Wirid Pagi Mantra Gayatri

Bhur Buwah Swah
Engkau penguasa alam nyata, ghaib dan mahaghaib
(Maaliki yaumiddin)

Tat Sawitur Warenyam
Engkaulah satu-satunya yang patut hamba sembah
(Iyyaka na’budu)

Bhargo Dewasya Dimahi
Engkaulah tujuan hamba dalam semadhi
(waiyyaka nasta’iin)

Dhiyo Yo Nah Pracodayat
Terangilah jiwa hamba agar hamba berada di jalan yang lurus menuju engkau
(Ihdinash shirathal mustaqim)

Telah tertulis dalam lembar sejarah umat manusia bahwa melalui nyepi Sidharta Gautama memperoleh pencerahan, perawan suci Maria memperoleh kabar gembira akan kelahiran seorang anak lelaki, Muhammad SAW menerima perintah ‘membaca’ dalam Gua Hira’, dan kebudayaan Jawa mengajarkan bahwa untuk mencapai segala sesuatu haruslah seseorang melakukan ‘tapa’.

Ekspresi manusia dalam melakukan nyepi beraneka ragam. Dengan puasalah proses nyepi paling mudah dilakukan sesuai tuntunan agama dan titah Tuhan dalam kitab suci. Bukan sebuah kebetulan kata PUASA dekat dengan kata PUAS, alam seakan memberikan isyarat bahwa dengan pusalah kepuasan itu dapat dirasakan.

Beruntunglah siapa saja yang nyepi dengan sungguh-sungguh seperti orang-orang terdahulu. Mengasingkan hati dan pikiran dari kemelekatan dunia dengan melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu:
1.      Amati Geni(mengendalikan api, listrik, amarah, atau hawa nafsu)
2.  Amati Lelanguan(mengendalikan indera pendengaran, music, tv, medsos dan keramaian)
3.      Amati Pakaryan(aktivitas sia-sia. Ngrasani, ngrumpi, adu domba, dengki, hasud)
4.      Amati Lelungan(bepergian)
                       

“Dan ceritakanlah kisah Maria di dalam Al-Kitab, ketika dia menyepi dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis).” (QS. Maryam 19: 16) 

Post a Comment

0 Comments