Melawan batas-batas
logika dari sebuah perjuangan panjang yang dilandasi oleh komitmen untuk tetap
memegang teguh harapan, keyakinan, kesederhanaan dan ketekunan. The Dreams Will
Come True. Untuk itulah organisasi ini dibentuk. Dari latar belakang yang sama
untuk meraih mimpi yang satu, kehidupan masa depan yang harus lebih baik.
Sebuah harapan yang terus dipupuk dalam meraih cita-cita. Lanjutkan ambisimu .
. . ! ! !
Dalam musyawarah
akbar tahunan kali ini (13/9), saya diamanahi untuk menjadi presidium sidang.
Bukan menjadi hal asing bagi saya. Sudah berkali-kali saya mendapatkan amanah
demikian, tetapi masih ada saja kesulitan bagi diri saya untuk berimprovisasi.
Mungkin saya harus lebih banyak berkumpul dengan manusia hehehehehe.
Ketika sidang
dimulai, peserta terlihat tenang. Sampai ketika saya membacakan pasal yang
mengundang perdebatan. Di sini saya belajar diplomasi. Setelah perdebatan yang
cukup sengit, akhirnya kesepakatan pun bisa diambil. Pasal-pasal selanjutnya
cukup lancar dan tidak memerlukan banyak waktu untuk menyepakati rancangan tata
tertib musyawarah akbar ini.
Sidang kedua
laporan pertanggungjawaban dari pengurus harian dan masing-masing koordinator
devisi. Ketika giliran saya melaporkan kegiatan satu tahun ini, tidak ada
komplain dari peserta sidang. Semuanya terlihat tenang memperhatikan penjelasan
dari saya. Hanya pembetulan dari salah satu peserta sidang terhadap kesalahan
penulisan.
Sidang demi sidang berjalan
dengan lancar. Beberapa keputusan pun diambil untuk jalannya organisasi ke
depan. Dengan harapan menghasilkan buah yang lebih manis. Menjelang senja,
forum segera diakhiri. Terpancar kebahagiaan dari setiap peserta sidang dan
keceriaan dari pengurus. Tidak terasa satu tahun telah berlalu. Semoga apa yang
kita usahakan selama ini bermanfaat bagi banyak orang.
Forum tidak
berhenti sampai di sini. Malam hari dalam forum bebas kita bersenang-senang
sembari melakukan konsolidasi untuk pemilihan ketua selanjutnya. Salah satu
sentra pedagang kaki lima menjadi tujuan kami. Banyak variasi-variasi makanan
yang bisa dipilih. Saya pun memilih kuliner yang belum pernah saya cicipi
selama ini, bihun kuah. Luar biasa mantap. Canda tawa pun terpancar dari mimik
wajah teman-teman. Di tengah-tengah perbincangan kami, saya bertemu salah
seorang teman ketika masih duduk di bangku aliyah. Saya pun menyapanya dan
sejenak membicarakan dunia seputar kampus.
0 Comments