Pelantikan FKPBA Nasional



Pagi-pagi aku harus kembali ke Surabaya. Namun, tubuh ini serasa sangat letih. Seakan berat untuk meninggalkan pulau kapuk. Dengan berbagai usaha aku bangun dan segera membersihkan tubuh untuk bersiap diri kembali ke Surabaya. Kembaliku ke pondok karena ada undangan pelantikan FKPBA Nasional di STAIN Jember. Ibuku mengantarkan keberangkatanku sampai di halte bus. Dalam perjalanan, tidak satu pun pembelajaran yang aku ambil. Aku terlelap dalam tidurku hingga sampai di kota Pahlawan. Dari terminal Bungurasih, aku melanjutkan perjalanan hingga sampai ke pondok.

Suasana pondok di hari libur seperti ini cukup ramai. Ditandai dengan banyaknya sepeda motor di parkiran pondok. Aku menuju kamarku dan di sana ada beberapa orang yang sedang istirahat. Salah seorang sahabatku, Anam, terbangun dengan kedatanganku. Kami ngobrol sejenak sekedar melepas rindu. Kemudian kami melanjutkan aktivitas kami masing-masing. Aku tertidur di depan laptopku dan terbangun seiring bunyi dering handphoneku. Aku telah ditunggu sahabat-sahabat di depan kampus untuk berangkat menuju kota Jember. Dari depan kampus, kami naik bus kota menuju terminal Bungurasih dan sesampai disana naik bus jurusan Jember. Aku bertemu sahabatku semasa di Aliyah. Dia sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jember.

Perjalanan yang sangat panjang dengan pemandangan yang menakjubkan. Tidak pernah aku lihat di kota pahlawan. Dalam perjalanan kami bersenda gurau dan menghabiskan makanan ringan yang sengaja kami bawa dari rumah. Perjalanan panjang seperti menambanh pengalaman baru bagiku. Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di kota Jember. Sesampai di terminal Jember, kami istirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di STAIN Jember. Disana kami disambut oleh panitia kegiatan dan diantar menuju tempat peristirahatan.

Malam hari aku bersama sahabati Desi dan Firoh dan Sahabat Dul, Kholid, dan Adnan membelah jalanan kota Jember. Kami singgah di sebuah salon dan beberapa orang diantara kami menikmati fasilitasnya. Puas disana, kami melanjutkan perjalanan mencari sesuatu yang khas dari kota ini. Namun, kami tidak menemukan sesuatu di tempat ini. Yang ada hanya gelap dan hamparan sawah dan pegunungan. Kami pun kembali ke kampus. Dalam perjalanan, kami dikagetkan dengan sambungan listrik yang terputus sehingga tidak satupun cahaya yang masuk mata. Pelan-pelan kami melanjutkan perjalanan hingga sampai ke pondok dengan bunyi-bunyian serangga. Hingga sampai akhirnya terlelap dalam alam mimpi.






JEMBER
Ahad, 26 Januari 2014

Post a Comment

0 Comments