Gegap gempita lantunan ekspresi Cinta Tanah Air 650 musafir dari
Tasikmalaya memenuhi aula gedung yang beralamat di Jl. Masjid Al-Akbar Timur
no.9 Surabaya (25/4). Total 11 bus besar terparkir di halaman masjid. Rombongan
Ponpes Baitul Hikmah, Tasikmalaya, Jawa Barat dalam rangkaian kunjungan ke
pesantren-pesantren dan napak tilas jejak para auliya’ di Pulau Jawa.
Ketika orang Sunda, Jawa dan Madura duduk bersama, menautkan
hati dan pikiran untuk Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD45, maka
muara ilmu pengetahuan adalah akhlak al-karimah yang berwujud dalam
keindahan berbudaya.
Bahwa budaya bangsa Indonesia adalah menyembah. Menyembah
dalam arti meyakini adanya suatu dzat penguasa jagat raya dan menyembah
dalam arti menghormati yang lebih tua. Menyembah dalam arti meyakini dilakukan sesuai
yang diajarkan agama masing-masing dan menyembah dalam arti menghormati
dilakukan dengan banyak hal diantaranya: upacara bendera, gotong royong,
sungkem kepada orang tua, bicara dengan halus kepada yang dituakan, ziarah
makam leluhur, tawassul, sholawatan, maulidan dan tahlilan.
Agama dan Negara ibarat dua sisi mata uang. Mendialogkan
keduanya berarti mensinergikan akal dan hati seperti kesimbangan ruh dan jasad.
Pemimpin rombongan Baitul Hikmah, K. H. Busyra Karim, mengatakan bahwa di Jawa
Barat tradisi menyembah dalam arti menghormati yang lebih tua kurang
dilestarikan.
Aswaja
Center PWNU Jawa Timur
Rabu, 25 April
2018
0 Comments