Merah Putih Garuda Jaya

Semerbak embun pagi menyelinap dalam relung-relung jiwa. Mentari bersinar dengan gagahnya di bumi Nusantara. Tak ada lagi meriam, tak terdengar lagi bisingnya suara tembakan, tak perlu lagi bersusah payah bergerilya. Proklamasi yang dikumandangkan tujuh puluh tahun silam oleh Putra Sang Fajar, menjadi awal mula kehidupan baru, menjadi tonggak perubahan tata sosial kemasyarakatan. Fajar telah datang. Dinginnya malam berganti dengan kehangatan cahaya sang surya. Tetesan darah berganti dengan segarnya air susu. Tanaman tumbuh subur sepanjang untaian Zamrud Khatulistiwa. Perbedaan menjadi identitas dalam kesatuan. Indonesia tanah airku.
Tak ada aktivitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat, semuanya larut dalam peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dari berbagai civitas, petani, nelayan, pedagang, pejabat, pengusaha dan seluruh rakyat Indonesia semuanya berkumpul untuk melakukan upacara bendera. Beraneka ragam tempat dilaksanakannya upacara, mulai dari lapangan, puncak gunung, dasar laut hingga bawah tanah. Dalam meramaikan suasana rakyat Indonesia mempunyai cara masing-masing, bermacam-macam perlombaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia masih mendominasi dalam memeriahkan HUT RI ke-70 ini. Warga asing yang kebetulan berkunjung ke Indonesia juga turut ambil bagian dalam perlombaan ini.
Dalam peringatan kali ini, saya melakukan upacara bersama guru-guru dan siswa-siswi MA Hasyim Asy’ari Sukodono, Sidoarjo. Kami melakukan upacara bersama warga dan pejabat setempat di lapangan kecamatan. Bermacam-macam warna seragam yang berpartisipasi. Tetapi, para siswa memakai pakaian bebas karena mereka akan menampilkan sebuah drama kolosal tentang perjuangan meraih kemerdekaan. Penampilan mereka cukup bagus dan seakan membawa suasana kembali ke masa lalu.
Saat detik-detik pengibaran bendera merah putih, pikiran saya seakan kembali pada peristiwa lima tahun silam. Pada saat itu sayalah yang memakai pakaian kebesaran paskibra. Memegang amanah dalam mengibarkan bendera merah putih di bumi Joko Tingkir, Lamongan. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kenangan tersebut hanyalah menjadi butiran debu, terbang terbawa angin. Sebuah cerita untuk generasi di masa depan.
Berinteraksi dengan para guru mungkin menjadi pilihan yang menarik selepas upacara. Sembari menyaksikan para siswa kelelahan dan berganti pakaian, kami pun menikmati hidangan yang telah disediakan. Dan tak lupa sebuah momen yang baik haruslah diabadikan. Kemudian kami kembali ke tempat masing-masing untuk melanjutkan aktivitas.
Pada hari ini seluruh media masa menyiarkan langsung peringatan upacara bendera dari Istana Negara. Begitu rapi dan khidmat hingga memukau rakyat dari Sabang sampai Merauke. Seluruhnya terpusat menyaksikan pengibaran bendera merah putih di Istana Negara. Berbagai kekayaan budaya tak lupa ditampilkan dalam upacara kemerdekaan, sebagai wujud Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara itu, dalam peringatan hari besar ini diikuti oleh para penjual dengan memberikan diskon besar-besaran kepada para pengunjung. Saya bersama sahabat Hamdani pun tak mau ketinggalan, kami berburu barang-barang kebutuhan di mall terdekat. Tapi sayang sekali, kami kurang cepat dalam bergerak sehingga kehabisan stok barang. Tak ada rotan akar pun jadi, kami berputar-putar mengelilingi mall untuk sekedar menambah wawasan. Dan tanpa disengaja kami bertemu dengan teman-teman seperjuangan. Dirgahayu Republik Indonesia ke-70. Sekali merdeka tetap merdeka. Sang Garuda terbang tinggi ke angkasa membawa harapan besar rakyat Indonesia. Merah Putih Garuda Jaya. Ayo Kerja...!!!

Post a Comment

0 Comments