansyahbs.com
on
15:36
Dalam kesendirian kutermenung, sembari mengotak-atik gadget yang dewasa ini semakin memperluas wilayahnya dalam menguasai alam pikiran ma...
Ibarat mata uang, menulis dan
retorika adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Setali tiga uang
dengan Al-Khidmah dan Bangbang Wetan, Al-Khidmah dengan konsep jam'iyyah
menjadikan persamaan sebagai power dan Bangbang Wetan dengan konsep ma'iyyah
menjadikan perbedaan sebagai identitasnya.
Pergerakan dwi warna, hijau dan
putih, menghiasi jalanan Surabaya siang ini. Cukup menyibukkan para petugas
dalam menjaga ketertiban lalu lintas. Tapi sepertinya mereka lebih fokus mengawal pergerakan si hijau menuju Stadion Tambaksari.
Karena si putih bergerak menuju arah Suramadu dengan tertib, berpusat di Ponpes
Al-Fitrah Surabaya dalam rangkaian acara tahunan, Haul Akbar.
Diawali dengan tawassul, dilanjutkan
dengan Istighsah, kemudian khatmil Qur'an, diteruskan dengan tahlil, dilengkapi
dengan pujian maulidurrosul dan diakhiri dengan mauidhoh hasanah oleh Habib
Umar bin Abdullah Al-Jailany min Makkah Al-Mukarramah bil arabiyyah yang
diterjemahkan oleh Panglima Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaaf dari Tegal.
Beliau menjelaskan betapa
berungtungnya kita diberi kesempatan untuk hadir, berkumpul dalam majlis
Rasulullah. Menenangkan jiwa, membasahi lisan dengan kalimat Laa ilaha
illallah, Tiada Tuhan Selain Allah, berulang-ulang agar kita terbiasa dan mampu
mengucapkan kalimat itu ketika sakaratul maut.
Lebih lanjut beliau menceritakan
beratnya kehidupan rumah tangga yang dikeluhkan Fatimatus Zahra kepada Ayahnya,
Muhammad SAW. Sehingga menyebabkan Fatimah ingin mengambil pembantu. Rasulullah
pun menjawabnya bahwa tidak ada yang lebih baik dari mengucapkan takbir,
tahlil, tahmid dan tasbih, daripada memasukkan pembantu dalam rumah tangga.
Beliau juga menerangkan sejarah
besar Isra' Mi'raj. Betapa pentingnya perintah shalat, terutama yang dilakukan
dengan berjamaah. Penegasan tentang keutamaan shalat jamaah subuh yang sangat
mempengaruhi kehidupan seakan menjadi sentilan, khususnya bagi dunia kampus.
Salah seorang sahabat juga pernah menulis, jangan pernah menemui komunitas ini
di pagi hari, karena merupakan jam tidur setelah semalaman bermain 'kopik'.
Siapakah komunitas ini? tanyakan pada rumput yang bergoyang.
Dinginnya malam berganti dengan
hangatnya obrolan. Pekatnya secangkir kopi pun sebagai pelipur rindu, setelah
lama tak berjumpa karena kesibukan masing-masing. Maka, di tempat ini lah kita
kan selalu bersua. Mencurahkan kisah kehidupan di belahan bumi lain. Saling
menguatkan dalam menjalani kontestasi hidup yang tiada henti.
Waghfir likullidz dzunuub, wastur likullil 'uyuub.
Shalom 'alaik.
Ibarat mata uang, menulis dan retorika adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Setali tiga uang dengan Al-Khidmah dan Bangbang ...
Sengatan
sinar mentari mulai terasa. Memancarkan kegagahannya di setiap penjuru bumi.
Pantulan cahayanya di kaca-kaca gedung pencakar langit membuat siang ini
semakin panas. Kendaraan bermotor pun tak kalah bersaing untuk memantulkannya,
sembari menyepulkan asap dan memeriahkan suasana jalan raya. Keberangkatan yang
telah direncanakan sejak beberapa hari yang lalu sempat menuai sedikit
rintangan. Saya bersama sahabat Humam harus kembali setelah ingat bahwa
surat-surat kendaraan yang kami kendarai ternyata kurang lengkap. Beruntung
jarak yang kami tempuh masih tidak terlalu jauh. Setelah kembali mengambil
Surat Tanda Nomor Kendaraan, kami pun berangkat dengan harapan mendapat
pengalaman dan ilmu baru.
