Bibliothek GoetheHaus, Perayaan 300 Tahun Immanuel Kant

 


Tahun ini Goethe-Institut Indonesien bersama Komunitas Salihara dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara menggelar perayaan 300 tahun Immanuel Kant. Program ini berfokus pada perspektif Kant tentang hubungan yang rumit antara hukum, agama, dan politik di dalam negara. Tema ini mencakup topik-topik yang luas seperti toleransi, moralitas, etika, tata kelola politik, kerangka hukum, peran publik, dan lain-lain. Dengan mengeksplorasi topik pembuka ini, visi Kant untuk mempromosikan koeksistensi yang lebih harmonis menjadi nampak dan relevansi gagasan serta pemikiran hingga kini dapat tersorot lebih jelas.



Perayaan 300 tahun Immanuel Kant ini diselenggarakan di Bibliothek GoetheHaus, Jakarta. Bagi pengguna KRL, anda bisa turun di Stasiun Gondangdia, kemudian berjalan kaki mengikuti google maps sampai ke lokasi. Suasanan jalanan menuju ke GoetheHaus cukup ramai dengan banyak pohon di trotoar. Pohon-pohon sepanjang jalan tampak mempunyai akar layaknya pohon-pohon tua. Di depan GoetheHaus, terdapat satu pohon yang cukup besar.

Ini pertama kalinya saya mengunjungi Goethe-Institut di GoetheHaus Jakarta. Sebelumnya lebih sering mengunjungi Goethe-Institut di Wisma Jerman Surabaya. Aktivitasnya hampir sama, sebagai Pusat Kebudayaan Jerman. Selain menonton film-film Jerman, terakhir kali saya mengikuti agenda di Wisma Jerman Surabaya bertajuk sharing session seorang dokter di salah satu pesantren Madura yang mengunjungi Jerman dalam agenda Life of Muslim in Germany.




GoetheHaus Jakarta, tempat asik belajar Bahasa Jerman. Perpustakaan lengkap, suasana tenang, dikelilingi buku, bisa bermain game, mendengarkan musik, juga menonton film. Yang menarik dari perpustakaan ini, di sini kita bisa belajar bahasa Jerman melalui beragam medium yang interaktif dan nggak ngebosenin. Untuk bukunya pun bermacam-macam, ada buku anak-anak, novel fiksi, sastra, buku bertema kebudayaan, dan tentunya banyak referensi untuk memperdalam skill bahasa Jerman. Area baca buku nyaman banget, suasananya bikin konsentrasi bekerja dan ngerjain tugas.



Perpustakaan dibuka untuk umum, nggak harus sedang belajar atau ambil program di Goethe Institut. Buka Senin-Sabtu pukul 10.00 – 18.00 WIB, gratis. Pengunjungnya akan dapat nomor di security depan. Kalau mau, bisa juga jadi member dan pinjam lewat daring. Coba cek akun @goetheinstitut_indonesien untuk informasi terkini dan lebih lengkap.

Sebelum pulang, saya mencoba menonton film di lantai dua. Langsung pilih dari raknya lalu putar sendiri, kalau kosong. Beberapa film dalam bahasa Jerman dan seringkali tidak ada subtitlenya. Barut ahu juga salah satu buku anak yang selalu direkomendasikan di mana-mana, sudah difilmkan. Di lantai dua juga ada rak yang memajang koleksi CD musik jerman yang bisa dimainkan. Di lantai satu juga ada ruang untuk bermain game. Meskipun demikian, ketenangan perpustakaannya tidak terganggu, sudah disediakan headphones di semua ruang media. Hari yang menyenangkan, pusat kebudayaan negara mana lagi ya yang asik dikunjungi.




Post a Comment

0 Comments