Tidak semua
yang baik adalah benar, dan hanya sedikit kebenaran yang berakhir kebaikan.
Sebuah pilihan harus didasari dengan analisis yang matang, sehingga dugaan yang
muncul sebisa mungkin mendekati kebenaran. Terkadang banyak orang yang terlalu
cepat dalam membuat keputusan. Indera sering kali tertutupi oleh tabir yang
dibuat oleh diri sendiri. Kebenaran sebagai cahaya Illahi sering kali
dimanipulasi untuk mencapai hasrat, keinginan, kepentingan, dan kepuasan diri.
Hasrat,
harapan, keinginan, adalah kekuatan penggerak dari seluruh manusia. Setiap
langkah menentukan pijakan sebagai batas pembeda. Banyak orang menjalani hidup
dan mereka begitu menginginkan banyak hal. Begitulah realitas yang terjadi,
keinginan membuat setiap jiwa menembus berbagai hal untuk mengejar apa yang
diinginkannya. Pergulatan keinginan dan goresan kepentingan yang lahir dari
setiap jiwa menorehkan peristiwa menarik dalam hidup. Namun, apakah setiap
manusia mengetahui kemana arah dan langkah kakinya?
Beragam
cerita beribu kisah sebagai pengantar dalam menyikapi reinkarnasi peristiwa
yang terjadi, menentukan perjalanan hidup manusia. Dari berjuta narasi
perjalanan hidup manusia hanya ada dua arah yang akan dilalui setiap manusia,
kesulitan dan kemudahan. Banyak manusia yang menginginkan jalan terbaik dalam
hidupnya. Namun, mayoritas manusia hanya hidup dalam dunia ide. Keinginan
selamanya menjadi angan-angan ketika tidak ada daya upaya dalam
mengaktualisasikan setiap potensi yang ada dalam diri. Sungguh kita tidak
berdosa untuk bermimpi besar, namun kita menjadi bersalah ketika bangun
kemudian tidur lagi untuk melanjutkan mimpi-mimpi itu.
Mengatasi
kegalauan dan ketidakpastian tujuan hidup yang membingungkan, setiap manusia
harus melangkah dengan pasti agar memperoleh kemerdekaan hidup yang hakiki. Ada
dua langkah yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Langkah pertama menuju
langit, yaitu perjalanan ketauhidan yang dialami oleh setiap manusia. Dan
langkah kedua kembali menuju bumi, yaitu perjalanan jati diri. Percaya pada
diri sendiri dan percaya bahwa Tuhan berada dalam diri serta percaya bahwa
tidak ada satu pun yang mampu menghalangi kehendak Tuhan.
Namun, sampai
batas mana setiap manusia mampu melakukan perjalanan tersebut? Ketika langkah
pertama tidak mampu dilalui manusia, maka yang terjadi adalah krisis identitas.
Who am I? Setiap manusia akan mempertanyakan jati dirinya. Ketika
pertanyaan tersebut semakin luntur dan dilupakan, maka sudah dipastikan bahwa
manusia tersebut semakin jauh dari sumber kehidupan. Dia tidak tahu apa,
mengapa, dan untuk apa dia hidup. Sehingga karakter dan tingkah lakunya membawa
kerusakan dan mengkhawatirkan. Na’udzubillah min dzaalik.
Krisis
identitas itulah yang menjadikan dunia ini terus bergejolak. Berbagai peristiwa
yang terjadi dilatarbelakangi dari ketidakmampuan manusia dalam melakukan
langkah pertama. Itulah yang menjadi target utama pihak-pihak yang berencana
menguasai dunia. Menghancurkan generasi-generasi muda dengan berbagai doktrin.
Tidak heran jika banyak generasi muda ketika masuk dalam dunia kampus, berubah
sikap dan tingkah lakunya. Ada juga pemuda yang merelakan dirinya untuk
diledakkan.
Lantas,
apakah kampus sebagai tempat yang begitu mengerikan? Tentu tidak. Kampus
sebagai tempat menempa diri, mengukir prestasi, dan melukiskan kehidupan di
lembar sejarah manusia. Namun ketika segala sesuatu harus dikritisi oleh pemuda
dengan status mahasiswa, maka yang terjadi adalah penggulingan adat. Tidak
semua hal bisa dirasionalkan atau dipertahankan seperti zaman dahulu. Setiap
ruang ada tempatnya, setiap masa ada waktunya dan setiap zaman ada tokohnya.
