There is nothing that wastes the body like worry, and one who has
any faith in God should be ashamed to worry about anything whatsoever.
(Gandhi)
Tidak ada
yang lebih menghabiskan waktu daripada kekhawatiran, dan orang-orang yang
mengaku percaya pada Tuhan patut malu apabila mereka khawatir mengenai sesuatu
hal. Kekhawatiran tersebut bisa berwujud apa saja, dan bersumber dari mana
saja. Umumnya, semua itu terjadi karena hati bersandar kepada selain-Nya. Dan seringkali
lupa bahwa tugas pertama manusia bukanlah bersyahadat, salat, zakat, puasa atau
haji, melainkan iqra! Iqra bermakna ibarah, untuk orang awam. Bermakna
isyarah untuk orang khawas. Bermakna lathaif untuk para wali. Dan bermakna
haqaiq, bagi para Nabi. Oleh karenanya, teosofi hadir dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah dengan meluruskan akal, melembutkan hati dan mensucikan
rohani.
Hati
sebagai tolak ukur dan otak mengonversinya menjadi perintah dalam
tindakan-tindakan. Ada empat gelombang energy otak berdasarkan urutan
kesadarannya, beta, alpha, theta dan delta. Beta, gelombang otak
dalam kondisi aktif, bekerja, bermain atau berbicara. Alpha, gelombang
otak dalam keadaan relaksasi, merenung dan relative lebih tenang. Theta,
gelombang otak dalam kondisi meditasi, bermimpi atau batas kesadaran akhir. Ilham
dan wahyu hadir di suasana theta. Dan Delta, gelombang otak dalam
kondisi terlelap, sebagai penyembuhan alamiah. Kondisi tersebut berubah
secara dinamis dan perlu dimaksimalkan. Agama berperan mengatur perubahan
gelombang tersebut dengan shock therapy. Tanpa sadar, hal-hal sederhana
yang dilakukan setiap hari merupakan shock therapy, cara Tuhan mengatur
gelombang otak manusia, seperti berwudhu, menjawab adzan, fokus pada kiblat,
dsb.
Seorang
non-muslim pakar neurologi menulis desertasi tentang wudhu. Dalam desertasi
tersebut menyebutkan bahwa pusat kesadaran manusia ada tiga, yaitu wajah,
tangan dan kaki. Oleh karenanya, jika ketiga wilayah tersebut dibasuh dengan
air sejuk, akan mengembalikan konsentrasi. Maka sebenarnya, aktivitas wudhu baik
dilakukan oleh semua umat manusia, tidak hanya Islam. Desertasi tersebut
ditulis berdasarkan QS. Al-Maidah ayat 6, berikut ini:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ
الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا
صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ
اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
Niat
wudhu secara tidak langsung merubah air biasa menjadi berenergi. Imam Syafii
melarang mengeringkan sisa air wudhu, tidak
berbicara tentang dunia antara wudhu dan salat, karena mengurangi energy air
wudhu dan kekhusyukan. Wudhu diharapkan mampu membersihkan fisik dan rohani,
sehingga membentuk pribadi paripurna.
Sabtu, 31 Agustus 2019
There is nothing that wastes the body like worry, and one who has any faith in God should be ashamed to worry about anything whatsoever....
Editor Day's 2019
http://www.mediafire.com/file/zo3rxgijz54t673/Editors_Day_2019.rar/file
Kebijakan Peningkatan Manajemen Riset
http://www.mediafire.com/file/5xjim51elxll155/Kebijakan_Peningkatan_Manajemen_Riset_dan_Publikasi_Ilmiah_Tahun_2019.rar/file
WoS Evolution Criteria
http://www.mediafire.com/file/bjy3xmr7lluzvtr/Pamphlet_WoS_Evaluation_Criteria.rar/file
Pamflet WoS
http://www.mediafire.com/file/ua32xjtqkr6dv93/Pamphlet_WoS.rar/file
Pedoman Journal Editor
by
www.ardiansyahbs.com
on
18:27
Editor Day's 2019 http://www.mediafire.com/file/zo3rxgijz54t673/Editors_Day_2019.rar/file Kebijakan Peningkatan Manajemen Riset ...
Makalah Undangan
https://drive.google.com/open?id=1JlTKFM8dJ7nGKPMwyHekO3J7y8VooqKy
Makalah Seleksi
https://drive.google.com/open?id=1XUVaeKVpYZrcyHNgfeMObvMqE96qjEEX
PowerPoint
https://drive.google.com/open?id=1fnxwDCe8YJLPULxj1KHHySsuDAkFvXFl
CV
https://drive.google.com/open?id=1yjFDpA6cfMzoN0Glz5r-QAHQaV6f4JdA
Conflict and Violence: Historical Reconstructions and Cultural Resolutions
by
www.ardiansyahbs.com
on
17:49
Makalah Undangan https://drive.google.com/open?id=1JlTKFM8dJ7nGKPMwyHekO3J7y8VooqKy Makalah Seleksi https://drive.google.com/open?id...
Pendahuluan
Tradisi ulama dalam bidang keilmuan,
secara umum ada dua yang menjadi kebiasaan. Pertama, menyiapkan orang yang
paham ilmu agama dan melakukan perbaikan, baik dengan dakwah maupun
perang/perjuangan (i’dad al mutafaqqihin wa al mushlihin da’watan wa qitaalan).
Kedua, menjaga dan memperbaiki umat, baik aspek agama maupun kemasyarakatan
(himayat al ummah wa ishlahiha diiniyyatan wa ijtima’iyyatan).
Pasca reformasi, berbagai macam aliran
dan ideologi baik yang tumbuh dari spirit Barat maupun Islam muncul ke permukaan,
baik aliran yang embrionya telah lama ada dalam tubuh masyarakat Islam
Indonesia, maupun ideologi-ideologi baru yang di import dari luar dengan pola
gerakan transnasional dan radikal. Indonesia menjadi ajang pertarungan berbagai
macam ideologi yang kebanyakan bertentangan dengan spirit Islam maupun
keindonesiaan. Ideologi fundamentalis bercorak radikal, dengan bersuara lantang
seringkali mengklaim bahwa kelompoknya berada di garis yang paling benar dan
paling sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Kelompok di luar dirinya dianggap
sesat, ahli bid’ah, musyrik, dan anti memperjuangkan syariat.
