Tumenggung
Surajaya merupakan gelar yang diberikan Sunan Giri IV alias Sunan Prapen kepada
Rangga Hadi yang dikenal masyarakat sekitar sebagai Mbah Lamong. Pemberian
gelar tersebut menjadi babak baru perubahan status wilayah karanggaan menjadi
kadipaten yang sekarang dikenal dengan Lamongan. Perubahan keranggaan menjadi
kadipaten, memberikan kedaulatan untuk melakukan perlawanan membela diri jika
sewaktu-waktu diserang asing. Rangga Hadi dengan gelar Tumenggung Surajaya
menjadi adipati pertama wilayah Lamongan tepat pada tanggal 26 Mei 1569 atau 10
Dzulhijjah 976 H.
Dalam masa
pertumbuhannya, Hadi adalah sosok yang cerdas. Terlihat semenjak remaja, dia
selalu mendatangi orang-orang pintar untuk belajar dan memperdalam ilmunya.
Pertemuannya dengan Sunan Prapen seperti air mineral yang menghapus dahaga dalam
kekeringan. Pada mulanya Hadi tidak berniat menuju Giri Kedaton. Dia berniat menuju
bekas wilayah pusat pemerintahan Majapahit.
Dari tanah
kelahirannya, di tengah hutan yang sekarang dikenal dengan Dusun Cancing, Desa
Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, Hadi bertekad untuk berkelana dan meninggalkan
desanya menuju Trowulan untuk mempelajari khazanah bekas kekuasaan dan kekuatan
Majapahit. Namun di tengah perjalanan, Hadi bertemu dengan para pedagang di
Desa Pamotan yang sekarang masuk Kecamatan Sambeng. Pedagang-pedagang tersebut
ternyata berasal dari Mapel (Gresik) menyusuri sebuah sungai (Kali Lamong) yang
bermuara di Segara Madu.
Pedagang-pedagang
tersebut memberikan informasi kepada Hadi bahwa di Mapel, tepatnya di
perbukitan Giri ada seorang wali yang memiliki kesaktian luar biasa. Mendengar kabar
tersebut, Hadi membatalkan niatnya menuju Trowulan dan berniat berguru kepada
Kanjeng Sunan Giri. Dengan tekad yang kuat, berjalanlah Hadi selangkah demi selangkah
menuju perbukitan Giri. Sesampainya di hadapan Kanjeng Sunan Giri, Hadi
menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Diterimalah Hadi sebagai salah
satu santri Kanjeng Sunan Giri.
Hadi adalah
santri yang cerdas. Tekadnya untuk belajar, membuat Hadi cepat menyerap dan
menguasai ilmu Agama Islam dan ilmu-ilmu lainnya yang diajarkan Sunan Giri,
termasuk ilmu pemerintahan. Karena itulah Hadi menjadi santri kesayangan dan
kepercayaan Sunan Giri.
Berdasarkan
catatan sejarah, wilayah kekuasaan Sunan Giri pada masa Kerajaan Demak mencakup
wilayah Keranggaan (Kranggan) Lamongan. Ketika Demak dilanda perang saudara, Ario
Penangsang terbunuh oleh Hadi Wijaya alias Mas Karebet atau Joko Tingkir. Mas
Karebet adalah putra dari Ki Ageng Pengging, murid Syekh Siti Jenar yang
dihukum mati oleh Raden Patah karena dituduh memberontak.
Hadiwijaya
kemudian memimpin pemerintahan dengan gelar Sultan Hadiwijya dan memindahkan
pusat pemerintahan ke Pajang. Semenjak saat itu, Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai
Sultan Pajang. Pemindahan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang ternyata dikemudian
hari memberikan efek negative. Wilayah-wilayah yang dulu di bawah naungan Demak
yang kini dikuasai Sultan Hadiwijaya sebagai Sultan Pajang menjadi tidak aman
dari invasi bangsa-bangsa asing. Spanyol dan Portugis sangat perkasa di lautan
sedangkan Pajang tidak berdaya. Ini sebuah ancaman bagi pesisir utara Jawa
Timur, Sunan Prapen tidak ingin pelabuhan Mapel dikuasai penjajah.
Melihat
kondisi tersebut, Sunan Prapen khawatir dengan tidak adanya pemerintahan yang
kuat akan mengganggu aktivitasnya dalam menyebarkan dakwah Islam. Untuk
memperkuat wilayah Kasunanan Giri di sebelah barat, Sunan Prapen mengutus Hadi
untuk menjalankan tugas di wilayah yang dimaksud. Sunan Prapen memberikan gelar
Rangga kepada Hadi sehingga dikenal sebagai Rangga Hadi.
Hadi pun
berangkat meninggalkan Kasunanan Giri menyusuri sebuah sungai dan mendarat di
Pamotan. Kemudian Hadi melanjutkan perjalanan darat sampai di Gondang dan
berakhir di Kenduruan. Dari tempat ini, Rangga Hadi menjalankan tugasnya. Dalam
menjalankan tugasnya sekaligus menyebarkan dakwah Islam, Rangga Hadi sangat dekat
dengan rakyat. Rakyat beranggapan bahwa Rangga Hadi sangat pandai ngemong
rakyat sehingga rakyat memberikan sebutan kepadanya Kyai Lamong atau Mbah
Lamong. Sungai yang menjadi saksi perjalanannya pun dinamai Kali Lamong.