Kita harus mempertahankan budaya-budaya lama yang baik dan mengambil
budaya-budaya baru yang lebih baik.
Maka untuk
menyeimbangkan dan menstabilkan diri, seseorang perlu berdzikir, berpikir dan
beramal sholeh, bukan hanya sekali melainkan berkali-kali hingga menjadi sebuah
kebiasaan. Seperti halnya permainan poker dalam setiap pertemuan dalam
persimpangan pergerakan. Kombinasi dari ketiga unsur tersebut menghasilkan
sebuah titik-temu yang mengantarkan ketenangan setiap jiwa dalam setiap
geraknya. Tentu dzikir, piker dan amal sholeh dalam rangka melestarikan budaya
lama yang baik yaitu sedikit makan, sedikit tidur dan mandi sebelum subuh.
Tidak semua yang baik adalah benar, dan hanya sedikit kebenaran yang berakhir kebaikan. Sebuah pilihan harus didasari dengan analisis y...
International Day
of Peace atau juga dikenal dengan World Peace Day diperingati setiap tanggal 21
September oleh semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hari ini
didedikasikan untuk mengingatkan semua orang tentang perdamaian dunia, dimana perang
dan kekerasan harus dihentikan.
Pada
International Day of Peace, Lonceng Perdamaian PBB (United Nation Peace Bell)
akan dibunyikan di gedung pusat PBB di New York, USA. Tema International Day of
Peace pada tahun 2018 ini adalah “The Right to Peace - The Universal
Declaration of Human Rights at 70” sebagai peringatan Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia yang ke-70. Semoga dengan diperingatinya International Day of
Peace, dunia akan semakin damai dan menjadi tempat yang aman untuk semua orang.
Manusia membentuk
sebuah aturan untuk menjaga perdamaian. Aturan tersebut ditulis dalam sebuah
kertas untuk dipatuhi dan bersifat mengikat. Sepanjang sejarah umat manusia,
tentu banyak sekali teks-teks perdamaian tersebut. Berikut ini beberapa teks
yang mungkin saling bertautan, yaitu: Piagam Madinah, Pancasila, Khutbah Wada’
dan UUD’45.
Piagam
Madinah
Dalam Membentuk
Kekuatan dan Politik Islam di Madinah, Nabi juga mempersatukan antara golongan
Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani Quraidah. Terhadap golongan
Yahudi, Nabi membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak azasi manusia,
yang dikenal dengan Piagam Madinah. Adapun diantara isi Piagam Madinah sbb:
1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8. Semua penduduk Madinah di jamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat
5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8. Semua penduduk Madinah di jamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat
'Khutbah
Wada
أَيُّهَا
الـنَّاسُ : إِسْمَعُوْا قَوْلِي فَإِنِّي لاَأَدْرِيْ لَعَلِّيْ لاَأَلْقَكُمْ
بَعْدَ عَامِيْ هذَا بِهذَا[1] المَوْقِفِ أَبَـدًا.
أَيُّهَاالـنَّاسُ،
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْـوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا
رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا، وَكَـحُرْمَةِ شَهْرِكُمْ هذَا[2].
وَإِنَّكُمْ
سَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْـأَ لُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ [3]وَقَدْ بَلَّغْتُ.
فَمَنْ
كَانـَتْ عِنْدَهُ أَمَانَةٌ فَلْـيُؤَدِّهَا إِلَى مَنِ ائْـتَمَنَهُ عَلَيْهَا[4].
وَإِنَّ
كُلَّ رِبًا مَوْضُوْعٌ ، وَلَكِنْ لَكُمْ رُؤُوْسَ أَمْـوَالِكُمْ لاَتَـظْلِمُوْنَ
وَلاَ تُظْلَمُوْنَ.[5]
قَضَى
اللهُ أَنَّهُ لاَ رِبًا، وَأَنَّ رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدُ الْمُطَلِبِ
مَوْضُوْعٌ كُلَّهُ.
