Warna-warni bunga
bermekaran di sudut jalan. Rindangnya pepohonan melambai-lambai dalam irama
sunyi. Merah kuning hijau silih berganti sahut-menyahut di persimpangan jalan,
menghasilkan indahnya nada-nada lalu lintas. Beraneka macam kendaraan saling
mendahului, menjadi yang tercepat sampai tempat tujuan. Para polisi pun tak
lelah dalam menjaga keamanan jalanan. Bermacam ekspresi manusia bisa kita
temukan di sini. Adat dan budaya daerah masih bertahan dalam derasnya arus
modernitas.
Barisan gedung
pencakar langit senantiasa menghiasi langit-langit kota. Dari bangunan modern
hingga klasik bisa kita temukan bertebaran di kota ini. Walaupun medernitas
Surabaya tidak diragukan, tetapi pemerintah kota masih mempertahankan
bangunan-bangunan klasik bersejarah. Pihak pemerintah dan swasta membentuk
hubungan mutualisme dalam membangun Surabaya menjadi kota humanis.
Di Surabaya,
pengunjung bisa menikmati wisata shopping. Berbagai jenis kebutuhan bisa
didapatkan di mall-mall megah di tengah kota atau pasar-pasar tradisional yang
berada di pinggiran kota. Belum lagi keramaian-keramaian yang sengaja diadakan
oleh pemerintah maupun swasta seperti car free day dan berbagai jenis
pameran. Selain itu wisata alam juga bisa kita temui di sini seperti hutan mangrove
atau pantai ria Kenjeran.
Tidak lengkap
rasanya apabila berkunjung ke Surabaya tidak mengunjungi icon kota ini. Museum
10 Nopember yang terletak di kompleks Tugu Pahlawan sebagai icon kota Surabaya.
Ketika memasukinya kita seakan masuk ke lorong waktu yang membawa kita kembali pada
masa perjuangan. Memberikan kesan kebangsaan bagi siapa saja yang
mengunjunginya.
Tak bisa dipungkiri
bahwa Surabaya telah dikenal dan termasyhur seantero jagat raya. Tata kota yang
mengagumkan membuat kota ini menarik untuk dijelajahi. Kota seribu bunga
sebagai nama lain dari Surabaya. Di setiap sudut kota, kita bisa menemukan
taman-taman dengan keanekaragaman bunga yang mempesona. Cocok bagi siapa saja
yang menyukai bunga-bunga atau sekedar mencari kesunyian dan ketenangan pikiran
ketika bosan dengan keramaian Surabaya.
Ketika sang surya
mulai berselimut awan, mega merah menampakkan kegagahannya. Berkolaborasi
dengan gemerlap lampu dari gedung-gedung pencakar langit dan sorot lampu
kendaraan yang menyatu dalam keindahan malam. Semakin malam Surabaya semakin
ramai dengan tampilan-tampilan budaya di gedung Cak Durasim atau di komples
Balai Pemuda, tempat mengeksplor ketrampilan dan pertunjukan adat budaya
daerah. Anak-anak dan orang tua berkumpul menjadi satu untuk berlatih atau
sekedar menyaksikan pertunjukan. Di sepanjang jalan juga bertebaran penjaja
kuliner khas Surabaya, lontong balap, nasi goreng jancuk, hingga olahan
semanggi. Kita bisa menikmati kuliner Surabaya dengan merasakan romantisme
malam kota ini. Dan juga pernak-pernik Surabaya bisa Anda dapatkan di Cak Cuk Surabaya.
Surabaya kota
strategis yang bisa diakses dengan menggunakan transportasi apa saja. Terminal
Bungurasih sebagai pintu masuk transportasi bus dan angkutan umum roda empat
lainnya. Stasiun Gubeng, Semut, dan Pasar Turi sebagai gerbang transportasi kereta
api. Bandara Juanda atau Pelabuhan Tanjung perak menjadi tempat wisatawan asing
pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya. Semuanya tersedia di Surabaya,
akses antarlokasi pun bisa dipilih dengan transportasi modern atau tradisional.
Mungkin jika sewaktu-waktu Anda ingin mengunjungi Surabaya,
Dari keindahan
pulau Jawa khususnya kota Surabaya, kita bergeser ke Aceh. Propinsi paling
ujung wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah yang dikenal dengan
julukan Serambi Mekkah. Tanah yang pernah diluluhlantakkan oleh gelombang
tsunami. Dan eksotisme Pulau Weh yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Seringkali saya
membayangkan bisa duduk-duduk di pantai Pulau Weh. Menikmati segarnya air
kelapa dan semilir angin sembari menyaksikan deburan ombak yang berduyun-duyun
menggulung pantai serta mega merah yang mengantarkan burung-burung kembali ke
sarangnya.
Sejak lama saya
ingin mengunjungi Aceh. Menikmati indahnya Pulau Weh dan bergumul dengan
masyarakat setempat. Mengunjungi masjid Raya Baiturrahman sebagai satu-satunya
bangunan yang tetap berdiri kokoh di antara bangunan-bangunan yang dihancurkan
gelombang tsunami. Mempelajari jejak-jejak Islam sejak kerajaan Samudra Pasai dan
merasakan lebih dekat tragedi bencana tsunami di Museum Tsunami Aceh.
2 Comments
tulisannya bagus....
ReplyDeletethank you, lets sharing
Delete