Sepanjang
perjalanan, tidak ada kemacetan yang kami temui. Jalanan terlampau lengang dan
beberapa kali saya melihat media sosial guna mengetahui proses administrasi di
lokasi. Beberapa sahabat memang sudah datang sejak kemarin dan banyak info
penting yang mereka berikan.
Jauhnya
perjalanan yang harus kami tempuh membuat rasa kantuk mulai berdatangan.
Beberapa kali sahabat Humam menggunakan strateginya untuk mengejutkan saya
dengan harapan rasa kantuk itu hilang. Akhirnya, kami memutuskan untuk rehat
sejenak di salah satu warung kopi di perbatasan Pasuruan - Malang. Secangkir kopi hitam berhasil menghilangkan
rasa kantuk dan perjalanan pun dilanjutkan.
Tujuan kami
menuju lokasi tempat berlangsungnya acara. Ketidaktahuan kami atas lokasi dan
jalan menuju lokasi tersebut membuat saya mengandalkan Google Maps. Ternyata
setelah beberapa menit proses mencari akhirnya sampai di lokasi. Suasana di
lokasi terbilang cukup sepi. Maklum saja, acara dimulai masih lama sekitar
pukul 16.00 WIB, sedangkan kedatangan kami tepat pukul 12.00 WIB.
Waktu yang
ada kami gunakan untuk istirahat, shalat dan mengisi energi. Proses penukaran
tiket cukup mudah, antrian tidak terlalu padat. Hingga sampai sang surya mulai
lingsir, pengunjung mulai berdatangan. Tiket gratis menarik 25.000 mahasiswa ke
tempat ini. Beberapa hiburan di luar panggung utama juga mulai ditampilkan.
Tiba-tiba di tengah keasyikan itu, pintu utama stadion Brantas tempat panggung
utama telah di buka. Kami pun dengan segera mengantri.
Dari sinilah
perjuangan di mulai, antrian dalam memasuki stadion tidak terorganisir dengan
baik. Ribuan peserta berdesakan dan saling dorong. Beruntung di antara peserta
masih ada pengertian mengingat peristiwa Mina yang terjadi pekan lalu.
Dinginnya udara di kota Batu seakan menjadi panas di antara himpitan ribuan
peserta.
Rasa puas tampak
di raut muka setiap peserta ketika berhasil memasuki stadion. Panggung nan
megah dalam stadion yang luas membuat takjub siapa saja yang menyaksikannya.
Gemerlap pencahayaan lampu panggung cukup mencerahkan suasana malam hari di
kota Batu. Tidak lama setelah itu, beberapa hiburan ditampilkan. Mulai dari
penyanyi solo dan band menghibur ribuan penonton di dalam stadion. Najwa Shihab
sebagai tuan rumah Mata Najwa pun menyapa penonton dengan riang gembira.
Satu per
satu pembicara kemudian naik ke panggung. Di mulai dari kelompok seniman yang
dalam kesempatan ini diwakili oleh Sujiwo Tedjo dan Lis Hartono yang lebih
dikenal dengan Cak Lontong. Kehadirannya di panggung dengan gaya yang kocak.
Penampilannya yang kocak ternyata berhasil menipu anggapan masyarakat luas.
Kedua orang tokoh ini ternyata orang jenius ketika masih menjadi mahasiswa.
