Tadabbur



Aku menyebutnya minggu perjalanan. Minggu ini memang kugunakan waktuku untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tadabbur alam, mengunjungi tempat-tempat wisata yang sebelumnya pernah kukunjungi. Pagi ini (15/6) aku mengikuti acara haul akbar dalam rangka HUT kota Surabaya. Acara ini diselenggarakan di Balai Kota Surabaya, tempat yang tidak asing lagi bagiku.

Perjalananku menuju lokasi menjadi yang pertama bagiku. Berangkat sendirian dengan sepeda motor bekas yang baru kubeli dengan uang beasiswa yang baru saja turun. Yah, perjalanan ini memberikan semangat untuk belajar dan terus belajar. perjalanan pagi ini tak semudah yang kubayangkan. Aku harus berputar-putar tanpa tahu arah sebelum akhirnya sampai di lokasi sebelum acara dimulai.

Acar begitu hidmat, aku selalu merindukan acara-acara seperti ini. Sebagai media missal untuk mengingatkanku pada sang Illahi. Satu per satu acara berlangsung tanpa aral yang berarti. di penghujung acara, wali kota Surabaya, Tri Rismaharini, memberikan sambutan agar warga Surabaya tertib dalam menyongsong Pilpres 2014. Beliau juga meminta doa restu agar penutupan lokalisasi berjalan dengan lancar dan memberikan kemaslahatan kepada semua umat.

Setelah acara selesai, aku berencana untuk mengikuti khususi di Pondok Pesantren As-Salafi Al-Fitrah di Kedinding, Surabaya. Namun, waktu peaksanaan masih lama sehingga aku memutuskan untuk kembali sejenak ke pondok Darul Arqam untuk beristirahat. Waktu berjalan dengan sangat cepat, hingga melalaikan niatku untuk pergi ke sana. Niat itu hanya ada di otak tanpa kegiatan nyata. Malam harinya, aku menghabiskan malam dengan sahabat-sahabat. Menikmati secangkir kopi sambil mempererat ikatan emosional diantara kita.

Senin (16/6) sebagai awal minggu tenang, sejenak memanjakan kami dari berbagai aktivitas. Aku menghabiskan pagi  dengan beristirahat dikarenakan tadi malam tidur terlalu larut malam. Siang hari aku menuju kampus untuk mempersiapkan perjalanan esok hari. Hingga sore hari kami berusaha untuk menyiapkan acara semaksimal mungkin. Menjelang senja, aku mengunjungi ayahku untuk mengambil almamater kampus. Aku bermalam di sini. Mempererat tali silaturrahim antara anak dan bapak.

Aku terbangun seiring masuknya air dalam kos pagi ini (17/6). Aku terperanjat ketika kakiku menyentuh air. Hujan semalaman dengan tidak diimbangi saluran drainase yang baik membuat aliran air tidak lancar dan menyebabkan banjir. Menjadi pagi yang kurang mengenakkan bagi warga yang tinggal di sekitar sungai. Keadaan ini membuatku untuk mencari tempat yang lebih aman. Aku berkunjung ke rumah Budhe yang berada di kecamatan Gedangan. Lama sudah aku terakhir kali datang ke sini.

Aku disambut dengan antusias. Beberapa hidangan makanan disuguhkan untukku. Selain itu suguhan diskusi tentang organisasi-organisasi Islam kekinian turut mebuatku bersemangat. Aku beristirahat sejenak. Siang hari aku merapikan pakaianku. Kemudian aku segera kembali dengan perbekalan yang diberikan kepadaku. Aku menuju kos ayahku dan ternyata genangan air bertambah tinggi. Setelah barang-barang yang kubutuhkan dikemas dengan baik, aku segera kembali ke pondok. Kemacetan menyelimuti perjalananku.

Menjelang senja, aku bersiap untuk perjalanan Studi Banding HIMAPRODI PBA ke UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Aku berkumpul bersama sahabat-sahabat di serambi masjid sambil menunggu kedatangan bis. Setelah datang, kami segera naik dan melakukan perjalanan. Perjalan kami diselimuti kemacetan yang sangat. Kami baru bisa keluar Surabaya setelah kurang lebih tiga jam. Malam ini aku habiskan bercanda tawa bersama sahabat-sahabat sambil menghibur diri mengatasi kemacetan.

Rabu (18/6) kami menunaikan salat Subuh di Ngawi. Di salah satu tempat peristirahatan sebelum melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Sambil membersihkan diri, kami menyantap makanan yang dijual di sini. Setelah semua selesai, kami melanjutkan perjalanan. Tempat pertama yang menjadi tujuan kami adalah pantai Parangtritis. Kami menikmati indahnya pemandangan laut dan segarnya air laut. Canda ria menyelimuti wajah saahabat-sahabat. Ada yang berfoto, bermain bola, naik andong, bermain pasir dan berbagai cara lain dalam menikmati keindahan pantai ini.

Puas dengan keindahan pantai Parangtritis, kami segera membersihkan diri. Beberapa makanan kami lahap untuk sekedar mengisi perut. Setelah semua sudah siap, kami segera melanjutkan perjalana menuju UIN Sunan Kalijaga.kami disambut oleh panitia. Beberapa sambutan dari para dosen, kemudian dilanjutkan forum mahasiswa. Program kerja masing-masing HIMAPRODI disharingkan. Setelah semua selesai, kami berfoto bersama.

