Ibu kita Kartini putri sejati, putri Indonesia harum namanya… Di
tengah riuhnya ucapan selamat hari Kartini, syair lagu ibu kita Kartini
tersebut perlahan semakin tak terdengar. Modernisasi seakan melahap dengan
rakusnya budaya-budaya daerah dan Nasional. Hilangnya jati diri yang ditandai
dengan lunturnya budaya-budaya daerah dan bangga menggunakan produk-produk
luar. Terjadi sistem perbudakan baru yang menempatkan pemilik atau penguasa
teknologi informasi sebagai tuannya dan mereka yang melupakan budaya bangsanya
sebagai budaknya.
Bahasa menunjukkan bangsa. Bicara soal budaya, maka bahasa
sebagai unsur paling nyata pembentukan sebuah budaya. Terlepas dari perdebatan
ulama’ bahasa terkait pengaruh antara bahasa dan budaya. Dalam melestarikan
budaya bangsa, maka yang patut kita lakukan pertama kali adalah melestarikan
bahasa. Menyaksikan keindahan keberagaman dan keberagamaan di Indonesia, dalam
usaha pelestarian budaya daerah maka dalam pendidikan keluarga dan pergaulan kita
seharusnya menggunakan bahasa daerah. Penggunaan bahasa Indonesia ketika forum
Nasional atau formal. Tentu upaya itu agar kita terhindar dari perbudakan
modern.
Begitu kejamnya penjajahan dan perbudakan di masa silam tak akan
kita lupakan begitu saja. Salah satu pejuang yang dengan gigihnya mengangkat
kaum perempuan untuk meraih kesetaraan hak patut kita baca kembali sejarah
perjuangannya. Emansipasi wanita menjadi angin segar dalam upaya meningkatkan
kualitas diri untuk berjuang melawan ketertindasan.
Di era modernisasi sekarang ini, terjadi dekadensi pemaknaan
emansipasi. Wanita menginginkan semua hal boleh dilakukannya. Pemahaman seperti
itu perlu diluruskan. Bukan bermaksud untuk membatasi gerak dan kreativitas
para kaum hawa. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memilih aktivitas
sesuai kodrat penciptaan masing-masing. Hati-hati masuk pada ruang ilusi di
mana ada ketidaksesuaian dengan apa yang terjadi. Ada kegiatan yang benar,
perlu dan pantas untuk wanita dan juga ada kegiatan yang benar, perlu, dan
pantas untuk pria. Kita harus tau diri di mana kodrat penciptaan, karena segala
sesuatu diciptakan dengan kemanfaatan. Namun apabila ada kegiatan yang benar,
perlu, dan pantas untuk pria dan wanita, maka indikatornya adalah kemampuan.
Tidak dibenarkan apabila masih ada diskriminasi jenis kelamin dalam hal ini.
Dalam bingkai pendidikan, sang ibu berperan besar dalam
pembentukan karakter dan jati diri sang anak. Tugas utama sang ibu adalah
mendidik, menyiapkan sang anak untuk menjadi seorang yang tangguh dalam
mengarungi luasnya samudera kehidupan. Hal mendasar yang harus dilakukan sang
ibu adalah menyusui, tidak ada alasan apa pun bagi sang ibu mengganti hak anak
dalam menikmati ASI dengan susu kaleng alias binatang. Akan sangat berbeda
kualitas anak yang ketika masih bayi diberi hidangan ASI atau ASB (Air Susu
Binatang). Perhatian dan kasih sayang sang ibu juga sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter sang anak. Betapa besar peran wanita dalam kehidupan. Gaya
hidup modern yang mementingkan uang daripada pendidikan sang anak tidak bisa
dibenarkan. Selamat Hari Kartini…!!!
Surabaya, 21 April 2015
0 Comments