Sebelum menyelesaikan masalah orang lain, maka seseorang harus
mampu menyelesaikan masalah pribadinya. Sebelum memerdekakan orang lain,
seseorang harus mampu memerdekakan orang lain. Sebelum menasehati orang lain,
maka seseorang harus menasehati dirinya sendiri dan apa yang menjadi nasehatnya
haruslah telah menjadi kemampuan diri atau kebiasaan rutin. Pendidikan pun
sangat efektif dengan teladan, tidak hanya dengan perintah dan kata-kata.
Kepentingan pribadi dan umum haruslah berjalan beriringan dan
saling melengkapi, itulah Pancasila. Gotong royong dengan tidak melupakan diri
sebagai makhluk individu. Tidak seperti sosialis yang menyamaratakan segala
yang ada, apalagi kapitalis dengan individualnya. Indonesia tidak demikian,
tetapi Pancasilais. Siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan
mendapatkannya. Dan ketika mendapatkan harus berbagi dan membantu saudaranya
untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya.
Dalam filosofi kepimimpinan orang Jawa, ketika seseorang
menerima sebuah amanah jabatan dia harus bersumpah. Bahwa segala apa yang
menjadi keinginannya menjadi nomor dua dan segala kepentingannya hanya untuk
melayani bawahannya. Hakikat seorang pemimpin adalah pelayan, bukan berhala.
Jadi siapa saja yang menjadikan sebuah jabatan sebagai berhala, maka dia adalah
penjajah. Dan orang yang melayani seorang penjajah adalah bagian dari penjajah.
Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup terjajah. Penjajah harus dibumi
hanguskan dari bumi pertiwi, dari dalam diri. Perjuangan mengusir para penjajah
tidak dengan tujuan menjajah, tetapi untuk menempatkan segala sesuatu pada
tempatnya. Menjaga hak dan kewajiban antarmanusia. Bukan dinamakan pemuda orang
yang membiarkan ketidakbenaran merajalela.
Anda adalah orang merdeka, dan apa yang Anda lakukan adalah
sikap orang merdeka. Anda bukanlah budak yang melakukan apa saja yang
diperintahkan tuannya tanpa mau mengetahui dan berjuang apakah perbuatan itu
benar atau salah. Anda telah dikarunia Tuhan pengetahuan dan dosa pengetahuan
adalah membiarkan segala sesuatu bukan pada yang seharusnya. Bukan karena Anda
lebih muda atau masih junior sehingga Anda membiarkan adanya tipu muslihat.
Pengetahuan diukur dari kemampuan membuktikan secara ilmiah,
bukan umur. Maka kerahkanlah semua pengetahuan dan kemampuan yang Anda miliki
tanpa rasa takut sedikit pun karena yang pantas ditakuti hanyalah Sang Pemilik
Jiwa. Pemuda adalah mereka yang berani membersihkan segala jenis kotoran, tanpa
memandang bagaimana bentuk dan jenis kotoran itu apakah dari dirinya sendiri
atau orang lain. Dan keseimbangan tetap harus dijaga, jangan hanya membersihkan
kotoran orang lain sedangkan kotorannya sendiri tak diperhatikan.
Terkait dengan efisiensi dan kepercayaan dalam sebuah
organisasi, dalam pengkondisian massa diperlukan teknik dan tujuan yang jelas.
Tidak mendadak dengan arah capaian yang telah disusun rapi sangat mempengaruhi
keberhasilan sebuah acara. Tidak ada kepentingan pribadi yang dibawa masuk di
sini, apalagi dalam diri seorang ketua. Apabila kepentingan itu masuk dan sosok
ketua hanya sebagai simbol, maka status acara dalam skala prioritas menjadi
tidak penting atau tidak perlu diprioritaskan.
Sidoarjo, 24 April 2015
0 Comments