Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia
menggelar seminar nasional naskah dalam kajian antardisiplin pada Era 4.0.
Seminar yang dibuat atas beberapa kelompok kecil diskusi dan panel ini
berlangsung di FIB UI, Depok, Selasa-Rabu (5-6/11). Kepala Departemen Ilmu
Susastra FIB UI Dhita Hapsarani menyampaikan urgensi kajian filologi di era
kekinian, terutama dalam kaitannya dengan tren industri 4.0. Padahal, kajian
filologi dinilai oleh sebagian orang sudah selesai.
"Kita bersyukur kepada tuhan atas kesempatan waktu yang
diberikan untuk seminar dua hari ini. Terima kasih kepada Ibu Ikram yang terus
bergairah dalam berbagi ilmu. Konon filologi tidak banyak peminatnya, tetapi
kita tahu betapa pentingnya ilmu itu," kata Dhita dalam pembukaan seminar
di auditorium Gedung I FIB UI.
Ia menambahkan bahwa revolusi industry 4.0 berkaitan erat dengan
tren teknologi informasi yang ditandai dengan kemudahan dan kecepatan
penyampaian informasi. Hal ini berdaya guna bagi kajian filologi terkait
digitalisasi dan kegiatan pernaskahan lainnya. "4.0 tren. Memang naskah
terkait masa lalu, tetapi pengelolaan, distribusi, dengan penggunaan teknologi
informasi terkini," kata Dhita.
Seminar ini diselenggarakan oleh Laboratorium Filologi Departemen
Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia,
PPKB FIB UI, dan Masyarakat Naskah Nusantara (Manassa). Kepala Pusat
Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa dan
Perbukuan Gufron Ali Ibrahim juga menyinggung pendayagunaan teknologi digital
untuk kegiatan pernaskahan.
"Satu hal saja yang
sampaikan, seperti yang telah disinggung Kepala Departemen Susastra FIB UI,
yaitu bagaimana pemanfaatan teknologi digital oleh akademisi dalam kegiatan
pernaskahan di Indonesia," kata Gufron Ali. Manajer Pendidikan FIB UI
Nurni Wahyu Wuryandari yang menyampaikan sambutan atas nama Dekan FIB UI
mengatakan bahwa dirinya termasuk salah seorang sarjana yang awal-awal sekali
memanfaatkan teknologi digital untuk kegiatan pernaskahan Cina kuna.
"Saya asal dari prodi Cina, meneliti naskah Cina kuna yang
memuat informasi Nusantara sejak abad kedua sampai abad Dinasti Ching. Saya
bersyukur atas pemanfaatan digital. Justru di sini manfaat filolog yang
mengangkat catatan masa lalu," kata Nurni di hadapan peserta seminar yang
terdiri atas pelbagai bidang dan disiplin.
Sumber: https://www.nu.or.id/
0 Comments