Nahdlatul Ulama yang sedari awal berdiri
mengikuti ajaran Ahlussunnnah Wal Jamaah yang mengusung filosofi tawassut
(moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran) serta ta’adul (tegak lurus)
dalam beragama, ikut menjadi sasaran serangan kelompok-kelompok baru yang
cenderung ekstrim tersebut. Mereka menuduh Nahdlatul Ulama mengajarkan ajaran
Islam yang tidak murni, memasukkan nilai-nilai di luar Islam dalam beberapa
ritual keagamaan. Gerakan-gerakanradikal yang bercorak transnasional ini
semakin lama semakin kuat dan terus melebarkan sayapnya di segala penjuru
Indonesia. Varian dari kelompok-kelompok ini begitu banyak, meski memiliki
perspektif berbeda termasuk dalam detail pemahaman keagamaan, namun tujuan
gerakan yang dibangun cenderung sama, yakni formalisasi syariat Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
kelompok-kelompok garis keras ini menggunakan segala cara, bahkan tidak jarang
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Menuduh sesat dan kafir kelompok
lain yang tidak sefaham. Bahkan kekerasan atas nama agama adalah hal yang biasa
dalam pandangan mereka. Fenomena teror bom, perampokan bank seringkali
melibatkan kader-kader mereka dengan pembenaran yang didasarkan pada penafsiran
al-Qur’an maupun al-Hadis sesuai dengan kehendak mereka.
Dan akhir-akhir ini muncul IS (Islamic
State) yang dahulunya populer dengan ISIS yang sangat ekstrim, serta berupaya
merekrut anggota baru dari Indonesia. Dan masih banyak aliran dan ideologi lain
yang mengusung ideologi Transnasional dan anti NKRI, serta aliran sesat yang
juga banyak bermunculan. Dari fenomena tumbuh suburnya berbagai aliran Islam
radikal bercorak transnasional tersebut, disamping berdampak tereduksinya nilai-nilai
ajaran Islam, dalam konteks Indonesia juga berpotensi memecah belah kehidupan
berbangsa dan bernegara yang selama ini relatif aman dan damai di bawah payung
NKRI. Nahdlatul Ulama yang telah ikut berjuang memberikan kontribusi besar
dalam mendirikan Negara Indonesia serta selalu terlibat aktif mempertahankan
kedaulatan Negara Indonesia, merasa ikut bertanggung jawab atas munculnya
kelompok-kelompok baru yang mengusung ideologi yang cenderung berpotensi
merusak tatanan Islam dan bangsa Indonesia tersebut.
Nahdlatul Ulama sebagai ormas keagamaan
yang selalu memperjuangkan Islam toleran ala Ahlussunnah Wal Jamaah menyadari
jika ideologi Aswaja tidak dikokohkan dalam jiwa masyarakat Islam khsususnya di
Indonesia, dampaknya adalah Islam tidak lagi rahmatan lil alamin, namun
rahmatan lil hizbiyyin (kelompok). Nahdlatul Ulama juga menyadari hingga saat
ini sebagai satu-satunya ormas yang berada di garda depan pembela Pancasila dan
NKRI, jika tidak ikut mengawal umat Islam Indonesia, niscaya bangsa ini akan tercabi-cabik
karena pertikaian antar golongan. Potensi disintegrasi bangsa akan
meluluhlantahkan bangsa Indonesia yang telah dibangun oleh masyarakat Indonesia
yang banyak dimotori oleh para ulama yang mayoritas berfaham Ahlussunnah Wal
Jamaah.
Wawasan kebangsaan Ahlussunnah Wal
Jama’ah selaras juga dengan pandangan NU yang pada 1983 dalam Munas Alim Ulama
NU di Situbondo oleh para ulama dinyatakan secara gamblang bahwa Pancasila dan
NKRI adalah final. Tokoh NU kharismatik almarhum KH As’ad Syamsul Arifin jauh
sebelum Muktamar NU di Situbondo telah dengan keras dan lantang menyatakan
bahwa ia akan melawan pihak-pihak yang merongrong keutuhan NKRI.
Maka berdasar dari fenomena tersebut,
PWNU Jawa Timur melalui Aswaja NU Center PWNU Jatim sebagai sayap perjuangan
Nahdlatul Ulama khususnya dalam penguatan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah,
mempunyai beberapa programkerja yang telah direncanakan baik dalam waktu yang
berkala mapun ensidentil sesuai dengan kebutauhan masyarakat. Penyelenggaraan
program Aswaja secara berkala ini juga diharapkan mampu menemukanformula yang
dikemudian hari bisa ditindak lanjuti oleh pihak terkait, mendeteksi
perkembanganpaham-paham non Aswaja, dan terumuskannya kegiatan yang menjadi
follow up pada masa berikutnya sebagai upaya menjaga meneguhkan nilai-nilai
Islam Ahlussunnah Wal Jamaah serta
menjaga keutuhan umat Islam dan bangsa.
Akhiron, dengan berbekal kemampuan yang
dimiliki oleh dewan pakar daerah Jawa Timur
terbentuklah ASWAJA NU Center PWNU Jawa Timur dengan berbagai program
yang telah diselenggrakan ini bisa menjadi acuan dalam mewujudkan gerakan
ASWAJA NU Center Nasional di bawah naungan PBNU.
Legalitas
Aswaja NU
Center Jatim dibentuk oleh PWNU Jawa Timur yang diresmikan pada 31 Januari 2011
oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama: Drs H. As'ad Said Ali.
Dan Alhamdulillah sekarang ini telah terbentuk ASWAJA NU Center di Mayoritas
cabang NU di Jawa Timur untuk melaksanakan program kerja serempak untuk
membentengi diri dari aliran-aliran lain yang terus berkembang pula. Selain itu
juga memeberikan pemahaman kepada masyarakat tentang amaliyah-amaliyah yang ada
dalam NU Sendiri, misalnya dari mulai tradisi kelahiran sampai kematian, serta
hal-hal yang berkaitan dengan Ahlussunnah Wal Jamaah.
Sejarah
Kelahiran
Aswaja NU Center Jatim, sebagai markaz
Ahlussunnah wal Jamaah di tingkat Jawa Timur tidak lahir secara kebetulan.
Berawaldari kajian Islam yang memfokuskan materi pada bidang keaswajaan yang
dikenal dengan nama Kajian Islam
Ahlussunnah wal Jama’ah atau disingkat KISWAH. Kajian ini diprakarsai oleh para
tokoh PWNU Jatim, mulai dari Rais Syuriah hingga Katib Syuriah, dan dibahas
pada saat rapat harian di PWNU Jatim.
Pada awalnya KISWAH dilaksanakan pada bulan Ramadhan tahun
2010 dengan pemateri dari Dewan Syuriah PWNU Jatim. Setelah bulan Ramadhan
berakhir Dewan syuriah sangat menyayangkanjika KISWAH juga ikut berakhir.
Selain itu karena dianggap sangat penting di dalam menanggulangi derasnya arus
faham lain, maka KISWAH harus dilanjutkan. Lalu KISWAH dilaksanakan setiap
sebulan sekali oleh Lajnah, lembaga dan Banom yang telah dijadwal.