وَأَنَّ
كُلَّ دَمٍ كَانَ فِي الْجَاهِلِـيَّةِ مَوْضُوْعٌ، وَأَنَّ أَوَّلَ دِمَائِكُمْ
أَضَعُ دَمَ ابْنِ رَبِـيْعَةِ بْنِ الحَارِثِ بْنِ عَبْدُ الْمُطَلِبْ ....[6]
أَمَّا
بَعْدُ. أَ يُّهَاالنَّاسُ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَـئِسَ مِنْ أَنْ
يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ هذِهِ أَبَدًا. وَلَكِنَّهُ إِنْ يُـطَعْ فِيْمَا سِوَى
ذلِكَ، فَقَدْ رَضِيَ بِهِ مِمَّا تَـحْقِرُوْنَ مِنْ أَعْمَالـِكُمْ،
فَاحْذَرُوْهُ عَلَى دِيْنِكُمْ.
أَيُّهَاالنَّـاسُ،
إِنَّ النَّسِىءَ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَـفَرُوْا،
يَـحْلُوْنَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُ نَهُ عَامًا، لـِيُوَاطِئُوْا عِدَّةً
مَاحَـرَمَ اللهُ، فَـيُحِلُّوْا مَا حَرَمَاللهُ وَيُـحَرِّمُوْا مَا أَحَلَّ
اللهُ.[7]
وَإِنَّ
الزَّمَانَ قَدْ اسْـتَدَارَ كَهَيْـئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّموَاتِ
وَاْلأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةً الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا،
مِنْهَا أَرْبَعَةُ حُرُمْ، ثَلاَثَةُ مُتَوَا لِيَةٌ. وَرَجَبُ مُفْرَدٌ، الَّذِي
بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.
أَمَّا
بَعْدُ. أَيُّهَا الـنَّاسُ، فَإِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائِـكُمْ حَقًّا،
وَلـَهُنَّ عَلَيْكُمْ حَقًّا. لَكُمْ عَلَيْـهِنَّ أَلاَّ يُوْطِئْنَ فِرَشَـكُمْ
أَحَدًا تَـكْرَهُوْنَهُ، وَعَلَيـْهِنَّ أَلاَّ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ
مُبَيِّنَةٍ. فَإِنَّ فَعَلْنَ، فَإِنَّ اللهَ قَدْ أَذِنَ لَكُمْ أَنْ تَهْجُرُوْ
هُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ، وَتَـضْرِبُوْ هُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرَّحٍ. فَإِنِ
انْتَهَيْنَ فَلَهُنَّ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ [8]بِالْمَعْرُوْفِ.
وَاسْتَوْصُوْا بِاالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّـهُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٌ
لاَيَمْلِكُنَّ ِلأَنْفُسِهِنَّ شَيْئًا. وَإِنَّكُمْ إِنَّمَا أَخَذْتُمُوْهُنَّ
بِأَمَانَةِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَاتِ اللهِ.
فَاعْقِلُوْا
أَيُّهَا النَّاسُ قَوْلِي، فَإِنِّي قَدْ بَلَّغْتُ، وَقَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ
مَاإِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تُضِلُّوْا أَبَدًا، أَمْرًا بَيِّنَتًا :
كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ[9].
أَيُّهَا
النَّاسُ، إِسْمَعُوْا قَوْلِيْ وَاعْقِلُوْهُ، تَعْلَمُنَّ أَنَّ كُلَّ مُسْلِمٍ
أَخٌ لِلْمُسْلِمِ، وَأَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ إِخْوَةٌ،[10] فَلاَ يُحِلُّ
لاِمْرِىءٍ مِنْ أَخِيْهِ إِلاَّ مَا أَعْطَاهُ عَنْ طِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ، فَلاَ
تُظْلَمُنَّ أَنْفُسَكُمْ.
اللّهُمَّ
هَلْ بَلَّغْتُ !
قُلْ
لَهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ إِلَى
أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا.[11]
اللّهُمَّ
هَلْ بَلَّغْتُ؟[12] اللّهُمَّ اشْهَدْ[13].].
Artinya:
Wahai manusia
sekalian![14] perhatikanlah kata-kata ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah
tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi akan bertemu dengan kamu
sekalian.
Saudara-saudara. Bahwasannya darah
kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan
bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan
pasti akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung jawaban
atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!
Barang siapa
telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya. Bahwa
semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu.
Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu
teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh ada lagi riba dan bahwa
riba ‘Abbas bin Abdul-Muthalib semua sudah tidak berlaku.
