When you feel alone in the
rigors of the world. Feeling hopeless and difficulties. You are not alone. Life
is not what we want. Not in accordance with the dream we expect. Face with a
calm heart and keep moving. Rest assured God is with us.
Ana
kidung rumeksa ing wengi
Ada
nyanyian mengalun tulus di malam hari
Teguh ayu
luputa ing lara
Anak-anakku
terhindarlah dari sakit
Luputa
bilahi kabeh
Terhindarlah,
pasrahkanlah pada Tuhan semua
Jin setan
datan purun
Jin
pengganggu (bahkan) sungkan untuk datang
Paneluhan
tan ana wani
Ilmu
hitam tidak ada yang berani
Niwah
panggawe ala
Begitu
juga arwah yang ingin berbuat jahat
Gunaning
wong luput
Kiriman
guna-guna dari orang khilaf
Kaya geni
atemahan tirta
Seperti
api bertemu air
Maling
adoh tan ana ngarah ing mami
Pencuri
menjauh taka da yang akan mendekat
Guna
duduk pan sirna
Harus
tunduk dan hilang
Sakehing
lara pan samya bali
Semua
sakit pasti sembuh
Sakeh
ngama pan sami mirunda
Sebanyak-banyak
penyakit setelah tanggal lima pergi
Welas
asih pandulune
Belas
kasih pendahulunya
Sakehing
braja luput
Semua
senjata luput
Kadi
kapuk tibaning wesi
Seperti
senjata tajam yang jatuh ke lautan
Sakehing
wis tawa
Semua
bisa tertawa (anak) / Semua racun (menjadi) tawar
Sato
galak tutut
Anjing
galak jadi jinak, nurut seperti burung perkutut
Kayu aeng
lemah sangar
Pohon tua
tanah belum terjamah
Songing
landhak guwaning wong lemah miring
Sarang
landak guanya orang tanah miring
Myang
pakiponing merak
Sampai
sarang merak
Pagupakaning
warak sakalir
Dihabiskan
naga serakah
Nadyan
arca myang segara asat
Hingga
batu sampai lautpun kering
Temahan
rahayu kabeh
Satu
tubuh selamat semua
Apan
sarira ayu
Menjadi
jiwa yang indah
Ingideran
kang widadari
Dikelilingi
bidadari
Rineksa
malaekat
Disaksikan
malaikat
Lan
sagung pra rasul
Dan
sebanyak para rasul
Pinayungan
ing Hyang Suksma
Dipayungi
Yang Maha Esa
Ati Adam
utekku baginda Esis
Hatiku
Nabi Adam dan otakku Nadi Sits
Pangucapku
ya Musa
Ucapanku
adalah Nabi Musa
Napasku
nabi Ngisa linuwih
Napasku
Nabi Isa yang teramat mulia
Nabi
Yakub pamiryarsaningwang
Nabi
Yakub pendengaranku
Dawud
suwaraku mangke
Nanti Nabi
Daud/King David menjadi suaraku
Nabi
Brahim nyawaku
Nabi
Ibrahim nyawaku
Nabi
Sleman kasekten mami
Nabi
Sulaiman menjadi kesaktianku
Nabi
Yusuf rupeng wang
Nabi
Yusuf menjadi rupaku
Edris ing
rambutku
Nabi
Idris menjadi rambutku
Baginda
Ngali kuliting wang
Sahabat
Ali menjadi kulitku
Abu Bakar
getih daging Ngumar singgih
Abu Bakar
darahku dan Umar dagingku
Balung
baginda Ngusman
Sedangkan
Usman sebagai tulangku
Sumsumingsun
Patimah linuwih
Sumsumku
adalah Fatimah yang amat mulia
Siti
Aminah bayuning angga
Siti
Aminah sebagai kekuatan badanku
Ayup ing
ususku mangke
Nanti
Nabi Ayub di ususku
Nabi Nuh
ing jejantung
Nabi Nuh
di dalam jantungku
Nabi
Yunus ing otot mami
Nabi
Yunus di dalam ototku
Netraku
ya Muhammad
Mataku
ialah Nabi Muhammad
Pamuluku
Rasul Pinayungan Adam Kawa
Air
mukaku Rasul dalam lindungan Adam dan Hawa
Sampun
pepak sakathahe para nabi
Maka
lengkaplah semua para Nabi
Dadya
sarira tunggal
Telah
menjadi satu jiwa
Sebuah
tembang yang biasa dilantunkan oleh Jenderal Besar Panglima Sudirman ketika
menghadapi kesulitan, terdesak oleh musuh atau tidak punya pilihan. Ketika hari
mulai gelap, dan para prajurit mulai kelelahan. Untuk meyakinkan hati bahwa
Allah pasti menjaga kita dari musuh, baik yang tampak maupun yang tak tampak.
Pada zaman
dahulu, orang tua selalu menyenandungkannya ketika hari mulai gelap. Sambil
memberikan pendidikan pertama melalui metode dongeng, menceritakan kearifan
Nusantara dengan berkisah. Jika para orang tua lupa bagaimana mendongeng dan
mengelus rambut anak sebelum tidur, maka jangan salahkan guru jika sekolah
menghasilkan para pembohong dan penipu di atas sana.
0 Comments