Setelah berjalan selama kurang lebih satu
tahun, dan telah berhasil mengadakan TOT
(Training of Trainer) Aswaja, dan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif, maka dibentuklah suatu perangkat khusus untuk menangani secara
serius program-program keaswajaan sebagai kelanjutan KISWAH. Sehingga sesuai
amanat Konferwil PWNU Jatim, dan diprakarsai oleh para tokoh PWNU Jawa timur,
diantaranya Rais Suriyah dan Wakilnya, KatibSuriyah dan Wakilnya, yang
selanjutnya dirapatkan PWNU JawaTimur dan menjadi keputusan hasil rapat harian
PWNU Jawa Timur.
Pada tanggal 31 Januari 2011 bertepatan dengan peringatan Harlah NU ke 85
di PWNU Jawa Timur dilaksanakan launching perangkat pelaksana program kajian
Islam keaswajaan bernama ASWAJA NU CENTER JATIM.
Visi
Terwujudnnya
Wawasan Keislaman Aswaja sesuai keberagamaan
Rasulullah Saw bersama para sahabat.
Misi
Mengaktualisasi
pemahaman umat tentang keislaman Aswaja NU.
Meningkatkan pemahaman, penghayatan,
pengamalan (menginternalisasi) Islam Aswaja NU sebagai perilaku umat dalam
kehidupan sehari hari.
Tujuan
Membentuk
masyarakat Aswaja NU yang dapat membentengi diri dari faham lain dan dapat meyakinkan
orang lain atas kebenaran faham Aswaja NU.
Program
Kegiatan
Secara
umum, Program kegiatan aswaja NU center PWNU Jawa Timur, ada dua. Pertama
Bersifat Rutin dan kedua Insidentil. Bersifat rutin misalnya mengisi Hujjah
Aswaja di TV 9 Rutin Setiap Senin malam selasa jam 19.00-20.00, KISWAH setiap
Sabtu Sore jam 14.30-16.30 di Mushola PWNU, Share materi ngaji Aswaja Setiap
hari kecuali Jumat dan Ahad, menerbitkan buletin sebulan Sekali, menjalankan
mobil aswaja ke masjid-masjid setiap jumat dengan memasarkan buku dan kitab
rujukan aswaja, serta dauroh. Adapun
yang insidentil, biasanya bersifat partisipasi menjadi narasumber, dan
partisipasi lainya. Dari beberapa gambaran diatas, berikut kami laporkan
berdasar devisi:
Devisi
USWAH (Usaha Sosialisasi Ahlussunnah wal Jamaah)
Devisi
BISWAH (Bimbingan dan Solusi Ahlussunnah Waljamaah)
Devisi
DAKWAH (Daurah Kader Ahlussunnah Waljamaah)
Devisi
KISWAH (Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah)
Devisi
MAKWAH (Maktabah Ahlussunnah Waljamaah)
Pendahuluan Tradisi ulama dalam bidang keilmuan, secara umum ada dua yang menjadi kebiasaan. Pertama, menyiapkan orang yang paham ilmu...
KH. Fuad Afandi* - Pemimpin pondok
pesantren ini merupakan seorang kyai yang istimewa karena beliau bisa memadukan
antara teori dan praktek, temuannya yang fenomenal di bidang pertanian adalah
MFA (Mikroorganisme Fermentasi Alami) yaitu sebuah formula yang dapat
mempercepat proses pembusukan pupuk dengan air liur manusia. Temuan beliau
lainnya adalah ciknabat, inabat, sinabat dan betapur.
Berikut merupakan temuan dalam bidang
pertanian yang merupakan terobosan daru dari Mang Haji Fuad yaitu, Ciknabat
adalah formula pestisida nabati yang berbahan dasar sikur atau kencur dan
bawang putih. Inabat adalah insektisida yang terbuat dari kacang, cabai,
bawang, temulawak dan air. Sinabat adalah sirsak nabati yang berasal dari biji
sirsak dan daun artuse. Sementara betapur merupakan campuran betadin dan kapur.
Penemuan
Mikroorganisme Fermentasi Alami (MFA)
Temuan MFA berawal ketika sisa-sisa pakan ternak dijadikan pupuk. Namun,
kendala saat itu, memakan waktu sekitar 3 bulan hingga pupuknya busuk. Jika
waktunya kurang, tanaman bukannya subur, malah mati. Kemudian KH Fuad Affandi
teringat akan koleganya, Prof Entang, di Belanda, sewaktu ia menerima tawaran
pemerintah untuk belajar bercocok tanam pada 1987 di Universitas Wageningen,
Belanda, Fuad menyampaikan keluhan ihwal lamanya pembusukan pupuk itu. Prof.
Entang menyampaikan melalui telepon bahwa bila kita makan pagi busuk sore,
kalau kita makan sore busuk pagi. Proses tersebut tidak menunggu lama apalagi
di dalam perut.
Kebiasaan bakteri, kalau tidak ada makanan yang masuk dalam waktu cukup
lama, mereka akan naik untuk memakan sisa makanan yang ada di dalam rongga
mulut. Maka ketika naik itulah, tepatnya saat manusia bangun dari tidur malam,
bakteri beranjak ke mulut. Kemudian dengan cara berkumur-kumur bakteri ini bisa
diambil. Menjelang
subuh, sesudah bangun tidur malam sang Kiai menyuruh para santri untuk
menampung air bekas kumur-kumur ke dalam kaleng yang telah disediakan di depan
pondok.
Untuk menjaga agar bakteri itu tetap hidup, Mang Haji memasukkan molase
atau gula putih, dedak, dan pepaya ke dalamnya sebagai makanan bakteri. Setelah
beberapa hari, air liur santri berubah menjadi cairan kental berwarna keruh.
Untuk memeriksa apakah bakteri itu masih hidup atau mati dengan cara mencium
baunya. kalau tercium aroma coklat, berarti bakteri masih hidup. Namun, jika
tercium bau bangkai, berarti bakteri itu sudah mati. Setelah itu cairan berisi bakteri yang masih hidup
disiramkan ke bahan pupuk yang terdiri dari limbah sayuran dan kotoran ternak.
Dari penemuannya ini, proses pembusukan berlangsung hanya dalam waktu 15 hari.
Jauh lebih cepat dibandingkan proses sebelumnya, yang memakan waktu hingga 3
bulan.
Pada sesi
sambutan Mang Haji bercerita bahwa setelah
mengambil alih kepemimpinan pondok pada tahun 1970, Mang Haji membuat banyak gebrakan dan terobosan.
