B O L A

Yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharmasya tadātmanam srjmy qham. Kapan pun kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itu aku turun menjelma, wahai keturunan Bharata.

Begitulah kiranya kutipan dari kitab Bhagavadgita, kitab suci agama Hindu yang berisi nasehat-nasehat Krishna kepada Arjuna sebelum perang itu terjadi, Bharatayudha.

Paritranaya sadhunam, uinasaya ca duskrtam, dharma-samsthapanarthaya, sambhavam yuge yuge. Untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasakan orang jahat serta menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.

Pertanyaannya, siapakah jelmaan Krishna di bumi Nusantara ini? Tanah yang diatasnya berdiri negara bernama Indonesia. Pancasila sebgai dasar negara. Rakyat adil, makmur dan sentosa sebagai tujuannya. Ketika rakyat hidup sengsara dan pemerintah menindas atas dasar trauma masa lalu. Kagaduhan di sana-sini, kekacauan di mana-mana dan keculasan merajalela.

Siapa yang benar dan siapa juga yang salah?
Semuanya mengakuberada di pihak yang benar. Mengaku Pandawa. Akankah Pandawayudha terjadi di tanah ini? Perang Pandawa, lebih dari perang saudara. Semuanya tinggal menunggu waktu. Rakyat yang menjadi pemenang atau malah menjadi pecundang. Siapakah Kishna di zaman sekarang? Zaman di mana klub-klub berplat merah dengan seenaknya, sakenake udhele, memanggil pemain dengan alasan tugas negara. Akankah prajurit Andalusia berhasil meracik formula, menjadikan sepak bola kembali mengangkasa.

Benar atau salah di zaman sekarang ibarat permainan sepak bola ala Mourinho. Tidak penting bagaimana cara bermainnya dan siapa saja pemainnya, yang terpenting adalah bagaimana cara mencetak gol sebanyak-banyaknya. Tanpa mempedulikan cara yang digunakan indah atau tidak. Benar atau salah.

Serba tidak jelas. Membuat setiap orang bertanya kepada Kang Jo dan Bang Tit. Dipelopori oleh sang mantan yang super-melankolis. Pertanyaannya pun membanjiri halaman istana negara. Inginnya sih memperoleh keadilan. Ho...ho…ho…

Tak mau ambil pusing dengan berjuta pertanyaan, Kang Jo pun menghabiskan waktu dengan bermain bal-balan, bersama para staff dan awak media.

Uhuk. . . Ahox . . . Hoax . . . tidak puas menyaksikan aksi 212, malah membuat ulah dengan orang pribumi, K. H. Ma’ruf Amin. Dia tidak tahu siapa dibelakangnya. Sedikit saja pimpinannya disentuh, pulang lu  ke tanah moyong lu.

Om khatib Om
Om setifikasi Om
Om gak payu Om

Post a Comment

0 Comments