Rionald Silaban* - Saat ini Indonesia menjadi bagian dari
negara G20. Pada tahun 2030 Indonesia diestimasikan akan menjadi negara dengan
peringkat perekonomian terbaik ke tujuh di dunia. Pemerintah melalui Kementerian
Keuangan dengan program Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan (LPDP) mempunyai tiga tugas utama, yaitu: memberi atau
melaksanakan beasiswa, pengembangan dana abadi pendidikan dan pembiayaan riset.
Pembiayaan yang dipakai adalah hasil
pengelolaan atau investasi. Selain memberikan beasiswa untuk studi master atau
doktoral, LPDP juga memberikan beasiswa tesis dan disertasi. Selanjutnya juga
dicanangkan program-program untuk memperkuat talent alumni. Dana yang dialokasikan
untuk anggaran LPDP adalah sekitar 20% dari total APBN, dengan jumlah sekitar
46 Triliun. LPDP sendiri mempunyai sekitar 3000-4000 awardee setiap
tahunnya, jumlah yang masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan total
populasi seluruh penduduk Indonesia.
“Eksistensi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
(LPDP) bergantung pada alumninya. Masyarakat pasti akan melihat langsung hasil belajar
alumni, maka dari itu LPDP menjadi tanggung jawab bersama. Sebagai awardee
atau alumni awardee, secara tidak langsung berhutang pada adik-adik atau
generasi sesudahnya. Untuk membayarnya, kita harus bisa memotivasi dan
mengarahkan adik-adik generasi selanjutnya untuk bisa melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa ini.”
Mengingat sumber
pendanaan yang dikeluarkan oleh LPDP untuk membiayai studi para awardee bersumber
dari uang rakyat (uang pajak), untuk itu para peserta selalu dihimbau agar
belajar secara serius dan jujur dalam setiap prosesnya. Peserta harus
senantiasa mengingat–ingat bahwa mereka memiliki hutang kepada masyarakat,
dimana hutang tersebut harus dibayar dengan kebaikan. Beliau berharap hubungan
antar LPDP dengan awardee ini layaknya kepala sekolah dengan muridnya
atau Kiyai dengan santrinya yang tidak terputus dan selalu bersinergi.
“Santri sebagai kategori targeted
group yang sementara dimasukkan dalam afirmasi. Ini dikarenakan santri
sebenarnya mempunyai kapasitas dan kemampuan yang lebih, terbukti dari hasil tes Seleksi Berbasis
Komputer (SBK) dan wawancara yang cukup tinggi.”
Tidak hanya tekun dan cerdas, melainkan
mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi Indonesia. Berpikir semesta dengan
mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dan berjiwa Nusantara dengan berkhidmah
kepada sesama putra bangsa. Untuk menanamkan semua itu dalam acara ini dimulai
dengan menyanyikan Indonesia Raya dan ikrar kesetiaan kepada NKRI.
Beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika peserta menjadi alumni LPDP ialah bahwa mereka bisa
menjalin networking dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Meningkatkan
daya saing dan menjadi champion, serta pulang untuk membangun daerahnya. Alumni
dimohon untuk bergabung dengan Mata Garuda dan harapannya dapat menginspirasi
adik–adik dan menyediakan informasi beasiswa ini untuk generasi selanjutnya.
*Putra bangsa asal
Pekanbaru yang lahir pada tanggal 23 April 1966. Meraih gelar Sarjana Hukum di
Universitas Indonesia pada tahun 1989 dan melanjutkan pendidikan di LLM Common
Law Georgetown University pada tahun 1993. Kemudian mulai berkarir di
Kementerian Keuangan pada tahun 1990. Beliau diangkat menjadi Kepala Bidang
Perumusan Rekomendasi Pengelolaan Risiko Fiskal Badan Kebijakan Fiskal pada
tahun 2006, hingga menjadi Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
Sekretariat Jenderal pada tahun 2008. Beliau dilantik sebagai staf ahli Bidang
Organisasi Birokrasi, dan Teknologi Informasi pada 13 Januari 2012. Selang tiga
tahun kemudian, beliau diangkat menjadi Direktur Eksekutif di World Bank. Pada
tahun 2016, beliau dilantik menjadi Staff Ahli Bidang Makro Ekonomi dan
Keuangan Internasional di Kementerian Keuangan. Lalu, dipercaya sebagai Kepala
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan pada tahun 2018 hingga sekarang.
Keberhasilan tidak
diukur dari pengakuan orang lain atas karya kita, namun sesungguhnya
keberhasilan adalah buah dari benih yang kita tanam dengan penuh cinta. Dimana
pun cinta itu berlabuh, maka kebermanfaatan akan selalu tumbuh. Cinta hanyalah
kata tanpa bukti, jika kebersamaan tak memberikan arti. Dan kebersamaan tak
akan bermakna tanpa pengabdian dengan penuh cinta.
(Manuskrip Accra)
0 Comments