Terdapat lima ideologi pesantren yang beliau rubah dari sebelumnya. Pertama,
sekolah formal diharamkan pada zaman ayahnya, namun Mang Haji menguatkan
penting untuk sekolah tinggi. Kedua, tidak boleh berhubungan
(berpolitik) dengan penguasa, namun Mang
Haji menekankan penting untuk menjalin interaksi dengan orang-orang nomor satu
di negeri ini. Ketiga, rumah tidak boleh bertembok, sekarang
bangunan-bangunan bertembok kokoh berdiri di dalam lingkungan pondok sebagai tempat menuntut ilmu dan asrama para santri. Keempat, tidak boleh
ada kamar mandi di dalam rumah,
sekarang difasilitasi kamar mandi di setiap ruangan. Kelima, tidak boleh
menggunakan peralatan elektronik, namun kini alat-alat digital lengkap
terpasang untuk memenuhi kebutuhan pondok.
Mang Haji mampu
mengubah mindset larangan-larangan
dari tradisi pesantren terdahulu menjadi suatu gagasan yang mampu
membangun pesantren sekaligus memberdayakan desa. Pemberdayaan santri di Pondok
Pesantren Al Ittifaq adalah
melalui agrikultur, sehingga pondok pesantren ini terkenal dengan tarekat Sayuriyah-nya. Sistem
pesantren ini terdapat santri salafiyah (yang asli mondok) dan santri
hafasyiyah (santri yang sambil sekolah formal). Untuk santri salafiyah, selain
mengaji santri juga diberdayakan untuk bekerja di koperasi Al Ittifaq untuk
melayani suplai sayuran. Santri tersebut juga ditempatkan sesuai pendidikan
terakhir yang ditempuh. Untuk lulusan SD, santri ditempatkan di bagian ladang
untuk sortir dan distribusi sayuran. Untuk santri yang lulusan SMP ditempatkan
pada bagian desain produk dan kemasan. Sedangkan untuk lulusan SMA ditempatkan
di bagian marketing. Pondok pesantren Al Ittifaq mampu mengirim hingga 3 ton sayuran per hari dengan sortir sayuran dilakukan berdasarkan kualitasnya antara lain:
Grade 1 merupakan
sayuran yang memiliki kualitas terbaik untuk dijual ke supermarket dan pasar
modern
Grade 2 merupakan
sayuran dengan kualitas sedang dijual di pasar tradisional
Grade 3 merupakan
sayuran olahan dalam bentuk makanan lain yang dapat dijual
Grade 4 merupakan
sayuran yang dikonsumsi pribadi
Grade 5 merupakan
sayuran untuk pakan ikan dan ternak
Mang Haji berprinsip tidak ada barang dari Allah
yang terbuang sia-sia. Menurut Mang Haji, pekerjaan paling berkah adalah bertani. Karena petani
tidak hanya menanam padi dan tanaman untuk beliau dan keluarga, namun untuk
hajat hidup orang banyak, dan juga ladang sedekah untuk banyak makhluk Allah.
Mang Haji juga berbagi terkait poin kesuksesan beliau hingga saat ini, yakni
disiplin yang tinggi, kerja keras tanpa batas, etos kerja yang tinggi, dan
penghargaan terhadap internalisasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Hal terpenting yang dititipkan oleh Mang Haji dan menjadi
pesan bagi seluruh awardee adalah:
Pertama, orang yang berilmu pasti dicari uang, seperti halnya
gula yg selalu menarik para semut
Kedua, santri harus punya harkat, derajat dan martabat, yang
nantinya akan menghasilkan adab
Ketiga, merubah Kebiasaan butuh waktu 4 tahun
Kelima, kunci sukses adalah sholat di awal waktu dan
berjamaah di masjid
Nasehat Kiai Fuad untuk Peserta PK-144
LPDP Santri
Dalam
acara Kunjungan Institusional ini, Mang Haji Fuad Afandy menyampaikan beberapa
nasehat khusus untuk para peserta. Di antara nasehat yang beliau haturkan
adalah:
Pertama, Pendidikan bukan gerbang mencari uang, akan tapi orang yang berilmu
pasti akan dicari oleh uang. Orang yang berpendidikan itu mahal harganya. Jika
dalam mencari ilmu, ditemukan rintangan dan kesusahan maka itulah tanda bahwa
kesuksesan ada di depan mata. Malah jika yang ada hanyalah kemudahan, maka
patut ada yang perlu dipertanyakan. Menurut Kiai Fuad, tidak ada kesuksesan
yang lahir tanpa rintangan, tantangan dan kesulitan.
Kedua, shalat awal waktu. Ketika adzan dikumandangkan maka segera bergagas
untuk ke masjid atau mushollah untuk segara melaksanakan sholat dan kalu bisa
sholat berjema’ah.
Ketiga, kenalkan Indonesia kepada masyarakat dunia.
Keempat, harus sungguh-sungguh dalam belajar, karena tidak semua orang
beruntung seperti kita. Orang-orang diluar sana banyak yang menginginkan
seperti kita mendapatkan beasiswa LPDP ini.
Kelima, kalau sudah selesai belajar dan pulang kembali ke Indonesia, harus
mampu menjadi Agen of Change atau agen perubahan di khusunya di sekitar
kita. Jangan menjadi seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Karena kita
dibiayai negara maka wajib kita kembali ke negeri ini untuk berkontribusi
kepada nusa dan bangsa.
Keenam, harus disiplin, punya etos kerja tinggi dan menghargai teknologi
jika ingin sukses. Semua maindshet kita harus dirubah, yang dulunya menolak
teknologi sekrang kita harus terbuka dengan teknologi itu.
* KH. Fuad Affandi lahir di Bandung 20 Juni 1948. Beliau biasa dipanggil
Mang Haji. Beliau merupakan seorang kyai yang berhasil memadukan sistem
pesantren berbasis kewirausahaan di bidang pertanian. Pondok pesantren Al
Ittifaq ini didirikan oleh kakek KH. Fuad Affandi pada tahun 1934 dengan
terinspirasi makna Al Ittifaq yang berarti “kerjasama yang baik”. Kemudian
pondok pesantren berganti kepemimpinan di bawah asuhan KH. Masyur yang
merupakan ayah dari Mang Haji. Barulah pada tahun 1970, Mang Haji menggantikan
ayah beliau untuk memimpin pondok pesantren Al Ittifaq hingga sekarang. Sanad
keilmuan beliau sampai pada Mbah KH. Maksum, Lasem karena beliau nyantri disana
selama 17 tahun. Selama memimpin pondok pesantren, selain mengajar mengaji pada
santri, beliau juga bergerak memajukan usaha pesantren di sektor pertanian
sehingga beliau berhasil menemukan metode dalam pertanian yang dinamakan MFA
(Mikroorganisme Fermentasi Alami), yaitu metode untuk mempercepat pembusukan
pupuk dengan air liur manusia. Walaupun tidak pernah mendapatkan pendidikan
formal di sekolah, keinginan beliau untuk memajukan pendidikan di desanya, Mang
Haji berhasil mendirikan lembaga pendidikan mulai dari Raudlatul Athfal (RA),
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah ‘Aliyah (MA).