Sujiwo Tedjo
adalah mahasiswa jurusan Matematika di ITB. Dia memang ahli matematika sejak
masa sekolah. Tetapi, keedanannya sudah nampak sejak masa itu. Dia jarang
sekali masuk sekolah tetapi ketika akan dilaksanakan ujian Matematika, rumahnya
selalu penuh dengan teman-temannya yang belajar matematika kepadanya. Dalam
penjelasannya dia meluruskan anggapan masyarakat umum yang selalu mengaitkan
matematika dengan angka. Padahal yang dibangun dalam matematika adalah
kemampuan menangkap sebuah pola dari segala sesuatu yang sebelumnya tak
berpola. Dia juga sempat pindah jurusan Teknik Sipil di ITB juga karena ada
anggapan bahwa mahasiswa Teknik Sipil lebih disukai perempun.
Sementara
itu, Lis Hartono atau Cak Lontong adalah mahasiswa Teknik Elektro ITS. Ketika
ditanya bagaimana sejarah panggilan Cak Lontong, dia menjawab dengan simpel.
Cak Lontong itu dari bentuk tubuhnya yang kurus panjang seperti lontong. Dia
beranggapan bahwa tekanan berbanding lurus dengan gaya. Maksudnya, ketika hidup
seseorang merasa banyak tekanan, berarti dalam menjalani kehidupannya mereka
terlalu banyak gaya.
Di tengah
kekocakan dua seniman tersebut, muncullah dua politisi ke atas panggung. Dengan
menggunakan sepeda motor jadul, Gus Ipul membonceng Pramono Anung sampai ke
atas panggung. Setelah menyapa para penonton, Pramono Anung yang sekarang
menjabat sebagai sekretaris kabinet pemerintahan Presiden Jokowi beranggapan
bahwa sepeda tersebut mengingat memori ketika masih belajar, kehidupan itu
naik-turun seperti jalan raya. Dia suka berantem sekaligus profokator dan suka
tebar pesona. Awal perjalanan perpolitikannya ketika menjadi ketua BEM di ITB.
Ya, dia satu almamater dengan Sujiwo Tedjo.
Sementara Gus
Ipul yang sekarang menjadi wakil gubernur Jawa Timur ketika sekolah tidak
serius dan dulu pernah aktif menjadi penjaga gawang. Menjadi politisi memang
sedikit merepotkan, ketika beraksi dianggap pencitraan tetapi ketika diam
dianggap tidak kerja. Kemudian datanglah seniman perempuan yang tidak asing
lagi yaitu Syahrini. Ketika tokoh ini berbicara, seakan keempat tokoh lain
terbius, entah karena apa. Panjang lebar penjelasan dari kelima pemateri
tersebut diakhiri oleh kesimpulan dari Najwa Shihab.
“Keberanian
adalah modal pertama. Ijazah cuma selembar kertas di atas meja. Kehidupan keras
yang penuh persaingan bisa diatasi dengan kematangan dan pengalaman. Kemampuan
membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah persaingan.
Fokus pada target dan cita-cita, cemooh dan ejekan lebih baik abaikan saja.
Berani mengambil jalan tak biasa agar tampak mencolok dan istimewa. Tidak gampang
takut oleh kegagalan, terus mencipta momen kebangkitan. Saatnya berbuat dan
berkarya, susun rencana sekarang juga, mulailah secepatnya. Keberhasilan
hanya soal waktu bagi mereka yang tekadnya sekeras batu.”
Usai acara
kami segera meninggalkan lokasi dan menuju ke alun-alun Batu. Sembari menghirup
kesejukan udara malam kota Batu, kami membersihkan jiwa dan raga. Suasana
masjid yang begitu tenang seakan membawa kesejukan sanubari. Arsitektur dan
ornamen masjid yang begitu megah menjadi kenangan tersendiri bagi siapa saja
yang hadir.
Gemerlap
pesona malam wisata alun-alun Batu bisa juga sebagai alternatif. Muda-mudi yang
sedang memadu kasih banyak kita temui. Aneka jajanan makanan juga bisa kita
nikmati. Di pojok alun-alun, stan paling ramai menjual aneka macam ketan. Sambil
menyusun rencana esok hari, kami menikmati hidangan ketan yang telah kami pesan
sebelumnya. Malam ini kami bermalam di kontrakan salah satu sahabat di sekitar
UIN Maliki. Udara dingin yang menusuk tulang cukup mengganggu dan tak terasa
kami larut dalam perbincangan.
