Info yang paling
menarik bagi mahasiswa tingkat akhir adalah beasiswa dan pameran pendidikan.
Itulah yang menggerakkan langkah kakiku menuju tempat dilaksanakannya pameran,
tepatnya di Hotel Sheraton Surabaya (9/8). Saya bersama sahabat Mulyono tak
pernah sekali pun memasuki hotel berbintang 5. Nama hotel Sheraton pun tak
pernah kami baca walau kita sering mengelilingi kota Surabaya. Entah itu dengan
tujuan yang jelas atau pun kesasar tak tahu arah dan tak mengerti jalan pulang.
Kami pun hanya mengandalkan google maps dalam usaha pencarian.
Sampai akhirnya
kita menemukan gedung yang menjulang tinggi ke angkasa bertuliskan Sheraton.
Cerita pun bermula dari sini. Tempat parkir yang sangat jauh dari lokasi
membuat kami bingung apakah jalan yang kami lalui benar. Perasaan dengan teknik
mengikuti orang lain adalah cara kami atau lebih tepatnya cara orang tidak tahu
agar tidak malu-maluin he he he he he.
Kemudian perjalanan
lumayan panjang kami lalui sambil mencari jalan masuk dari jajaran
gedung-gedung yang menjulang tinggi tersebut. Sampai akhirnya kami melihat
sekelompok orang bertas. Terbersit dalam pikiran kami bahwa mereka mempunyai
tujuan yang sama. Tanpa pikir panjang kami pun menguntit dari belakang. Dan
ternyata, sangkaan kami salah besar. Lantas, seorang satpam pun menjadi
petunjuk terakhir para pemburu beasiswa.
Ruangan megah
dengan beragam pernak-pernik kami lalui, dengan beraneka ragam jenis aktivitas
pengunjung. Ada yang belanja, makan, atau sekedar jalan-jalan. Setelah beberapa
menit kami berputar-putar, akhirnya menemukan lokasi pameran. Stan beasiswa
LPDP yang menyambut kedatangan setiap pengunjung pameran. Di tempat ini juga
saya bertemu dengan salah satu dosen yang terkenal killer. Bersama
putra-putinya saya pun sempat bertegur sapa dengan beliau.
Memasuki stan
pameran kampus luar negeri, kami berdecak kagum dengan kondisi ruangan yang
sangat megah. Antusias pengunjung pun tak kalah menarik. Para penjaga stan
mayoritas warga asing, tentu dalam menjelaskan menggunakan bahasa asing. Naaah,
ini yang membuat saya agak was-was. Dengan modal bahasa Inggris yang sedikit,
kami hanya menjadi orang ketiga disetiap stan.
Puas memperoleh info-info dari kampus luar
negeri, kami mengikuti seminar beasiswa LPDP. Ada lima sesi dalam seminar,
setiap sesi berjumlah 100 orang. Kami mendapatkan sesi ke empat, sedangkan
sahabat Dicky dan Furqon mendapatkan kesempatan sesi ke lima, tetapi ikut sesi
ke empat karena sesi ke lima terlalu malam. Banyak manfaat dalam perjalanan
kami kali ini.
Dalam perjalanan
pulang ingin rasanya menikmati hidangan kuliner khas Surabaya, Nasi Goreng
Jancuk. Tapi karena tidak satu pun di antara kami yang tahu tempatnya, akhirnya
kami menghabiskan malam sambil mengisi perut di warung belakang kampus. Canda
tawa dan saling tukar pengalaman selama PPL di tempat masing-masing membuat
suasana semakin renyah. Pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk merubah
kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
0 Comments