Bahkan beliau sudah berhasil menjelajah ke Belanda dan Jepang karena keilmuan
beliau. Beberapa prestasi dan penghargaan yang diterima beliau antara lain
Satya Lencana Wirakarya tahun 1998 dari Presiden BJ. Habibie, Kalpataru untuk
kategori Penyelamat Lingkungan tahun 2003 dari Presiden Megawati Soekarnoputri,
Satyalencana Pembangunan tahun 2014 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan
Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2014 dari Presiden Joko Widodo.
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak
akan bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
Tarekat Sayuriyah, Mang Haji Al-Ittifaq dan Pesantren Fermentasi Mikroorganisme Alami (Part 9)
by
www.ardiansyahbs.com
on
02:03
KH. Fuad Afandi * - Pemimpin pondok pesantren ini merupakan seorang kyai yang istimewa karena beliau bisa memadukan antara teori dan pra...
KH. Nasaruddin Umar* - Dalam kesempatan ini, KH. Nasaruddin Umar
memulai pembicaraan bahwa masa depan datang lebih cepat dari yang diperkirakan
maka kita harus selalu meninggalkan kebiasaan lama dan melompat lebih tinggi
untuk menggapai cita-cita. Kemudian beliau bercerita bahwa selama menjadi
mahasiswa di Kanada, beliau masih suka bekerja di kantor pos dan mengajar
mengaji di Kedutaan Besar Indonesia di Kanada.
Materi
diawali dengan konsepsi turunnya wahyu. Allah SWT telah menurunkan firman-Nya
melalui Malaikat Jibril, kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat
pertama yang diturunkan Allah ke bumi adalah "Iqra" yang
berarti, "bacalah". Allah menyebutkan kata Iqra' secara berulang kali
dalam Surah Al-Iqra' tersebut. "Satu kata saja dalam Alquran itu pasti
mempunyai makna yang sangat besar," ujar beliau.
Makna
Iqra' pertama dalam Surah tersebut adalah how to read, yaitu bagaimana
cara kita membaca Alquran dengan baik dan benar, serta dapat mengkhatamkannya. Iqra'
yang kedua adalah how to learn, yang berarti tentang bagaimana mendalami
Alquran dengan mengetahui artinya, tafsirnya, bahkan takwilnya. Selanjutnya,
iqra' yang ketiga adalah how to understand, yaitu bagaimana kita
menghayati kitab Allah tersebut. Jadi yang ketiga ini adalah secara emosional
dan spiritual. Makna Iqra' yang keempat atau yang terakhir, yaitu bagaimana
memukasyafahkan atau menyingkap tabir-tabir di dalam Alquran. "Jadi, Iqra' Alquran itu sudah
disempurnakan oleh Iqra' yang keempat tersebut," jelasnya.
Ia
menambahkan bahwa konsep menghatamkan Alquran itu bukan hanya mengkhatamkan 30
juz atau bukan hanya menghafalkan 30 juz saja, tapi bagaimana agar seluruh umat
Islam bisa menghatamkan Alquran dengan Iqra' pertama sampai ke empat tersebut. Beliau
melanjutkan penjelasan tentang konsep pencari ilmu. Secara etimologi peserta
didik dalam bahasa arab disebut dengan tilmidz jamaknya adalah talamid,
yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang menginginkan
pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah thalib,
jamaknya adalah thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah
“orang-orang yang mencari ilmu”. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw: “Siapa
yang menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya dua bagian”.
(HR. Thabrani)
Beliau memberikan
contoh pola kehidupan salah satu cendekiawan muslim yaitu Ibnu Rusyd yang
terkenal dengan karya fenomenalnya yaitu Bidayatul Mujtahid. Yang
dijelaskan oleh pemateri bahwasannya Ibnu Rusyd membagi pola hidupnya menjadi
dokter di pagi hari, selanjutnya di siang hari menjadi seorang Qadhi, kemudian
di sore hari menjadi seorang ahli fiqh dan malam harinya menjadi seorang sufi.
Kemudian, pemateri memberikan sebuah nasehat agar memperbanyak sujud diatas
sajadah. Beliau memberikan perumpamaan orang yang memperbanyak sujud diatas
sajadah dengan berdzikir, berdo’a dan salat seperti bulu-bulu yang berhamburan.
Segala jenis permasalahan, kesulitan terpecahkan.
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ
dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (Al-‘Qariah: 5)
Diakhir
sesi beliau memberikan motivasi untuk memperbanyak membaca buku biografi
orang-orang besar untuk mengetahui cara mereka menyelesaikan permasalahan.
Masih menurut beliau bahwa menjadi Islam moderat adalah dengan memperdalam ilmu
pengetahuan. Juga memberikan pencerahan agar tidak menjadi generasi penghancur
peradaban, melainkan perintis atau pembangun.
Pada 6 SM sampai 1 M, dunia keilmuan
dikuasai oleh orang Barat di antaranya Plato dan Aristoteles. Kemudian, pada 1
M sampai 6 M dunia kelimuan disentuh oleh nilai-nilai agama yang serimg disebut
berpaham religionis. Pada tahun ini, para agamis dari berbagai negara mulai
mengeluarkan pendapatnya dan menentang pemerintahan yang diktator. Melihat hal
itu, pemerintah pun tidak tinggal diam dan mulai membunuh satu-persatu para
tokoh agama yang mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan pemerintahan.
Pada zaman dahulu, negara-negara Arab
terbagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan bidang keilmuan diantaranya
perintis, penikmat, penghancur, dan pembangun. Ilmuwan dalam negara Arab sulit
berkembang karena hak-haknya tidak terlindungi bahkan nyawanya terancam oleh otoritas
pemerintahan dan ancaman negara barat.
Kemudian, Kiai Nazarudin berpendapat “
Alangkah miskinnya mahasiswa kalau gurunya hanya orang-orang yang hidup (not
only for personal teacher)”. Maksudnya, kita tidak hanya bergantung kepada
orang-orang yang hidup saja namun berwashilah kepada orang-orang hebat yang
sudah wafat. Sebagai contoh, kisah Imam Al-Ghazali dalam menyusun kitab Ihya’
Ulumuddin dimana setiap hadist yang beliau tulis terlebih dahulu ditanyakan
kepada nabi Muhammad SAW terkait keshohihannya. Sebanyak 240 hadist yang
ditulis oleh maka sebanyak itulah Imam
Al-Ghazali bertemu Nabi Muhammad SAW. Contoh lainnya adalah kisah Nabi Yunus
yang berguru pada ikan paus, dan Nabi Sulaiman yang berguru pada Burung hud-hud.
Ibnu Arobi dan Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir sebagaimana keterangan
dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82
adalah contoh ilmu yang dipelajari sebagai ilmu laduni.
