Seseorang,
sejumlah orang, atau sekumpulan masyarakat
bisa
mendadak berlaku seperti bukan hanya hewan
tetapi yang
terhewan dari yang paling hewan
yang
termonster dari yang paling monster
Bisa membuat
kaum iblis dan setan kehilangan peran
bahkan takjub menyaksikan para Khalifah
sanggup
melakukan kekejaman yang iblis sendiri
tidak pernah
berpikir untuk melakukannya
(Emha
Ainun Nadjib)
Apakah Analisis Sosial itu?
Suatu
proses analisis sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih
lengkap tentang situasi sosial, hubungan-hubungan structural, cultural dan
historis. Sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang sedang
dihadapi. Dalam proses ini yang dilakukan bukan sekedar mengumpulkan data,
berita atau angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi sesungguhnya,
bahkan menjawab mengapa demikian, dan menemukan pula factor-faktor apa yang
memberikan pengaruh kepada kejadian tersebut. Lebih dari itu, analisis sosial
seyogyanya mampu memberikan prediksi ke depan: kemungkinan apa yang terjadi.
Analisis
sosial sebagai upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur atau kepantingan
dibalik sebuah fenomena sosial. Analisis sosial bukan semata-mata deskripsi
sosiologis dari sebuah fenomena sosial. Analisis sosial hendak menangkap logika
structural atau nalar dibalik sebuah gejala sosial. Dengan demikian, analisis
sosial bersifat material, empiris, dan bukan sebaliknya, mistis atau
spiritualistic.
Siapa pelaku
Analisis Sosial?
Semua
pihak atau pelaku sosial yang menghendaki untuk mendekati dan terlibat langsung
dengan realitas sosial. Bicara tentang analisis sosial, pada umumnya selalu
dikaitkan dengan dunia akademik, kaum cendikiawan, ilmuwan atau kalangan
terpelajar lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa analisis sosial hanya
milik “mereka”. Masyarakat awam tidak punya hak untuk melakukannya. Bahkan
kalau melakukan, maka disediakan mekanisme sedemikian rupa, sehingga hasil
analisis awam itu dimentahkan.
Pemahaman
yang demikian bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-maksud tertentu
yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan analisis sosial di
sini, justru ingin membuka sekat atau dinding pemisah itu, dan memberikannya
kesempatan kepada siapa pun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling
dekat dengan suatu kejadian, tentu akan merupakan pihak yang paling kaya dengan
data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan
terlibat tersebut akan lebih berpeluang mendekati kebenaran. Dengan demikian,
tanpa memberikan kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk melakukan
analisis terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka, atau apa yang mereka
alami, maka mereka menjadi sangat mudah “dimanipulasi”, “dibuat bergantung” dan
pada gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang tepat.
Ruang Lingkup
Analisis Sosial
1.
Sistem-sistem yang beroperasi dalam suatu masyarakat
2.
Dimensi-dimensi obyektif masyarakat (organisasi sosial, lembaga-lembaga
sosial, pola perilaku, kekuatan-kekuatan sosial masyarakat)
3.
Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideology, nalar, kesadaran, logika
berpikir, nilai, norma, yang hidup di masyarakat).
Pendekatan dalam
Analisis Sosial
1. Historis : dengan mempertimbangkan konteks struktur yang
saling berlainan dari periode-periode berbeda, dan tugas strategis yang berbeda
dalam tiap periode.
2. Struktural : dengan menekankan pentingnya pengertian
tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan dioperasikan, serta bagaimana pola
lembaga-lembaga sosial saing berkaitan dengan ruang sosial yang ada.
Prinsip-prinsip
Analisis Sosial
Prinsip-prinsip
yang harus dipegang dalam analisis sosial diantaranya:
1.
Analisis social bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan hanya
diagnosis (pencarian akar masalah), yang sangat mungkin digunakan dalam
menyelesaikan suatu masalah, karena analisis social memberikan pengetahuan yang
lengkap, sehingga diharapkan keputusan atau tindakan yang diambil dapat
merupakan pemecahan yang tepat.
2.
Analisis social tidak bersifat netral, selalu berasal dari keberpihakan
terhadap suatu keyakinan. Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-asumsi
dasar dan sikap yang diambil dalam proses melakukan analisis. Karena pernyataan
di atas, maka analisis social dapat digunakan oleh siapa pun.
3.
Analisis social lebih memiliki kecenderungan merubah, maka menjadi sangat
jelas bahwa analisis social berposisi sebagai salah satu simpul dan siklus
kerja transformasi.
4.
Analisis social selalu menggunakan “tindakan manusia” sebagai sentral
atau pusat dalam melihat suatu fenomena nyata.
Tahap-tahap
Analisis Sosial
Beberapa tahapan
yang harus dilalui dalam analisis sosial yaitu:
1. Tahap menetapkan posisi
(orientasi)
Pada intinya dalam tahap ini, pelaku analisa
perlu mempertegas dan menyingkap motif serta argument dari tindakan analisis
sosial.
2.
Tahap pengumpulan dan penyusunan data
Tujuan dan maksud dari tahap ini agar
analisis memiliki dasar rasionalitas yang dapat diterima akal sehat. Ujung dari
pengumpulan data ini adalah suatu upaya untuk merangkai data, dan menyusunnya
menjadi diskripsi tentang suatu persoalan.
3.
Tahap analisis
Pada tahap ini, data yang telah terkumpul diupayakan untuk dicari atau
ditemukan hubungan diantaranya.
Signifikansi
Analisis Sosial
1.
Untuk mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalan yang berkembang
secara lebih mendalam dan seksama, berguna untuk membedakan mana akar masalah
(persoalan mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang merupakan masalah
turunan.
2.
Akan dapat dipakai untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan
kelemahan) yang hidup dalam masyarakat.
3.
Dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat
yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian).
4.
Dari hasil analisis sosial tersebut dapat diproyeksikan apa yang mungkin
akan terjadi, sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang harus
dilakukan.
Dasar Penarikan
Kesimpulan Analisis Sosial
Yang
tidak kalah penting adalah menemukan apa yang menjadi akar masalah. Untuk
menemukan akar masalah dapat dituntun dengan pertanyaan: mengapa? Untuk
sampai kepada akar masalah, maka penting dilakukan kualifikasi secara ketat,
guna menentukan factor mana yang paling penting. Kesimpulan tidak lain
berbicara mengenai factor apa yang memberikan pengaruh paling dominan dan demi
kepentingan siapa unsure akar tersebut bekerja. Sebagaimana diungkapkan di
depan, kesimpulan tidak menjadi sesuatu yang final, melainkan akan mungkin
diperbaiki menurut temuan-temuan atau data baru.
Hanya
ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus
Tapi
Aku memilih untuk jadi manusia merdeka
(Soe
Hok Gie)
0 Comments