Gastrodiplomasi Nusantara: Dari Perancis Hingga Belitung

 

 

Di pulau yang seolah dilukis oleh tangan dewa, Belitung terhampar bagaikan permata biru yang bersinar lembut di tengah lautan. Pantai-pantainya yang memukau dengan pasir putih berkilau dan batu granit megah yang menjulang, memancarkan pesona mistis dari zaman purba. Di balik birunya laut dan keheningan alam, tersembunyi kisah-kisah yang diukir dalam hembusan angin dan riak ombak, menyapa setiap pengembara dengan kehangatan dan keindahan yang tak tertandingi. Belitung, dengan keanggunannya yang penuh rahasia, adalah puisi alam yang tak pernah pudar, mengundang setiap jiwa untuk meresapi keajaiban dan keheningan yang hanya dapat ditemukan di sini.

Penerbangan pagi kami dari Jakarta menuju Bandara H.A.S. Hanandjoeddin di Belitung berlangsung lancar. Begitu kami tiba di bandara yang kecil namun efisien ini, kami disambut oleh udara segar dan suasana hangat. Setelah mengambil bagasi dan menyewa mobil, kami melanjutkan perjalanan ke hotel yang terletak di tepi pantai.

Hotel kami berada di lokasi yang sempurna, tepat di depan pantai yang bersih dan tenang. Setelah check-in dan menyegarkan diri, saya memutuskan untuk menjelajahi pantai depan hotel. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih, ideal untuk berjalan-jalan santai atau berenang. Saya berjalan menyusuri garis pantai, menikmati sinar matahari sore yang lembut, dan merasakan kesegaran air laut yang hangat.

Saya teringat oleh Pak Stefan, seorang warga negara Perancis yang menggemari wayang. Ia menikahi perempuan Belitung dan dikaruniai dua anak, perempuan dan laki-laki. Saya bertemu Pak Stefan di IFI Thamrin Jakarta bersama anak perempuannya menampilkan pertunjukan wayang dalam Pekan Frankofoni 2024. Saya mencoba menghubunginya, dan benar saja dia sedang di Belitung. Saya menunggunya di tepi pantai sambil menikmati kelapa muda. Tidak lama menunggu, Pak Stefan datang bersama putrinya. Kami berbincang di tepi pantai sambil menikmati sunset. Ketika matahari benar-benar tenggelam, kami bergeser ke sebuah resto yang menyediakan makanan khas Belitung. Obrolan kami berlanjut hingga larut malam, istri dan anak laki-laki Pak Stefan bergabung bersama kami. 

 

Sarapan di hotel adalah awal yang sempurna untuk hari kami. Restoran hotel menghadap ke pantai, dan kami menikmati hidangan lokal seperti nasi goreng belacan dan ikan bakar, sambil menikmati pemandangan laut yang menenangkan. Suasana santai dan pemandangan yang menakjubkan membuat sarapan kami menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Pagi ini hingga sore kami merumuskan kerja-kerja pemberdayaan untuk masyarakat Belitung,

 

 
Menjelang senja, kami memutuskan untuk menjelajahi Pantai Tanjung Tinggi yang terkenal dengan formasi batu granitnya yang unik. Perjalanan dari hotel ke pantai ini memakan waktu sekitar 30 menit dengan mobil. Sesampainya di Pantai Tanjung Tinggi, kami disambut oleh pemandangan spektakuler. Batu-batu granit besar tersebar di sepanjang pantai, menciptakan formasi yang dramatis dan unik. Pasir putih yang bersih dan air laut yang jernih melengkapi keindahan tempat ini. Kami menghabiskan waktu berjalan-jalan di tepi pantai, menikmati sinar matahari, dan mengambil foto di antara batu-batu granit yang menjulang tinggi.

Saat sore menjelang malam, kami duduk di tepi pantai menunggu matahari terbenam. Langit mulai berubah warna dengan nuansa merah, oranye, dan ungu, menciptakan panorama yang memukau. Suasana tenang di pantai dan keindahan matahari terbenam memberikan pengalaman yang sangat menenangkan.

 

  

 

Setelah matahari terbenam, kami makan malam di warung lokal di sekitar pantai. Hidangan laut segar seperti ikan bakar dan cumi-cumi pedas menjadi pilihan utama kami. Suasana santai di warung dengan pemandangan pantai yang gelap namun menenangkan menambah kenikmatan makan malam kami.

Pagi hari kami memulai perjalanan ke Sekolah Laskar Pelangi di Gantong, sebuah sekolah yang terkenal setelah diangkat dalam novel terkenal Andrea Hirata. Sesampainya di sekolah, kami disambut oleh Bu Muslimah, salah satu tokoh utama dalam novel tersebut. Beliau adalah salah satu guru di sekolah ini dan sangat antusias untuk berbagi cerita tentang sekolahnya.

 


Bu Muslimah menceritakan tentang kehidupannya dan tantangan yang dihadapi sekolah ini. Kami mendengarkan kisahnya tentang bagaimana sekolah ini menjadi simbol harapan dan perubahan bagi banyak anak-anak di Belitung. Kunjungan ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kekuatan pendidikan dan dampaknya pada komunitas lokal.

Setelah berbicara dengan Bu Muslimah, kami berjalan-jalan di sekitar sekolah. Sekolah ini sederhana namun penuh semangat, dan kami dapat merasakan dedikasi serta komitmen para pengajar dan siswa terhadap pendidikan. Melihat langsung tempat yang menginspirasi novel "Laskar Pelangi" memberikan kami pengalaman yang sangat berharga.

 


 

Selanjutnya, kami menuju Museum Kata Andrea Hirata yang terletak tidak jauh dari sekolah. Museum ini didedikasikan untuk karya-karya Andrea Hirata dan menggambarkan kehidupan serta inspirasi di balik novel-novelnya. Di museum ini, kami mengeksplorasi berbagai pameran yang menampilkan manuskrip, foto, dan artefak terkait dengan "Laskar Pelangi" dan karya-karya Andrea Hirata lainnya. Kami belajar tentang proses kreatif Hirata dan bagaimana cerita-ceritanya terhubung dengan kehidupan nyata di Belitung. Museum ini memberikan pandangan yang lebih dalam tentang kehidupan penulis dan dunia yang ia ciptakan dalam novelnya.

 

  

 

Setelah kunjungan ke museum, kami makan siang di sebuah kafe lokal dekat museum. Makanan yang disajikan, termasuk hidangan lokal seperti nasi campur dan sate ayam, sangat memuaskan. Kami kembali ke hotel pada sore hari, merasa terinspirasi dan puas setelah hari yang penuh dengan pengalaman berharga.

Perjalanan kami ke Belitung menawarkan pengalaman yang sangat beragam, mulai dari keindahan pantai dan formasi batu granit hingga eksplorasi budaya dan kuliner lokal. Kami tidak hanya menikmati keindahan alam dan makanan lezat, tetapi juga mendapatkan wawasan yang mendalam tentang kehidupan lokal dan inspirasi di balik karya-karya Andrea Hirata. Setiap hari dalam perjalanan ini memberikan kami pengalaman yang berharga dan kenangan yang tak terlupakan, menjadikan Belitung sebagai destinasi yang sempurna untuk mengeksplorasi kekayaan Nusantara.

 

 

Post a Comment

0 Comments