Perjalanan dilanjutkan menuju Malioboro. Dalam perjalanan menuju tempat ini, kami singgah di toko Bakpia Pathok. Kami membeli untuk sekedar membawa oleh-oleh. Sesampai di Malioboro, kami berpencar dengan berkelompok, mencari barang-barang unik sebagai tanda pernah mengunjungi tempat ini. Aku tidak membeli satu pun pernak-pernik, namun sebelum kembali ke bis aku menemukan beberapa toko buku. Banyak buku yang selama ini kucari terdapat disini. Tanpa piker panjang, aku segera membelinya. Secangkir kopi tak lupa kunikmati sebelum meninggalkan kota ini.

Kamis (19/6) masih dalam perjalanan menuju kota Surabaya. Kami menunaikan salat Subuh di salah satu masjid di daerah Jombang. Semua peserta tour de Yogyakarta menuntaskan kebutuhannya di sini. Setelah semua selesai, kami meneruskan perjalanan. Namun, kali ini salah satu temanku ada yang berhenti di sini dikarenakan sudah dekat dengan rumahnya.

Kami menghabiskan waktu dengan bercanda ria. Hingga sampai puncaknya ketika kami terjebak kemacetan yang cukup panjang di daerah Sidoarjo, dikarenakan hujan yang tak kunjung reda dan tidak diimbangi dengan saluran air yang memadai. Lepas dari kemacetan tersebut, perjalan kami hingga sampai ke kampus lancar. Kami segera turun dan kembali ke tempat kami masing-masing.

Aku segera kembali ke pondok dengan sepeda yang kutitipkan kepada sahabatku. Sesampai di pondok, aku segera membereskan barang-barangku kemudian istirahat hingga siang hari. Kemudian, sejenak aku ke kampus untuk browsing internet. Menjelang senja, aku membereskan barang-barangku dan segera menuju ke Lamongan. Dalam perjalanan, sejanak aku berhenti untuk mengisi bensin dan salat maghrib. Setelah itu, aku langsung menuju rumah. Semuanya menyambutku dengan wajah yang berseri-seri. Malam ini kami habiskan bersama-sama dengan menikmati hidangan yang kubawa dari Yogyakarta.

Jum’at (20/6) pagi ini kugunakan untuk mengerjakan tugas. Namun, kenyamanan rumah menjadikanku terlena dan tugas-tugas pun terbengkalai. Menjeang dhuhur, aku menyiapkan diri untuk menunaikan salat Jum’at di masjid. Kemudian aku menyiapkan segala sesuatu untuk bekal kembali ke Surabaya. Tepat setelah salat asar, aku berangkat dari rumah. Sepanjang perjalanan, aku menemui banyak kemaceta. Namun, bisa diatasi hingga waktu maghrib aku sampai di pondok. Malam hari, kugunakan untuk beristirahat setelah menempuh perjalanan.

Pagi ini (21/6) menjadi agenda pondok dalam rangkaian Safari Rajabiyah. Kami akan melakukan perjalanan ke tiga tempat, makam Bung Karno, Gunung Kawi dan Masjid Turen. Hanya sebagaian yang mengikuti agenda ini. Setelah salat subuh, kami berangkat menuju jalan raya untuk menunggu bis pesanan kami. Setelah lama menunggu, akhirnya bus pun datang dan kami sempatkan untuk berfoto sejenak.

Makam Bung Karno menjadi tujuan pertama. Dalam perjalanan ke tempat ini, kami mempererat emosional dengan bernyanyi, bersenda gurau, dan lain sebagainya, semua larut dalam kegembiraan. Satu per satu kota kami lewati, hingga sampai akhirnya di tempat parkir menuju makam Bung Karno.

Kami berjalan kaki menuju tempat tujuan. Banyak penjual pernak-pernik tentang Bung Karno. Sesampai di makam, kami berfoto bersama kemudian duduk di depan makam untuk sekedar mengenang jasa-jasa beliau. Ada berbagai agama yang mengunjungi tempat ini. Menjadi hal menarik bagi pengunjung. Kemudian kami sekedar membeli oleh-oleh dan pernak-pernik sebagai kenangan kami telah mengunjungi tempat ini.

Setelah itu kami mengunjungi Petilasan Gunung Kawi. Kunjungan kami ke sini hanyalah untuk mengetahui bagaimana hal-hal syirik terjadi di sini. Banyak kepercayaan dari masyarakat tentang Pohon Dewa Daru yang tumbuh di dekat makam. Puas dengan melihat kejadian aneh yang berkembang di daerah sini, kami menuju Masjid Turen yang konon katanya sangat megah. Sesampai di tempat ini, terbukti kemegahan tempat ini. Luar Biasa. Tak ada kata yang tepat untuk tempat ini. Megah dan sangat luas. Tak kusia-siakan kunjungan ke tempat ini untuk mengambil gambar dan berbelanja. Puas dengan semuanya, kami segera berkumpul di bis untuk kembali ke Surabaya. Di dalam bis penuh canda tawa dan berbagi makanan. Perjalanan menuju Surabaya hanya bisa kurasakan melaui mimpi.

Post a Comment

0 Comments