Mendidik bukanlah
profesi guyonan dan menulis bukanlah pekerjaan sambilan. Namun yang beringinan
menjadi orang kaya secara cepat, janganlah menekuni kedua hal tersebut.
Orientasi pendidik dan penulis bukanlah uang, tapi bagimana mencetak
orang-orang berhasil di segala lini kehidupan. Tempat mereka bukanlah lahan
bisnis tetapi wadah untuk mengabdikan diri. Salah bila menganggap tempat ini
adalah lahan komersil, walaupun sebagian orang telah menjadikan pendidikan
sebagai lahan basah untuk mengeruk keuntungan. Pendidikan yang tak beretika.
Letih lelah dalam
perjalanan mengajar tidak membuat patah semangat untuk terus belajar guna
benar-benar menjadi orang merdeka, terbebas dari segala bentuk penjajahan dan
ketertindasan. Sore ini adalah waktunya kelas bahasa Mandarin dan Perancis.
Tanpa berat hati, motor pun meluncur melewati ramainya jalanan Surabaya. Namun,
sebelum berangkat saya menuai rintangan dengan hilangnya kontak sepeda motor.
Membutuhkan waktu lama dalam mencarinya, syukur alhamdulillah masih bisa hadir
tepat waktu. Kelas hari ini terlihat semakin sedikit peserta yang hadir, Pak
Sutoyo pun hanya tersenyum melihatnya karena menurut beliau hal ini sudah biasa
dalam kelas-kelas sebelumnya. Dalam hal materi pelajaran, banyak hal-hal baru
yang diterima peserta. Beliau pun tidak lupa mereview pelajaran lalu untuk
menguji kemampuan setiap peserta. Rumor bahasa Mandarin adalah bahasa yang
sulit sepertinya tidak bisa dibenarkan. Yang saya tahu, bahasa Mandarin adalah
bahasa yang lucu.
Usai kelas bahasa
Mandarin, beberapa peserta bergeser menuju kelas bahasa Perancis. Salah satu
bahasa yang pernah saya pelajari dan tidak asing lagi bagi saya. Beberapa menit
kami menunggu, ternyata dari petugas mengumumkan bahwa kelas hari ini
diliburkan karena tutor berhalangan hadir. Saya pun segera menuju ke
perpustakaan, menulis apa yang bisa ditulis dan membaca apa yang bisa dibaca.
Memang ini adalah salah satu tempat favorit saya untuk belajar dan terus
berkarya. Beberapa barisan huruf-huruf pun bisa saya hasilkan di salah satu
komputer dalam perpustakaan.
Di ufuk barat, mega
merah semakin nampak dan sang surya pun membuka kegelapan di tempat lain.
Kumandang azan maghrib kian terdengar seantero persada. Sahut-menyahut
menghasilkan sebuah instrumen yang menurut sebagian kelompok merasa terganggu
dengan keaktifannya bergelora lima kali sehari. Aktivitas di depan komputer
segera saya akhiri dan bergeser menuju masjid terdekat. Ketenangan yang akan
dirasakan ketika mampu memenuhi undangan tepat waktu. Selepas shalat, saya
segera kembali ke pondok. Namun, lagi-lagi saya mendapat rintangan, kontak
motor saya entah kemana. Hingga azan isya’ terdengar, saya masih dalam proses
pencarian. Beberapa petugas keamanan pun tidak menemukan apa yang saya cari.
Beberapa jam
mencari saya mulai lelah. Maklum saja sejak pagi belum sempat istirahat. Saya
segera menuju masjid terdekat untuk mengistirahatkan tenaga dan pikiran.
Beberapa menit berlayar ke pulau tak berpenghuni, saya dibangunkan oleh dua
orang sahabat saya, Fattah dan Huda yang membantu dan menemani saya dalam
proses pencarian. Kami berputar ke seluruh area Balai Pemuda, tapi lagi-lagi
tidak kami temukan.
Perpustakaan
menjadi tujuan kami untuk beristirahat. Suasana yang cukup tenang dan sunyi
memang asik untuk menenangkan pikiran yang kacau. Sahabat Huda yang belum
pernah ke sini nampak asik menikmati tempat ini. Menjelang di tutupnya
perpustakaan, kami meninggalkan tempat
dan berniat mencari ahli kunci. Alhamdulillah, sebelum sempat kami keluar ruangan,
saya menemukan kontak motor di meja petugas. Tanpa pikir panjang, saya
menanyakannya dan petugas menyerahkannya kepada saya. Kami pulang dengan hati
yang bahagia. Terima kasih sahabat atas kedatangannya.
Entah apa makna
dibalik seluruh rangkaian kejadian ini. Saya anggap ini adalah sketsa Tuhan
untuk menyelamatkan saya dari kejadian yang kurang bersahabat. Tuhan sengaja
menunda-nunda kepulangan saya dengan menyembunyikan sementara kontak motor yang
akan saya kendarai. Semua kejadian tentu menjadi akibat atau sebab terjadinya
suatu kejadian yang akan terjadi di masa depan. Selalu berpikir positif adalah
jalan satu-satunya melukis hidup ini dengan goresan tinta yang bermanfaat.
Menghasilkan sebuah lukisan yang mampu menentramkan siapa saja dan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar. Terlepas indah atau buruknya sebuah lukisan, setiap
kejadian tentu ada makna yang terkandung di dalamnya. Beruntunglah mereka yang
mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Tugas kita tidak untuk sukses,
tetapi untuk terus berusaha. Dan kewajiban kita bukan untuk pintar, tetapi
untuk terus belajar. Mengukir kisah hidup di lembar sejarah manusia, karena
setiap ciptaan adalah spesial. Tergantung bagaimana usaha kita mencapainya
sesuai versi hidup kita masing-masing. Tidak ada manusia bodoh di muka bumi,
yang ada hanyalah manusia yang belum menemukan jalannya. Berusahalah menemukan
alur kehidupan dari setiap kejadian. Ibarat permainan, kehidupan adalah potongan
puzzle yang harus disusun. Betapa sulit merangkai potongan-potongan puzzle
tersebut, tetapi setelah terbentuk akan menghasilkan sebuah karangan yang
sangat indah.
0 Comments