Kebaikan yang tidak terorginisir
akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir. Begitulah kiranya sambutan Ketua
PWNU Jawa Timur, K. H. Hasan Mutawakkil Alallah, sekaligus motivasi hadirin
yang hadir. Banyak orang mengira bahwa Nahdlatul Ulama’ sebagai induk pesantren
dan pesantren adalah produk NU. Persepsi tersebut tidak bisa disalahkan karena
memang mayoritas orang NU baik secara strultural maupun kultural adalah
orang-orang pesantren. Namun, yang perlu diluruskan adalah pesantren justru
menjadi induk Nahdlatul Ulama’. NU hanyalah jembatan komunikasi dan koordinasi
antarpesantren untuk membumikan nilai-nilai santri. Seperti Pancasila yang
menjadi jembatan antaragama dan etnis.
Dilanjutkan oleh Rais Syuriah
PWNU Jawa Timur, beliau menjelaskan realita yang terjadi di masyarakat. Mulai
banyak pemikiran-pemikiran yang mengatasnamakan Islam membuat takut masyarakat,
bahkan membuat masyarakat menjauh dan malas belajar agama Islam. Mereka
berusaha menjauhkan masyarakat dari Kiai. Tidak jarang mereka
menyalah-nyalahkan ajaran para kiai dan mengafir-kafirkan siapa saja yang
mengamalkan.
Kemudian ketua umum PBNU, K.
H. Said Aqil Siradj, mencoba memaparkan semua permasalahan-permasalahan
kontemporer dari berbagai sudut pandang keilmuan. Selain itu, hal menarik yang
beliau sampaikan adalah kehidupan sederhana para santri yang beliau alami di
pesantren ini. Tidak jarang kesederhanaan-kesederhanaan itu menjadi hal yang
sangat dirindukan bagi kita semua. Akhirnya, beliau dan jajaran pemimpin yang lain
membuka acara dengan tabuhan rebana.
Konferensi Wilayah Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama’ Jawa Timur dimulai, saya dan Tim Aswaja NU Center PWNU
Jawa Timur bersiap menjalankan tugas. Kami mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan dalam rangka KISWAH Event yang diselenggarakan sehari penuh selama
konferwil berlangsung.
Singkat cerita, KISWAH Event
diakhiri dengan bedah buku Fiqih Kebangsaan oleh Lembaga Bahtsul Matsail PP.
Lirboyo. Dan dipenghujung acara, saya mengikuti press conference di sekitar
halaman aula PP. Lirboyo. Pembicara yang hadir memberikan penjelasan di
bidangnya masing-masing, diantaranya Direktur TV9 yang baru-baru ini memperoleh
penghargaan sebagai TV religi terbaik, perusahaan advertising, Lesbumi, Banser,
RMI dan Ketua Redaksi Majalah AULA.
Secara umum hal-hal yang
disampaikan adalah tantangan kedepan bagi kita semakin berat, semoga para kiai
senantiasa diberi kekuatan dan yang berada di sini tetap semangat dalam
menjalankan tugas, untuk Indonesia Raya. Meneguhkan Nahdlatul Ulama’ sebagai payung bangsa.
0 Comments