Siapakah Aku…???


Saya bukan siapa-siapa, maka posisiku adalah menghormati “siapa-siapa”. Tidak bersikap anti kepada apa pun di luar batasan. Bodoh kalau apatis terhadap suatu wilayah aktivitas yang tidak kuasa terhadapnya. Secara ilmu pengetahuan, sebaiknya lebih memberi perhatian kepada yang belum diketahui dibanding yang telah diketahui. Itulah sebabnya maka aku memilih bekerja keras untuk “mengetahui” walaupun dalam balutan penantian dan rajutan harapan tak pasti. Terkadang kesederhanaan lebih menarik di antara berjuta kemewahan.

Membosankan bagi sebagian orang apabila menghabiskan waktu tanpa aktivitas. Oleh karena itu banyak orang yang sangat menyukai travelling, karena banyak pengetahuan baru yang akan didapat. Tetapi, tidak setiap orang yang mempunyai kesempatan untuk itu. Solusi dari masalah tersebut adalah menjadikan buku sebagai sahabat. Tanpa membutuhkan biaya yang cukup banyak, kita bisa berkeliling dunia. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi, seakan dunia berada pada genggaman.

Menyoal tentang buku, terkesan ketika menyaksikan salah seorang sahabat yang kesehariannya bergelut dengan buku. Ingin rasanya menyusulnya ke kota Gudeg. Ikut serta berselancar dan menyelami dunia buku. Ternyata buku-buku yang berada di genggaman atau yang berjajar rapi di rak buku merupakan jodoh kita. Gambaran masa depan bisa dilihat dari buku-buku tersebut. Dan langkah selanjutnya sangat dipengaruhi terhadap besar pemahaman kita terhadap buku-buku itu.

Hari ini benar-benar hari literasi. Betapa tidak, sehari penuh bercumbu dengan buku. Terlepas dari seberapa besar ingatan dan pemahaman terhadap buku itu, bersahabat dengan buku adalah pilihan yang paling tepat. Membaca dan menulis sebagai pengisi hari, memanfaatkan waktu penantian itu. Penantian harapan diriku kepadanya yang tak kunjung datang.  Hingga waktu berselimut kegelapan, aku tetap menulis. Menulis dalam kesendirian. Ditemani hiburan menarik dari kota Manchester.





Lamongan, 12 April 2015

Post a Comment

0 Comments