Sabang, titik nol yang menandai batas barat Indonesia. Setiap helai angin yang berhembus membawa salam dan cerita dari seluruh penjuru negeri, menyatu dalam kedamaian. Di sini, berdirilah sebuah simbol kebanggaan, laut dan daratan bersanding, menyatukan cakrawala biru dengan daratan yang penuh makna, membisikkan rahasia tentang perjalanan panjang nusantara yang telah menorehkan jejak hingga ke batas ini. Setiap langkah di tanah Sabang adalah pengingat akan kebesaran alam dan kekayaan budaya yang melingkupi negeri ini. Titik Nol bukan sekadar tanda batas, melainkan sebuah perenungan akan kebersamaan, kebanggaan, dan kekuatan yang menyatukan kita sebagai bangsa. Assalamualaikum Sabang, simbol dari semangat yang tak pernah padam, semangat yang menjelajah tanpa henti di seluruh penjuru negeri.
Perjalanan dengan kapal menuju Sabang merupakan pengalaman tersendiri, menawarkan pemandangan Selat Malaka yang menakjubkan. Goyangan lembut kapal, dan pemandangan pulau-pulau di kejauhan menciptakan suasana tenang. Bagi banyak orang, ini lebih dari sekadar penyeberangan—ini adalah perjalanan menuju dunia yang berbeda dengan keindahan alamnya.
Setelah satu jam, kapal tiba di Pelabuhan Balohan pada pukul 16.00 WIB. Sabang menyambut kami dengan hijaunya pepohonan, air yang jernih, dan suasana yang lebih lambat yang terasa seperti pelarian yang menyenangkan dari hiruk-pikuk kota-kota besar Indonesia. Dari Pelabuhan, kami menuju sekretariat pendamping desa untuk melakukan diskusi kerja-kerja pemberdayaan di tempat ini. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Malam itu ditutup dengan makan malam di sebuah restoran tepi pantai, kami menikmati hidangan di bawah langit berbintang. Suara ombak yang tenang dan alunan musik tradisional Aceh menambah kehangatan suasana, menciptakan rasa keterhubungan tidak hanya satu sama lain tetapi juga dengan pulau itu sendiri.
Pagi di Hotel Mata Ie Resort, Sabang, matahari perlahan terbit di balik pepohonan, memancarkan sinarnya yang lembut ke seluruh penjuru. Udara pagi terasa segar, dipenuhi aroma laut dan hutan yang berpadu harmonis, menyambut hari baru dengan ketenangan. Dari balkon hotel, pemandangan alam Sabang yang asri tersaji dengan indah, laut biru yang tenang, diselingi dengan kicauan burung yang merdu. Setelah menikmati sarapan ringan, kami bersiap untuk memulai petualangan hari ini, menjelajahi keindahan dan sejarah yang ada di Pulau Weh.
Destinasi pertama adalah Titik Nol Kilometer batas barat Indonesia, sebuah tempat yang ikonik dan menjadi kebanggaan tersendiri. Perjalanan menuju Titik Nol Kilometer Sabang ditemani oleh pemandangan hijau yang menghampar di sepanjang jalan. Jalanan yang berkelok di antara hutan tropis membawa rasa damai dan keheningan yang memikat. Setibanya di sana, monumen besar yang menandai ujung barat Indonesia itu berdiri kokoh, menjadi saksi batas Nusantara. Di sinilah negeri ini dimulai, di tempat di mana birunya laut bertemu dengan cakrawala yang tak berujung. Foto bersama di titik ini menjadi kenang-kenangan tak terlupakan, sebuah bukti bahwa mereka telah menginjakkan kaki di titik terujung barat Indonesia. Semua kami mendapatkan sertifikat dari Walikota Sabang sebagai tanda kunjungannya ke tempat ini pada tanggal 31 Juli 2024, saya tercatat sebagai pengunjung ke 300.105.
Setelah menikmati keindahan di Titik Nol Kilometer, perjalanan berlanjut menuju Pulau Iboih, salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Sabang. Pulau Iboih dikenal dengan keindahan bawah lautnya. Setibanya di sana suasana tampak sepi, menurut keterangan ketua kami, karean hari ini ada orang meninggal, tidak ada aktivitas penyeberangan.
Pulau Iboih, dengan keindahan alamnya yang memukau, tidak hanya dikenal sebagai surga bagi para wisatawan, tetapi juga sebagai tempat di mana nilai-nilai kearifan lokal masih dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat. Warga menghentikan semua aktivitas penyeberangan laut ketika ada salah satu warga yang meninggal dunia. Bagi masyarakat Iboih, kematian bukan hanya peristiwa yang menyedihkan, tetapi juga momen sakral yang harus dihormati oleh semua orang.
Selama masa duka ini, suasana di sekitar Pulau Iboih berubah menjadi lebih hening. Tradisi menghentikan penyeberangan ini menunjukkan betapa masyarakat Iboih menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap sesama. Inilah Pulau Iboih, tempat di mana keindahan alam berpadu dengan kearifan lokal yang sarat makna, menciptakan harmoni yang mendalam antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Resto Putro Ijoe untuk makan siang. Resto yang terletak di tepi pantai ini menawarkan pemandangan yang memanjakan mata, dengan hidangan khas Aceh yang kaya rasa. Hidangan laut segar seperti ikan bakar, udang, dan cumi-cumi disajikan dengan bumbu khas yang menggugah selera. Sambil menikmati hidangan, kami berbincang santai, meresapi setiap momen yang dilewati dengan penuh keakraban.
Usai bersantap siang, tujuan berikutnya adalah Benteng Jepang, sebuah peninggalan sejarah yang mengingatkan akan masa-masa penjajahan. Benteng ini dibangun oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II sebagai pertahanan terhadap serangan sekutu. Di sini, kami dapat melihat bunker-bunker yang tersembunyi di antara pepohonan dan lorong-lorong bawah tanah yang gelap. Benteng ini menawarkan pemandangan laut yang luas dari atas bukit, tempat di mana sejarah dan keindahan alam bertemu. Pengunjung dapat merasakan atmosfer masa lalu yang masih terasa di tempat ini, sambil mengenang perjuangan dan kisah-kisah yang tersimpan di balik dinding benteng yang kokoh.
Menjelang sore, kami bergerak menuju Pelabuhan Balohan, tempat di mana kami bersiap untuk kembali ke Banda Aceh. Sinar matahari senja memancar lembut di atas air, menciptakan suasana yang syahdu dan tenang. Perjalanan menyusuri Sabang ini terasa begitu singkat, namun penuh dengan pengalaman yang tak terlupakan. Dengan hati yang dipenuhi rasa syukur dan kenangan indah, kami naik ke kapal ferry, meninggalkan Sabang dengan janji untuk kembali suatu hari nanti.
Dari titik nol hingga kembali ke titik awal, perjalanan ini adalah sebuah kisah tentang keindahan alam, sejarah, dan kebersamaan yang erat. Sabang, dengan segala pesonanya, menjadi tempat di mana setiap langkah terasa berarti dan setiap sudut menyimpan cerita yang abadi.
0 Comments