Dalam menimba ilmu, Prof. Nasar juga
berpesan untuk tidak sekedar tilmid (mencari ilmu dan guru), tapi
menjadi murid (mencari ilmu Allah). Tidak hanya olah nalar, akan tetapi olah
pikir juga harus diperankan. Beberapa adab menimba ilmu yang dipaparkan oleh
Prof. Nasaruddin yakni:
Menjaga
wudlu
Energi
air akan berubah dan memberikan energi. Jangan mengusap air wudlu. Selama air
mengalir, sebanyak itu membersihkan dosa-dosa manusia yang berwudlu. Pesan
beliau saat berwudlu hayati tiap-tiap air membasuh bagian-bagian tubuh saat
berwudlu. Yakini air wudlu tersebut yang membersihkan segala dosa pada tangan,
telinga, sampai kaki orang yang berwudlu.
Seimbang
Ajaran
Barat berorientasi pada perkembangan akal, sedangkan ajara Timur berorientasi
pada ajaran batin. Prof. Nasaruddin menekankan agar manusia mengkombinasi
keduanya dengan seimbang.
Bersih
Bukan hanya bersih secara fisik. Akan
tetapi bersih dari dosa-dosa batin agar ilmu mudah masuk ke dalam hati.
Berpasrah
kepada Allah
Seluruh
persoalan haruslah dicurahkan kepada Allah di atas sajadah. Istiqomah dalam
sholat malam.
Mencari
panutan atau teladan
Dibalik orang yang sukses pasti telah
melewati segala rintangan kehidupan. Pesan beliau, carilah panutan dan ambil
pelajaran darinya.
* Prof. KH. Nasaruddin
Umar, MA, Ph.D, lahir di ujung Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959. Beliau
adalah seorang ulama yang mulai 2018 dipercaya sebagai imam besar Masjid
Istiqlal, Jakarta. Saat ini menjabat sebagai komite reviewer pengawasan
dana Pendidikan. Beliau menyelesaikan S1 pada tahun 1980 di Universitas
Syari’ah Alaudin, Makassar. Kemudian, beliau melanjutkan S2 di UIN Syarif
Hidayatullah dan lulus pada 1992. Kemudian untuk program doktoral, beliau menyelesaikan di
kampus yang sama pada 1998. Setelah menyelesaikan program doktoral tidak
membuat beliau berhenti untuk belajar, karena setelah itu beliau masih menempuh
pendidikan di Montreal, Canada pada 1993
dan University Leiden, Belanda pada 1994. Semangat belajar beliau ini ditujukan
semata-mata karena beliau merupakan sosok yang selalu haus akan ilmu
pengetahuan. Selain itu, ingin menunjukkan bahwa walaupun berasal dari desa, tetap
bisa berprestasi seperti teman-teman lainnya. Berkat semangat dalam menuntut
ilmu yang diimbangi dengan tirakat mendekatkan diri kepada Allah, beliau
berhasil mendapatkan gelar lulusan sarjana teladan 1984 dan predikat doktor
terbaik 1989. Paper beliau pun berhasil menjadi yang terbaik mewakili Kanada. Kemudian, Beliau juga ditunjuk sebagai
perwakilan sidang PBB di Ganewa, Swiss dengan tema “Perspektif Gender dalam
Al-Quran” yang diikuti oleh 32 negara. Beliau adalah pengasuh pondok
pesantren Al-Ikhlas yang merupakan pondok pesantren terbaik di Indonesia. Beliau
sangat hobi menulis artikel dan makalah, dan aktif menulis di beberapa media
seperti Republika, Suara Merdeka, dan Kompas. Karena kepiawaiannya dalam
menulis makalah dan artikel, beliau mendapatkan tawaran untuk melanjutkan
Pendidikan di lima negara sekaligus pada 1993, yaitu Jepang, Mesir, Paris,
Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat.
Namun saat itu, beliau memilih untuk melanjutkan Ph.D di Kanada. Selain
itu aktif juga sebagai dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penceramah, dan
pengisi acara kuliah subuh di beberapa radio.
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak akan
bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
الإستقلال في طلب العلم (Part 8)
by
www.ardiansyahbs.com
on
16:16
KH. Nasaruddin Umar * - Dalam kesempatan ini, KH. Nasaruddin Umar memulai pembicaraan bahwa masa depan datang lebih cepat dari yang dipe...
Sri Mulyani* - Program Beasiswa LPDP merupakan salah
satu langkah pemerintah untuk menyiapkan kader-kader bangsa yang mempunyai keahlian
dan keilmuan yang mumpuni, juga siap untuk mengabdikan dirinya untuk kemajuan
bangsa. Sri Mulyani berpesan agar awardee
terutama yang ke luar negeri untuk kembali ke Indonesia dan Bersama membangun
Indonesia. Seperti yang tertera dalam nilai-nilai dasar LPDP yaitu, Integritas,
Profesional, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Dari nilai-nilai dasar ini, awardee terus digembleng agar
nilai-nilai ini benar-benar tertanam di dalam hati para awardee LPDP.
Bukti
pengabdian para penerima beasiswa kepada negara harus diberikan dalam bentuk
pemikiran, kerja keras, dan prestasi untuk kemajuan masyarakat. Dan yang paling
penting berikan hati hanya untuk Indonesia. Lebih lanjut beliau mengatakan
bahwa beasiswa Afirmasi Santri itu merupakan amanat langsung dari Presiden RI
dan Wakil Presiden agar penyaluran beasiswa Pendidikan lebih merata.
Sebagai
penggagas beasiswa LPDP, Sri Mulyani memulai pengarahan dengan menyampaikan
betapa penting dan strategisnya peran yang mesti diambil oleh penerima beasisswa
LPDP. Beasiswa ini merupakan beasiswa yang bersumber dari uang rakyat. Pajak
dari rakyat adalah sumber utama pendanaan beasiswa ini. Negara, melalui
pemerintah telah memilih skema kebijakan ini demi menjamin kualitas Indonesia
di masa depan. Belanja yang sangat besar untuk alokasi beasiswa ini, diambil
sebagai pilihan investasi demi kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, setiap awardee harus sadar akan posisi ini.
Semua awardee harus memanfaatkan beasiswa ini dengan belajar secara serius,
disiplin, dan penuh percaya diri.
Sikap ini
merupakan pondasi utama bagi tercapainya tujuan dalam menempuh pendidikan.
Tidak sepatutnya, penerima beasiswa ini bersikap malas-malasan. Setiap awardee
adalah bagian kecil dari warga Indonseia terbaik yang telah dipilih melalui
seleksi yang sangat ketat. Memang, procrastinating (sikap menunda-nunda
pekerjaan) adalah kecenderungan umum setiap orang. Namun, sebagai orang
terpilih, tidak sepatutnya awardee LPDP melakukannya. Malas adalah
karakteristik orang kalah, yang tidak pantas melekat pada penerima beasiswa
LPDP.
