Tanggal 1 hingga 9 Februari 2025 menjadi titik awal perjalanan ilmiah yang begitu berkesan bagi saya, saat mengikuti Majlis Sama' Shahih Bukhari di Ponpes Bumi Solawat Sidoarjo. Ini adalah pengalaman langka yang mempertemukan saya dengan para ulama besar yang menghubungkan ilmu hadis dengan sanad yang terjaga, sanad muttasil melalui Imam Bukhari. sampai pada Rasulullah SAW.
Setiap pagi, saya menyusuri jalanan menuju pesantren ini dengan harapan besar untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Di tengah keheningan desa dan suasana religius yang mengalir, saya merasa terhubung dengan atmosfer yang mengundang ketenangan. Majlis ini bukan hanya sekedar pelajaran, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang membawa saya pada pemahaman yang lebih dalam tentang hadis-hadis Rasulullah SAW, yang menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Begitu memasuki ruang majlis, dalam suasana yang khusyuk, saya merasakan getaran spiritual yang begitu kuat. Hadis-hadis dari Shahih Bukhari yang dibacakan mengalir dengan indah, seperti sungai ilmu yang menuntun kita ke puncak pemahaman yang lebih tinggi. Setiap kata yang dibacakan bukan hanya sebagai informasi, tetapi sebagai panduan yang mengajak kita untuk menggali makna yang lebih dalam dari setiap perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Metode sama', yaitu mendengarkan secara langsung, memberi saya kesempatan untuk meresapi setiap makna yang terkandung dalam hadis. Saya mulai menyadari bahwa mendengarkan bukan hanya sekedar mendengar, tetapi melibatkan seluruh perhatian dan perasaan. Setiap riwayat hadis yang dibacakan membawa saya pada pemahaman yang lebih luas mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW, mulai dari cara beliau berinteraksi dengan umat, hingga ajaran-ajaran beliau tentang etika, moralitas, dan hakikat hidup yang harus dijalani.
Shahih Bukhari bukan sekedar buku penuh kata-kata, tetapi sebuah karya monumental yang menyusun potongan-potongan kehidupan Rasulullah dalam rangkaian ayat-ayat yang luar biasa. Saya terbius oleh kekuatan kata-kata tersebut. Di setiap hadis, saya menemukan jendela untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan masyarakat di zaman Nabi, serta bagaimana ajaran Islam relevan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun hadis-hadis tersebut ditulis lebih dari seribu tahun yang lalu, saya merasakan kedekatan yang tak terelakkan dengan kehidupan umat Islam masa kini.
Penyampaian yang terstruktur dan penuh penjiwaan dari masyayikh membuat setiap hadis yang dibacakan terasa hidup. Setiap kali salah satu hadis disampaikan, saya merasa bagaikan sedang berpergian bersama Rasulullah SAW, mengikuti jejak langkah beliau, melihat bagaimana beliau mengatasi berbagai masalah kehidupan dengan hikmah dan kebijaksanaan yang tiada tara. Majlis ini mengingatkan saya bahwa setiap kata dalam hadis bukan hanya untuk dihafal, tetapi untuk dihayati dan diamalkan.
Kehadiran para ulama besar dalam majlis ini memberikan dimensi yang lebih kaya dalam setiap pembelajaran. Para pengajar, seperti Dr. Syaikh Yousry Rusydi, KH. Miftachul Akhyar, KH. Abdul Hakim Mahfudz, KH. Kafabih Mahrus hingga Gus Bahauddin Nursalim, membawa saya pada pemahaman yang lebih luas mengenai ilmu hadis dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan umat Islam. Setiap narasumber memberikan perspektif yang berbeda, namun tetap dalam bingkai ilmu yang sama, yaitu ilmu yang datang dari Rasulullah SAW.
Salah satu pelajaran penting yang saya dapatkan selama mengikuti majlis ini adalah bagaimana keimanan dan ilmu tidak dapat dipisahkan. Hadis-hadis yang saya dengarkan membuka hati saya untuk lebih mencintai Rasulullah SAW, dan semakin saya mendalami, semakin saya merasa ada ikatan yang kuat antara saya dan kehidupan beliau. Saya teringat akan sabda Nabi, “Barangsiapa yang ingin mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, maka hendaklah ia mengikuti Sunnahku.” Dengan mengikuti Sunnah Nabi, kita tidak hanya memperoleh kebahagiaan di dunia, tetapi juga di akhirat.
Setiap hadis yang dibacakan dalam majlis ini memberi saya perspektif baru tentang kehidupan sosial. Hadis-hadis tersebut bukan hanya berkaitan dengan ibadah, tetapi juga menyentuh kehidupan sosial yang lebih luas. Rasulullah SAW mengajarkan tentang keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab terhadap sesama, yang menjadi pedoman hidup dalam membangun masyarakat yang harmonis. Saya semakin yakin bahwa Islam, melalui hadis-hadis ini, mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, dengan cara yang penuh kasih dan kedamaian.
Akhir dari majlis ini memberi saya kesadaran yang lebih dalam tentang pentingnya menuntut ilmu dengan penuh kesungguhan. Selama sembilan hari ini, saya merasakan transformasi dalam diri saya, baik dari segi pemahaman spiritual maupun intelektual. Majlis ini menjadi lebih dari sekedar kegiatan rutin; ia adalah perjalanan yang mengubah cara saya memandang kehidupan dan ajaran Islam. Saya berharap bisa terus menuntut ilmu dengan semangat yang sama, serta mengamalkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Majlis Sama' Shahih Bukhari di Ponpes Bumi Solawat bukan sekadar acara belajar, tetapi sebuah perjalanan ilmiah dan spiritual yang membawa saya lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ilmu yang saya peroleh di sini adalah cahaya yang akan membimbing langkah-langkah saya dalam menjalani kehidupan. Selain mendapatkan ilmu, saya juga menerima selembar ijazah sanad dengan nama saya yang ditandatangani oleh Syekh Yousry Rusydi, yang menandai pengakuan atas perjalanan ilmiah ini.
Saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari majlis ini, yang memberikan saya ilmu dan hikmah yang tak ternilai. Semoga Allah SWT senantiasa memberi taufik untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh dan menjadikan kita semua bagian dari umat yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Semoga apa yang saya pelajari dapat memberikan manfaat, baik untuk diri saya pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Semoga majlis seperti ini terus mengalirkan kebaikan bagi umat dan melahirkan generasi yang cinta ilmu dan Sunnah Rasulullah SAW.
.jpeg)
0 Comments