Jakarta – Bertempat di anjungan Jawa Timur Taman Mini
Indonesia Indah, sendratari Jaka Mada dipertunjukkan (21/9). Selain memperkenalkan
kisah Gadjah Mada bersama ibunya, Dewi Andongsari, acara ini sebagai momentum
promosi pariwisata dan potensi Lamongan. Acara ini dihadiri oleh pemerintah
daerah Kabupaten Lamongan, pemerintah provinsi Jawa Timur, Duta Besar negara sahabat,
Tunisia, Belarusia, Srilanka, Maroko, Rusia, USA, Swiss, Ceko, Korea, Bosnia-Herzegovina
dan Kolombia, serta masyarakat Lamongan.
Acara dibuka dengan Tari Kiprah Balun, sebuah
tarian yang berasal dari Desa Balun atau lebih dikenal dengan Desa Pancasila.
Tarian ini sebagai ucapan selamat datang, pembuka pertunjukan dengan “make up”
secara langsung diatas panggung. Gerakannya lincah dan unik dengan ekspresi ceria.
Sesekali penonton berdecak kagum dengan gerakan-gerakannya.
Selanjutnya, pertunjukan Tari Boran tak
kalah menarik. Kombinasi suara dan gerakan menggambarkan budaya masyarakat
Lamongan yang adiluhung. Menceritakan ketangguhan dan semangat berkompetisi
warga Lamongan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sepanjang pertunjukan ini,
sayup-sayup terdengar nasehat sing rukun, sing rukun, sing rukun……
Pertunjukan utama sendratari Jaka Mada
tiba gilirannya. Kisah Dewi Andongsari yang tersingkir dari istana, menuju
sebuah telaga dan menetap di perbukitan yang kini disebut Gunung Ratu. Masa
kecil Gadjah Mada tidak dibesarkan dalam lingkungan yang nyaman, masa remajanya
sebagai penggembala kambing dan karakternya terbentuk agar pantang menyerah dalam
mewujudkan cita-cita. Baca: Ekspedisi Gadjah Mada di Tanah Kelahirannya.
0 Comments