“Disiplin,
adalah hal berikutnya yang harus menjadi watak awardee LPDP. Sikap
disiplin akan melatih kita untuk bisa secara baik dalam malakukan managemen
waktu. Tidak mungkin kita bisa menyelesaikan hal-hal besar dengan kualitas
baik, jika kita tidak melakukan manajemen waktu secara disiplin. Ketika
menempuh studi di luar negeri, saya adalah seorang Ibu dari seorang anak yang
masih mebutuhkan ASI, dan saya komitmen untuk memenuhinya. Saya juga adalah
seroang istri, sekaligus seorang mahasiswa yang harus mengerjakan tugas-tugas
yang menumpuk. Namun komitmen dan berdisiplin pada diri sendiri adalah kunci
utama, sehingga saya bisa melaluinya dengan tuntas dan baik.” imbuhnya.
“Sikap confident
(percaya diri) adalah sikap ketiga yang harus dimiliki awardee LPDP. Allah
menganugerahkan kemampuan yang sama pada setiap manusia. Tidak ada perbedaan
kemampuan antara orang-orang di negara maju dengan kita. Yang membedakan,
seringkali adalah rasa rendah diri (inferior) yang menghantui kebanyakan kita.
Padahal, penerima beasiswa LPDP adalah orang-orang yang sudah terseleksi dengan
sangat ketat. Tidak ada alasan kalian merasa rendah diri.” lanjutnya.
Selanjutnya,
Sri Mulyani menceritakan pengalamannya, mengalami semacam culture shock
ketika pertama kali menjadi mahasiswa. Namun beliau berhasil mengatasi itu
semua dengan berpikir terbuka, bergaul dengan semua orang, tidak takut untuk
melakukan hal-hal baru, serta terbuka terhadap semua perbedaan. Dengan cara
demikian, kita akan mengetahui siapa diri kita sebenarnya, dan juga orang lain.
Pemahaman yang demikian akan membantu kita dalam menentukan sikap yang tepat
sehingga goal utama kita terwujud dengan baik. Hal ini juga sangat membantu dalam
membentuk networking yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Jangan
pernah bermental biasa, Republik Indonesia telah memilih. Membaur dengan tidak
kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia adalah kunci: 1) Jangan
menjadi orang yang inferior ketika belajar, 2) percaya diri dalam mempelajari
hal-hal baru dalam rangka mengembangkan cara berpikir, 3) bukalah hati dan
pikiran untuk bergaul dan mendapat hidayah, 4) pelajaran tidak hanya text
book tapi nilai-nilai kehidupan, 5) membangun silaturrahim dan menciptakan jejaring.
Manfaatkan rasa percaya diri Anda untuk
belajar suatu hal yang baru dan jangan biarkan rasa takut menghambat hal itu. Pelajari
negara tersebut dengan baik, harus bisa mengelola waktu dengan baik serta
komitmen terhadap apa yang dicita-citakan. Penerima beasiswa LPDP dan generasi
penerus bangsa lainnya harus memiliki kepercayaan diri untuk belajar sesuatu
hal yang baru dan jangan biarkan rasa takut menghambat Anda untuk meraih
mimpi. Jika orang lain bisa, maka kita pun pasti bisa. Beliau juga
melarang kita menjadi pribadi yang eksklusif. Rajin dan memiliki target dalam
belajar tidak menjadi halangan untuk tetap berbaur dengan masyarakat. Kehadiran
di masyarakat menjadikan kita memahami bagaimana kehidupan dan tradisi yang ada
di masyarakat tersebut, sehingga kita memiliki hati yang semakin kaya.
Dimanapun awardee nantinya mereka
merupakan perwujudan Indonesia, dan harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
Berterima kasih kepada orang-orang yang telah banyak berbuat baik dalam hidup
kita, terutama orang tua, dalam proses belajar yang tidak pernah berakhir. Sri
Mulyani juga berpesan untuk senantiasa memupuk dan memelihara rasa ingin tahu,
karena keinginan untuk senantiasa belajar dan merasa tidak puas dengan keadaan
saat ini menjadikan kita terus bersemangat untuk belajar.
* Sri
Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D (lahir di Bandar Lampung, Lampung pada
tanggal 26 Agustus 1962) adalah perempuan sekaligus orang Indonesia pertama
yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini beliau mulai
tanggal 1 Juni 2010 hingga beliau dipanggil kembali oleh Presiden Joko
Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang
Brodjonegoro. Beliau mulai menjabat lagi sejak 27 Juli 2016. Sebelumnya, beliau
menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika beliau
menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia maka beliau pun meninggalkan jabatannya
sebagai menteri keuangan saat itu. Sebelum menjadi menteri keuangan, beliau
menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai
seorang pengamat ekonomi di Indonesia. menjabat sebagai Kepala Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan
menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko
Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Beliau
dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging
Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di
Singapura. Beliau juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di
dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di
Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak
akan bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
Sri Mulyani * - Program Beasiswa LPDP merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menyiapkan kader-kader bangsa yang mempunyai keahlia...
Amany Lubis* - Kesempatan kali ini Prof Amany berbagi tentang
Pembentukan Human Resources Berintegras dan Berdaya Saing Global. Ada beberapa
tantangan globalisasi, yakni: Neo- kolinialisme dan revolusi, kejahatan
transnasional, regionalisme dan militerisme, intervensi luar negeri, kesadaran
kolektif, HAM dan kemerdekaan, terorisme dan radikalisme.
Prof
Amany mengawali penjelasannya dengan menceritakan pengalaman pribadinya. Mengajarkan
kepada peserta dengan cara yang unik dan berbeda yaitu dengan cara tidak
mempunyai rasa lelah dan melawan rasa malas. Beliau menceritakan bagaimana kehidupan masa kecilnya, remajanya,
hingga sekarang beliau meraih semua karirnya. Beliau mengatakan bahwa pada usia
14 tahun sudah berangkat menuntut ilmu ke Mesir. Awalnya, beliau belum paham
dengan Bahasa Arab karena belum pernah mempelajarinya. Berusaha dengan keras, mulai
dari menggaris bawahi setiap kata-kata mudah yang beliau tahu hingga mencari
kata-kata sulit didalam kamus.
Setiap
kali belajar bahasa, selalu menyediakan minimal 5 kamus. Itu dulu saat awal
belajar. Sekarang, ketika mengerjakan tugas atau sedang belajar, tak kurang
dari 15 kamus wajib tersedia. Beliau sudah terbiasa tidak tidur, bahkan dalam
waktu 48 jam sampai 50 jam. Hal itu beliau terapkan juga kepada anak-anak untuk
hidup mandiri sejak mulai bayi. Hal itu bertujuan agar anak terbiasa belajar
dan tidak bergantung pada orang lain. Beliau menekankan bahwa keberhasilan
dilakukan dengan sedikit tidur dan
ketahanan dalam belajar yang tinggi akan menghasilkan hasil yang optimal dan
sukses. Etos kerja yang tinggi bisa menjadikan individu yang unggul dalam semua
bidang. Belajar semua hal termasuk ilmu bahasa yang menjadi alat utama dalam
berkomunikasi merupakan hal yang harus dimiliki seseorang yang menyatakan
sebagai orang yang berintegritas.
