Ngaji rutin malam minggu (18/8) bersama K. H. Marzuki Mustamar
dalam edisi kemerdekaan. Menjadi merdeka adalah hak segala bangsa, bahwa tidak
ada makhluk yang lebih superior dibanding makhluk yang lain, yang superior
hanyalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya, puncak dari ilmu pengetahuan dan
kepasrahan manusia adalah kesadaran bahwa kita bukanlah apa-apa dan bukan
siapa-siapa serta tidak lebih baik dari siapa-siapa yang merasa punya apa-apa.
Sadar, bahwa proses belajar tidak ada batasnya. Karena tugas
manusia tidak untuk pintar, melainkan untuk terus belajar. Belajar mencintai
apa yang sedang dipelajari. Belajar menekuni apa yang telah disukai. Dan
belajar memahami apa yang tidak dikuasai.
Telah tertulis dalam sejarah umat manusia, sosok Al-Farabi yang
mensinergikan antara filsafat Yunani Klasik dan Islam. Imam Al-Asy’ari dan Imam
Syafii yang mengombinasikan antara aqli dan naqli di bidang ilmu kalam dan
fiqih. Dan Al-Ghazali, putra seorang pemintal benang yang mendamaikan fuqaha
dan para sufi. Serta K. H. Hasyim Asy’ari yang mengintegrasikan nasionalisme
dan agama dalam sebuah maqalah hubbul wathan minal iman.
Bung Karno dalam salah satu pidatonya menyatakan, kalau jadi
Hindu jangan jadi orang India, kalau jadi Islam jangan jadi orang Arab, kalau
jadi Kristen jangan jadi orang Yahudi, tetaplah jadi orang Nusantara yang kaya
raya ini. Ingatlah, bahwa musuh terbesar adalah rakyat sendiri. Rakyat yang
mabuk akan budaya asing, yang kecanduan agama dan mengatasnamakan agama untuk
membunuh bangsa sendiri demi menegakkan budaya asing.
Kebenaran adalah input, diproses dalam kebaikan dan
diekspresikan dalam bentuk keindahan-keindahan. Puncak kecerdasan penghuni
tanah padang pasir adalah kecerdikan siasat, sedangkan puncak kecerdasan
penghuni tanah subur gemah ripah loh jinawe adalah keindahan berbudaya. Oleh
karenanya, Tuhan mengirimkan manusia paling sempurna dari tanah padang pasir
untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam. Menyeru kebaikan, merawat perbedaan
dan menghukum orang yang melanggar hokum atau perjanjian negara yang telah
disepakati bersama. Bukan menyeragamkan yang berbeda, tetapi menindak siapa
saja yang melanggar kesepakatan bersama. Di Indonesia, kesepakatan itu disebut
Pancasila.
Negara berfungsi menjaga lima hal, yaitu: agama, jiwa, akal,
harta, keturunan atau kehormatan. Maka, negara sangat penting adanya untuk
keberlangsungan hidup manusia. Kedaulatan negara dikontrol oleh Presiden,
dikuasai oleh rakyat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Mushola
PWNU Jawa Timur
Sabtu, 18
Agustus 2018
0 Comments