Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa yang
besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Setali tiga uang
dengan Imam Abu Hanifah, beliau lebih menyukai membaca atau mengkaji kisah
seorang tokoh dibanding mempelajari ilmu-ilmu. Al-Qur’an tak kurang menjelaskan
tokoh-tokoh yang sangat luar biasa, bahkan secara khusus menceritakan seorang
tokoh dalam satu surat.
Betapa pentingnya mempelajari napak tilas
seorang tokoh. Oleh sebab itu dianjurkan kepada siapa saja sebelum mempelajari
suatu ilmu atau kitab, kiranya membaca perjuangan penulisnya semasa hidupnya.
Ghirah dan semangat yang sangat luar biasa dalam menapaki kehidupan dan menulis
karya tersebut akan membuat kita bertahan lebih lama dalam mengkaji, tidak
mudah bosan dan tentu tahu tujuan ditulisnya kitab tersebut. Terlepas dari apa
tujuan ditulisnya kitab tersebut, orientasinya adalah kemaslahatan sosial bukan
material.
Informasi yang disampaikan tentu sangat
bermanfaat. Memperluas wawasan dan membentuk cakrawala intelektual guna
melangkah pasti. Di era teknologi seperti sekarang, tentu semakin cepat dan
mudah dalam memperoleh informasi. Namun, seiring semakin cepatnya informasi
dibarengi juga dengan gempuran sekulerisasi. Muatan keagamaan seakan dibabat
habis. Kaum muda diracuni dengan kisah percintaan yang secara tidak langsung
melemahkan keteguhan dalam beragama dan mengurangi nilai-nilai patriotime
terhadap bangsa.
Surabaya, 17 April 2015
0 Comments