Revolusilah
. . . ! ! !
yang bukan
saja menghukum perbuatan ganas
menentang
kecurangan dan kelaliman
tetapi juga
mencapai perbaikan bagi yang buruk
(Tan
Malaka)
Tahukah
Sahabat?
Ketika
seseorang mendengar istilah rekayasa sosial pasti terbesit dalam benak bahwa
ada sebuah manipulasi di dalamnya. Karena istilah rekayasa lebih
familiar diartikan sebagai sebuah manipulasi. Sebuah manipulasi yang melibatkan
banyak individu, karena kata sosial lebih identik dengan banyak orang. Jadi,
rekayasa sosial dapat diartikan sebagai manipulasi yang melibatkan banyak orang
atau manipulasi yang ada dalam sekelompok orang atau masyarakat. Sedangkan
menurut Jalaluddin Rahmat dalam Rekayasa Sosial, telah dijelaskan bahwa
rekayasa sosial adalah sebuah proses perancangan kondisi sosial agar tercipta kondisi seperti yang diharapkan. Hal ini muncul
ketika kondisi faktual tidak berjalan seperti yang diharapkan, atau adanya
perbedaan antara kenyataan dengan keinginan. Adanya perbedaan inilah yang
disebut dengan masalah.
Ketika
kenyataan atau kondisi faktual tidak sama dengan harapan maka itulah yg bisa
kita sebut dengan masalah sosial, jadi masalah sosial ada ketika adanya
ketidaksamaan antara kenyataan dan harapan, dan untuk menjadikan kondisi
tersebut mengarah pada hal yang diinginkan, maka di sinilah dibutuhkan sebuah
rekayasa sosial agar kondisi yg selanjutnya seperti yang diharapkan.
Bagaimana bentuk perubahan sosial?
Terdapat dua bentuk perubahan sosial yaitu:
1. Perubahan Sosial Yang Tidak Terencana (Unplanned
Social Change), yaitu perubahan sosial yang terjadi secara terus-menerus
tetapi secara perlahan-lahan tanpa direncanakan, yang biasanya disebabkan oleh
perubahan dalam bidang teknologi atau globalisasi.
2. Perubahan Sosial Yang Terencana (Planned
social Change), yaitu perubahan sosial yang direncanakan, didesain dan
ditetapkan tujuan dan strateginya.
Apa
yang menyebabkan perubahan sosial?
Dalam sejarah, perubahan yang terjadi pada
masyarakat disebabkan beberapa hal yaitu:
1. Ideas;
pandangan hidup (way of life),
pandangan dunia (world view) dan
nilai-nilai (values), seperti yang
Max Weber ungkapkan bahwa betapa berpengaruhnya ide terhadap suatu masyarakat.
2.
Great
Individuals (tokoh-tokoh besar); perubahan sosial terjadi karena
munculnya seorang tokoh atau pahlawan yang dapat menarik simpati dari para
pengikutnya yang setia, kemudian bersama-sama dengan simpatisan itu, sang
pahlawan melancarkan gerakan untuk mengubah masyarakat (great individuals as historical forces).
3. Social Movement
(gerakan sosial); sebuah gerakan sosial yang dipelopori oleh sebah komunitas
atau institusi semacam LSM/NGO, Ormas, OKP dan sabagainya.
Strategi-Strategi
Rekayasa Sosial
Perubahan sosial membutuhkan berbagai
strategi yang selayaknya dilakukan melalui berbagai cara, tergantung bagaimana analisis
situasi atas problem sosial yang ada. Perubahan sosial dapat terjadi dengan
menggunakan berbagai strategi:
1. Strategi Normative-Reeducative
(normative-reedukatif)
Cara
atau taktik yang digunakan adalah mendidik, yakni bukan saja mengubah perilaku
yang tampak melainkan juga mengubah keyakinan dan nilai sasaran perubahan.
2.
Persuasive
Strategy (strategi persuasif)
Strategi
ini dijalankan melalui pembentukan opini dan pandangan masyarakat, biasanya menggunakan
media massa dan propaganda. Cara atau taktik yang digunakan adalah membujuk,
yakni berusaha menimbulkan perubahan perilaku yang dikehendaki para sasaran
perubahan dengan mengidentifikasikan objek sosial pada kepercayaan atau nilai
agen perubahan. Bahasa merupakan media utamanya.
3.
People’s
Power (revolusi)
Merupakan bagian dari Power Strategy (strategi perubahan sosial dengan kekuasaan).
Revolusi ini merupakan puncak dari semua bentuk perubahan sosial, karena ia
menyentuh segenap sudut dan dimensi sosial secara radikal, masal, cepat dan
mengundang gejolak intelektual dan emosional dari semua orang yang terlibat di
dalamnya. Cara atau taktik yang digunakan berbentuk paksaan (memaksa) dengan
kekuasaan, yakni upaya menimbulkan kerjasama pada sasaran perubahan melalui
penggunaan sanksi yang dikendalikan agen.
Unsur dan Aksi Sosial
Philip Kotler menggambarkan unsur-unsur
sosial dan aksi sosial yang dapat dilakukan dalam melakukan rekayasa sosial:
1. Sebab (Cause), yaitu upaya atau tujuan sosial
yang dipercayai oleh pelaku perubahan dapat memberikan jawaban pada problem
sosial.
2. Sang Pelaku Perubahan (Change Agensi), yaitu
organisasi yang misi utamanya memajukan sebab sosial.
3. Sasaran Perubahan (Change Target), yaitu
individu, kelompok, atau lembaga yang ditunjuk sebagai sasaran upaya perubahan.
4. Saluran (Channel), yaitu media untuk
menyampaikan pengaruh dan respon dari setiap pelaku perubahan ke sasaran
perubahan.
5. Strategi Perubahan (Change Strategy), yaitu
teknik pertama mempengaruhi, yang diterapkan oleh pelaku perubahan untuk
menimbulkan dampak pada sasaran perubahan.
Apa kunci analisis rekayasa sosial?
Dalam melakukan rekayasa sosial, maka kunci analisis
perubahan adalah SWOT yaitu:
1.
Strenght (kekuatan)
2.
Weakness
(kelemahan)
3.
Opportunity (kesempatan)
4.
Treath (ancaman)
So, apa harapan dari adanya rekayasa sosial?
Pada
umumnya, masyarakat mengharapkan adanya perubahan sosial ke arah pencapaian
kesejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi problem-problem
sosial. Oleh karena itu perubahan sosial harus dapat dilakukan secara
berkesinambungan dan terencana. Dan untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan
sebuah rekayasa sosial berdasar cara pikir yang benar. Contoh kasusnya mungkin
yang sangat dekat dengan kita adalah kemiskinan, kemiskinan adalah problem
sosial yang nyata di Indonesia ini sebagai calon negara maju.
1 Comments
Thanks for this information. Nice article.
ReplyDeleteGreetings from my campus : walisongo.ac.id thank you.