Pagi harinya
kami meninggalkan Malang. Dalam perjalanan pulang kami mampir di salah satu
pusat oleh-oleh. Bakpao Telo, pusat oleh-oleh yang berbahan dasar telo.
Keripik, bakpao hingga es krim rasa telo. Aneh memang, tapi punya sensasi
tersendiri. Setiap perjalanan tentu ada hikmah tersendiri. Orang yang kita
temui adalah cermin bagi diri kita sendiri. Beruntunglah mereka yang bisa
mengambil pelajaran di setiap perjalanan.
Sengatan sinar mentari mulai terasa. Memancarkan kegagahannya di setiap penjuru bumi. Pantulan cahayanya di kaca-kaca gedung pencakar lan...
Untuk mempertahankan bahasa
bangsa-bangsa negara persemakmuran Indonesia, kiranya ketika berbicara dengan
orang tua menggunakan bahasa daerah setempat. Tentu dengan menggunakan bahasa
tingkat tinggi (halus). Namun, untuk mempelajarinya perlu kesabaran tingkat
dewa, karena yang biasa kita dengar adalah bahasa tingkat rendah (kasar).
Perjalanan di negara bangsa-bangsa
seperti Indonesia memang sangat menarik dan tak bosan-bosannya dilakukan.
Perjalanan kali ini saya lakukan bersama sahabat Humam ke kota Bangkalan. Kota
dengan perwatakan penduduknya yang terkenal kasar ini mempunyai daya tarik
spiritual tersendiri, selain wisata kuliner Bebek Sinjai yang mulai mendunia.
Benar memang apa yang dikatakan orang-orang tentang stan Bebek Sinjai, cukup
ramai pengunjung yang datang.
Ini pertama kalinya saya berkunjung
ke kota Bangkalan. Dan untuk awal yang baik, tak kusia-siakan kesempatan
berkunjung ke pesarean Syaikhona Kholil, seorang ulama’ besar
yang konon katanya adalah guru ulama’ besar di Pulau Jawa. Lokasi makam
berada di samping masjid. Situasinya ketika itu cukup ramai, hanya beberapa
tempat kosong yang terlihat di dalam masjid. Ukuran masjidnya sendiri tidak
cukup luas, tetapi ornamennya yang detail dan indah memberikan kenangan
tersendiri bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Malam ini kami bermalam di rumah
dosen sekaligus teman sharing Cak Zaini Tamim, dosen muda yang banyak
disukai para mahasiswi. Kami bercerita panjang lebar hingga tak terasa sudah
larut malam. Selama kami di rumah beliau, tak henti-hentinya suguhan makanan dihidangkan.
Beberapa sudah biasa di lidah, tetapi ada juga yang masih terasa aneh.
Sejuknya embun pagi mengiri kami
menuju pendopo I kabupaten Bangkalan, tempat berlangsungnya Haul Akbar
Kabupaten Bangkalan. Majlis berjalan dengan lancar sesuai yang telah
diagendakan, tetapi tiba-tiba di tengah berjalannya acara ada sebagian jamaah
yang berbuat anarkis dan merusak ornamen melati.
Entah apa yang ada dalam pikiran mereka, padahal majlis belum selesai malah
berebut ornamen melati.
Perjalanan kembali menuju Surabaya
sempat kesulitan. Banyaknya cabang jalan dengan sedikit penunjuk arah membuat
beberapa jamaah kebingungan. Tapi bagi kami, tidak membutuhkan waktu lama
menemukan jalan pulang. Sesampai di Surabaya kami rehat sejenak dan segera
menuju Hotel Empire, tempat berlangsungnya pameran ekonomi syariah. Saya
bertemu sahabat-sahabat yang kebetulan travelnya mengikuti acara ini. Sesekali
saya berlagak seperti pelanggan yang akan berangkat umroh.
Untuk mempertahankan bahasa bangsa-bangsa negara persemakmuran Indonesia, kiranya ketika berbicara dengan orang tua menggunakan bahasa da...