Di sisi lain,
Kasultanan Pajang semakin lama semakin melemah. Kasultanan Pajang tak mampu
membendung invasi asing yang telah menguasai perairan Laut Jawa. Melihat
kondisi yang cukup mengkhawatirkan itu, Kasunan Giri meningkatkan status Kranggan
Lamongan menjadi kadipaten. Harapannya Lamongan dapat membela diri jika
sewaktu-waktu diserang penjajah asing.
Tumenggung
Surajaya wafat pada tahun 1607 Masehi. Beliau dimakamkan di wilayah kekuasaannya
sebagai Tumenggung, sehingga daerah itu disebut dengan nama Tumenggungan yang
sekarang menjadi nama kelurahan. Dan nama Surajaya digunakan sebagai nama
stadion markas club sepak bola PERSELA yang berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Seputar Tokoh:
Sunan Prapen sendiri merupakan
moyang dari cendekiawan muslim Nusantara, K.H. Ahmad Dahlan dari jalur ibu.
Gerakan pembaharuan pendidikan sebagai langkah awal dalam menyebarkan cahaya
Muhammadiyah dengan tafsir Al-Ma’unnya. Bukan tanpa tantangan, K. H. Ahmad
Dahlan berdakwah dengan biola, pakaian dan fasilitas pendidikan ala penjajah
dicerca oleh masyarakat muslim sekitar karena dianggap menyerupai orang kafir. Musholla
tempatnya mengajar dan keahliannya dalam ilmu falak mendapatkan respon keras
oleh para ulama’, terutama dalam hal arah kiblat. Mungkin karena K. H. Ahmad
Dahlan waktu itu masih tergolong muda. Undhur maa qaala wa laa tandhur man
qaala.
Kini Muhammadiyah tidak hanya
cemerlang di bidang pengelolaan pendidikan, tetapi juga dalam bidang kesehatan.
Ini tak lepas dari peran K. H. Ahmad Dahlan yang pernah bergabung dengan Budi
Utomo, gerakan yang berusaha mengorganisir cendekiawan di Nusantara dan focus
di bidang kesehatan. Budi Utomo diinisiasi oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dan
digerakkan oleh mahasiswa STOVIA (Sekolah Kesehatan Penjajah), diantaranya
Sutomo, Tjipto Mangunkusomo dan Gunawan Mangunkusomo.
Selain itu, Suwardi Suryaningrat
alias Ki Hajar Dewantara juga pernah menjadi mahasiswa STOVIA, namun karena
tidak bisa menyeimbangkan antara kuliah dan berorganisasi di Budi Utomo,
Suwardi sakit-sakitan dan nilai kuliahnya menurun. Akhirnya, beasiswanya
dicabut dan tidak lulus dari STOVIA. Selama masa sakitnya, Suwardi diurus oleh
kakak pertamanya. Jarak dan keterbatasan ayahnya dalam penglihatan membuat
kakak pertama Suwardi Suryaningrat menjadi ayah kedua baginya. Sosok yang
dikenal sebagai Bapak Pendidikan.
Sedangkan Joko Tingkir
menurunkan K. H. Hasim Asy’ari dari jalur ibu, seorang yang ahli hadis bergelar
Hadratussyaikh. Cinta tanah air sebagian dari iman adalah ijtihad beliau, untuk
membentengi masyarakat Nusantara dari gempuran pengaruh asing. Saripati cinta
tanah air tersebut berwujud revolusi jihad yang diperingati sebagai Hari Santri
22 Oktober. Revolusi Jihad merupakan jawaban dari K. H. Hasyim Asy’ari atas
permintaan Presiden Sukarno, menjawab ultimatum sekutu di Surabaya dalam
pertempuran 10 November. Kini dikenang sebagai Hari Pahlawan, memperingati gerakan
santri Laskar Hizbullah dalam melawan sekutu. Rawe-rawe rantas,
malang-malang putung. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup terjajah.
Lebih baik terus belajar dalam memperbaiki ketaksempurnaan diri, daripada hidup
meniru orang lain secara sempurna.
Lamongan sebagai kota wali
mempunyai beraneka ragam budaya daerah. Sunan Drajad sebagai putera kandung
Sunan Ampel dan adik dari Sunan Bonang, berdakwah menggunakan kesenian,
menggubah sejumlah tembang tengahan macapat pangkur, memainkan wayang dan
meninggalkan seperangkat gamelan yang disebut Singo Mengkok. Serta tujuh falsafah
sebagai pepali yang dijadikan pijakan dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter pengembara dalam ngelmu
yang dilakukan Ranggahadi atau Mbah Lamong pada masa mudanya menginspirasi dan
menjadi ciri khas karakter orang Lamongan. Gajah Mada dengan puasanya yang dikenal
sebagai Sumpah Pallapa juga terlahir di Lamongan, walaupun jauh sebelum wilayah
ini disebut Lamongan.
0 Comments