Sri Mulyani* - Program Beasiswa LPDP merupakan salah
satu langkah pemerintah untuk menyiapkan kader-kader bangsa yang mempunyai keahlian
dan keilmuan yang mumpuni, juga siap untuk mengabdikan dirinya untuk kemajuan
bangsa. Sri Mulyani berpesan agar awardee
terutama yang ke luar negeri untuk kembali ke Indonesia dan Bersama membangun
Indonesia. Seperti yang tertera dalam nilai-nilai dasar LPDP yaitu, Integritas,
Profesional, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Dari nilai-nilai dasar ini, awardee terus digembleng agar
nilai-nilai ini benar-benar tertanam di dalam hati para awardee LPDP.
Bukti
pengabdian para penerima beasiswa kepada negara harus diberikan dalam bentuk
pemikiran, kerja keras, dan prestasi untuk kemajuan masyarakat. Dan yang paling
penting berikan hati hanya untuk Indonesia. Lebih lanjut beliau mengatakan
bahwa beasiswa Afirmasi Santri itu merupakan amanat langsung dari Presiden RI
dan Wakil Presiden agar penyaluran beasiswa Pendidikan lebih merata.
Sebagai
penggagas beasiswa LPDP, Sri Mulyani memulai pengarahan dengan menyampaikan
betapa penting dan strategisnya peran yang mesti diambil oleh penerima beasisswa
LPDP. Beasiswa ini merupakan beasiswa yang bersumber dari uang rakyat. Pajak
dari rakyat adalah sumber utama pendanaan beasiswa ini. Negara, melalui
pemerintah telah memilih skema kebijakan ini demi menjamin kualitas Indonesia
di masa depan. Belanja yang sangat besar untuk alokasi beasiswa ini, diambil
sebagai pilihan investasi demi kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, setiap awardee harus sadar akan posisi ini.
Semua awardee harus memanfaatkan beasiswa ini dengan belajar secara serius,
disiplin, dan penuh percaya diri.
Sikap ini
merupakan pondasi utama bagi tercapainya tujuan dalam menempuh pendidikan.
Tidak sepatutnya, penerima beasiswa ini bersikap malas-malasan. Setiap awardee
adalah bagian kecil dari warga Indonseia terbaik yang telah dipilih melalui
seleksi yang sangat ketat. Memang, procrastinating (sikap menunda-nunda
pekerjaan) adalah kecenderungan umum setiap orang. Namun, sebagai orang
terpilih, tidak sepatutnya awardee LPDP melakukannya. Malas adalah
karakteristik orang kalah, yang tidak pantas melekat pada penerima beasiswa
LPDP.
“Disiplin,
adalah hal berikutnya yang harus menjadi watak awardee LPDP. Sikap
disiplin akan melatih kita untuk bisa secara baik dalam malakukan managemen
waktu. Tidak mungkin kita bisa menyelesaikan hal-hal besar dengan kualitas
baik, jika kita tidak melakukan manajemen waktu secara disiplin. Ketika
menempuh studi di luar negeri, saya adalah seorang Ibu dari seorang anak yang
masih mebutuhkan ASI, dan saya komitmen untuk memenuhinya. Saya juga adalah
seroang istri, sekaligus seorang mahasiswa yang harus mengerjakan tugas-tugas
yang menumpuk. Namun komitmen dan berdisiplin pada diri sendiri adalah kunci
utama, sehingga saya bisa melaluinya dengan tuntas dan baik.” imbuhnya.
“Sikap confident
(percaya diri) adalah sikap ketiga yang harus dimiliki awardee LPDP. Allah
menganugerahkan kemampuan yang sama pada setiap manusia. Tidak ada perbedaan
kemampuan antara orang-orang di negara maju dengan kita. Yang membedakan,
seringkali adalah rasa rendah diri (inferior) yang menghantui kebanyakan kita.
Padahal, penerima beasiswa LPDP adalah orang-orang yang sudah terseleksi dengan
sangat ketat. Tidak ada alasan kalian merasa rendah diri.” lanjutnya.
Selanjutnya,
Sri Mulyani menceritakan pengalamannya, mengalami semacam culture shock
ketika pertama kali menjadi mahasiswa. Namun beliau berhasil mengatasi itu
semua dengan berpikir terbuka, bergaul dengan semua orang, tidak takut untuk
melakukan hal-hal baru, serta terbuka terhadap semua perbedaan. Dengan cara
demikian, kita akan mengetahui siapa diri kita sebenarnya, dan juga orang lain.
Pemahaman yang demikian akan membantu kita dalam menentukan sikap yang tepat
sehingga goal utama kita terwujud dengan baik. Hal ini juga sangat membantu dalam
membentuk networking yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Jangan
pernah bermental biasa, Republik Indonesia telah memilih. Membaur dengan tidak
kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia adalah kunci: 1) Jangan
menjadi orang yang inferior ketika belajar, 2) percaya diri dalam mempelajari
hal-hal baru dalam rangka mengembangkan cara berpikir, 3) bukalah hati dan
pikiran untuk bergaul dan mendapat hidayah, 4) pelajaran tidak hanya text
book tapi nilai-nilai kehidupan, 5) membangun silaturrahim dan menciptakan jejaring.
Manfaatkan rasa percaya diri Anda untuk
belajar suatu hal yang baru dan jangan biarkan rasa takut menghambat hal itu. Pelajari
negara tersebut dengan baik, harus bisa mengelola waktu dengan baik serta
komitmen terhadap apa yang dicita-citakan. Penerima beasiswa LPDP dan generasi
penerus bangsa lainnya harus memiliki kepercayaan diri untuk belajar sesuatu
hal yang baru dan jangan biarkan rasa takut menghambat Anda untuk meraih
mimpi. Jika orang lain bisa, maka kita pun pasti bisa. Beliau juga
melarang kita menjadi pribadi yang eksklusif. Rajin dan memiliki target dalam
belajar tidak menjadi halangan untuk tetap berbaur dengan masyarakat. Kehadiran
di masyarakat menjadikan kita memahami bagaimana kehidupan dan tradisi yang ada
di masyarakat tersebut, sehingga kita memiliki hati yang semakin kaya.
Dimanapun awardee nantinya mereka
merupakan perwujudan Indonesia, dan harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
Berterima kasih kepada orang-orang yang telah banyak berbuat baik dalam hidup
kita, terutama orang tua, dalam proses belajar yang tidak pernah berakhir. Sri
Mulyani juga berpesan untuk senantiasa memupuk dan memelihara rasa ingin tahu,
karena keinginan untuk senantiasa belajar dan merasa tidak puas dengan keadaan
saat ini menjadikan kita terus bersemangat untuk belajar.
* Sri
Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D (lahir di Bandar Lampung, Lampung pada
tanggal 26 Agustus 1962) adalah perempuan sekaligus orang Indonesia pertama
yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini beliau mulai
tanggal 1 Juni 2010 hingga beliau dipanggil kembali oleh Presiden Joko
Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang
Brodjonegoro. Beliau mulai menjabat lagi sejak 27 Juli 2016. Sebelumnya, beliau
menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika beliau
menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia maka beliau pun meninggalkan jabatannya
sebagai menteri keuangan saat itu. Sebelum menjadi menteri keuangan, beliau
menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai
seorang pengamat ekonomi di Indonesia. menjabat sebagai Kepala Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan
menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko
Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Beliau
dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging
Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di
Singapura. Beliau juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di
dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di
Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak
akan bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
0 Comments