Jangan pasrah dengan
rasa malas, semangat yang tinggi dan tidak pernah kendor. Belajar tanpa batas.
Patuhi disiplin ilmu yang digeluti. Belajar banyal hal dan menjadi kreatif. Equilibrium
kehidupan bangsa = unity in diversity. Government – political
parties – religion communities – citizen initiatives (civil society) –
organization of professionals – youth- market
Dalam
penjelasannya, hal pertama yang harus diperhatikan untuk bisa berdaya saing
global yakni menjaga equilibrium kehidupan bangsa. Menjaga equilibrium
bangsa, dengan usaha masyarakat di dalamnya. Salah satunya menjaga unity
in diversity. Banyak lini yang harus berperan di dalamnya, yakni
pemerintah, partai politik, komunitas agama, civil society, organisasi dan para
pemudanya. Semua lini haruslah bersinergi agar keberlangsungan kehidupan bangsa
tetap terjaga dengan baik. Profesor yang merupakan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah ini menambahkan segala bentuk usaha bisa kita lakukan, tapi
menjaga kehidupan dari bencana hanya Tuhan yang bisa.
Hal kedua
dalam pembentukan human capital yang berintegritas dan berdaya saing
global yakni "Prinsip Berintegritas". Integritas sendiri berarti
komitmen dalam mencapai suatu tujuan. Beliau menekankan agar para pemuda
memiliki jiwa pemimpin serta harus berkeyakinan mencapai kesuksesan. Pada taraf
nasional, haruslah para pemudanya memiliki prinsip yang kuat dan wawasan yang
luas. Beliau memaparkan, tidak hanya Belanda atau Jepang yang ingin menguasai
Indonesia, akan tetapi semua negara ingin mengusai Indonesia. Indonesia negara
kaya akan hasil bumi, sejarah, budaya, suku serta letak startegis yang dimiliki
Indonesia sangat menggiurkan bagi negaranya lain. Ibu keturunan Mesir ini
menekankan kepada para peserta PK-144 untuk mempunyai wawasan luas tentang
Nusantara. Beliau sendiri senang meletakkan peta di sudut-sudut rumah dan
kantornya. Hal ini agar beliau semakin faham dan bisa memberi contoh bagi
pemuda lain. Ibu yang memiliki 3 putra ini telah berkeliling ke lima benua, dan
kurang lebih telah mengunjungi 30 negara.
Hal
ketiga dalam pembetukan human capital yang berintegritas dan berdaya saing
global yakni memiliki strategi dalam menguatkan integritas dan kepemimpinan.
Prof Amany menegaskan para pemuda untuk memiliki integritas dan meningkatkan
kapasitasnya. Kapasitas yang dimaksud, yakni mengisi diri dengan wawasan dan
peningkatan ketrampilan. Sedangkan dalam hal kepemimpinan haruslah mengenal
struktur yang ada dalam masyarakat, yakni masyarakat awam, petani,
industriawan, ulama dan cendikiawan. Jika didalamnya dapat membaur, maka akan
muncul generasi emas yang berintegritas dan berdaya saing global.
Meraih cita-cita tinggi dengan cara melakukan sesuatu harus excellent
dimanapun berada bahkan di daerah yang di tetapkan sebagai ring of fire
harus mampu survive dan menyelesaikan masalah dengan kreatif dan
efisiensi tinggi. Prof
Amany juga mengenalkan struktur masyarakat. Beliau menekankan lagi bahwa dimanapun berada
harus bisa beradaptasi dan menjadi yang paling berpotensi sebagai penerang bagi
sekitar. Lingkungan yang berpengaruh dalam
menumbuhkan integritas diri diantaranya adalah wilayah industri yang berupa karakter manusianya itu sendiri. Selain itu ada dukungan
dari masyarakat awam, ulama dan cendekia, serta pemerintah dan
pegawainya. Kesimpulannya,
untuk membangun masyarakat yang berintegritas, harus dimulai dari diri sendiri. Diri
sendiri harus membangun kapasitas diri yang berupa akhlak, iman, dan
ilmu. Selain itu, diri juga harus mempunyai
target untuk meraih segala sesuatu dengan sukses dan memiliki prinsip yang kuat serta mempunyai wawasan yang terbuka
*Prof. Dr. Hj. Amany
Burhanuddin Umar Lubis, M.A. (lahir di Kairo, 22 Desember 1963; umur 55 tahun)
adalah Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode
2019-2023. Ia dilantik secara resmi oleh Menteri Agama pada hari Senin, 7
Januari 2019. Amany Burhanuddin Umar Lubis menyelesaikan pendidikan S1-nya di
Universitas Al-Azhar Kairo pada Jurusan Sastra Inggris dan tamat memperoleh
Licence (Lc) tahun 1988. Setelah itu ia memperoleh beasiswa Shot Course on
Women Studies di McGill University Kanada (1997). Pada tahun 2002, ia
memperoleh gelar doktor bidang Sejarah Kebudayaan Islam pada Program Studi
Pengkajian Islam dari Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Karier akademiknya
dimulai sebagai dosen pegawai negeri sipil (PNS) tahun 1994. Kemudian ia
menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Dirasat
Islamiyah UIN Jakarta (2003-2009). Selain mengajar di UIN Jakarta, sejak 2009
hingga sekarang Amany juga tercatat sebagai pengajar di Sekolah Kajian
Stratejik dan Global pada Program Studi Kajian Kawasan Timur Tengah dan Islam
Universitas Indonesia serta sejak 2013 hingga sekarang mengajar di Program
Pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan. Jabatan lain yang
pernah disandangnya adalah sebagai Deputi Direktur Sekolah Pascasarjana Bidang
Pengembangan Kelembagaan UIN Jakarta. Selain sebagai akademisi, wanita yang
sudah mengelilingi 30 negara di lima benua ini juga tercatat memiliki banyak
pengalaman di organisasi, baik nasional maupun internasional. Antara lain Ketua
Umum Majelis Ilmuwan Muslimah Indonesia (2014-2018), Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pusat Bidang Perempuan (2015-2020), dan Anggota Board of Trustees
Forum for Promoting Peace in Muslim Societies, Abu Dhabi (2016-2020).
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak akan
bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
Pembentukan Human Resources Berintegritas dan Berdaya Saing Global (Part 6)
by
www.ardiansyahbs.com
on
16:53
Amany Lubis * - Kesempatan kali ini Prof Amany berbagi tentang Pembentukan Human Resources Berintegras dan Berdaya Saing Global . Ada be...