Bahwa semua
tuntutan darah selama jahiliyah tidak beralaku lagi, dan bahwa tuntutan darah
pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibnu Rabi’ah bin Al-Harith bin
Abdul-Muthalib!
Kemudian daripada
itu saudara-saudara. Hari ini nafsu syetan yang minta di sembah di negeri ini
sudah putus untuk selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walaupun
dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal
perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu
ini baik-baik.
Saudara-saudara.
Menunda-nunda larangan di bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu
orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun meraka langgar dan pada tahun
lainnya mereka sucikan, untuk di sesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan
Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan
mengharamkan mana yang di sudah di halalkan.
Zaman itu
berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi ini. Jumlah bilangan menurut
Tuhan ada dua belas bulan, empat bulan diantaranya ialah bulan suci, tiga bulan
berturut-turut dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.
Kemudian daripda
itu, saudara-saudara. Sebagaimana kamu punya hak atas istri kamu, juga istrimu
sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu
atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang kamu tidak sukai
menginjakan kaki diatas lantaimu, dan jangan sampai mereka secara jelas membawa
perbuatan keji. Kalau mereka sampai melakukan itu Tuhan mengizinkan kamu
berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan satu
pukulan yang tidak sampai mengganggu. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan
itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan dan pakaian kepada mereka dengan
sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap istri-istri kamu, mereka itu kawan-kawan
yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri merekaa. Kamu
mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka di halalkan buat
kamu dengan nama Tuhan.
Perhatikanlah
kata-kataku ini, saudara-saudar! Aku sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang
sudah jelas kutinggalkan ditangan kamu, yang jika kamu pegang teguh kamu tidak
akan sesat selama-lamanya; Kitabullah dan sunnah rasul.
Wahai manusia
sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa
setiap Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semuanya
bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) darai
saeudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah
kamu menganiaya diri sendiri.
Ya Allah, sudah kusampaikan?
Katakanlah kepada
mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang
suci, sampai masanya kamu sekalian bertemu dengan Tuhan.
Ya Allah!
sudahkah kusampaikan?
Ya Allah.
saksikanlah ini!
Referensi: berbagai sumber
Reread Peace Text: Piagam Madinah, Pancasila, Khutbah Wada’ dan UUD’45
by
www.ardiansyahbs.com
on
16:20
International Day of Peace atau juga dikenal dengan World Peace Day diperingati setiap tanggal 21 September oleh semua negara anggota P...
Tim Konservasi Budaya Dewan Kesenian Jawa Timur kali
ini kembali blusukan menghadiri undangan ruwat 32 sumber petirtan Jolotundo
(18/9). Selain menghadiri undangan, kedatangan kami kali ini masih dalam rangka
riset lanjutan penulisan foklor Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan rangkaian
kegiatan kebudayaan yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.
Tanggal satu suro sebagai awal dimulainya rangkaian
acara kebudayaan. Dimulai dari Ruwat Bumi Nuswantara di Pendopo Agung Trowulan, lomba macapatan oleh siswa, dilanjutkan Kirab Mahapatih Gajah Mada. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan
yang rutin diadakan setiap tahun. Pesertanya datang dari seluruh penjuru
Nusantara. Datang dari berbagai latar belakang agama, profesi dan kepentingan,
semuanya melebur melestarikan kebudayaan daerah.
Para pemuda dan siswa sekolah turut meramaikan agenda
tahunan ini. Arak-arakan bantengan dengan bendera merah putih yang cukup
panjang berjalan menuju sumber Jolotundo. Berbagai tamu undangan dan masyarakat
pun berlomba-lomba mengabadikan momen ini. Kami banyak bertemu tokoh budayawan
yang tidak asing lagi. Biasanya kami berdiskusi sampai larut malam,
mendiskusikan pelestarian kebudayaan dan kebangsaan di lereng gunung
Penanggungan.
Acara dimulai dengan pembacaan ummul Qur’an oleh MC
yang sejak awal menggunakan bahasa Jawa. Kemudian dilanjutkan pembacaan niat
dan tujuan diadakannya ruwatan oleh sesepuh dengan menggunakan bahasa Jawa yang
sulit saya pahami. Kegiatan dilanjutkan dengan upacara mata air yang hanya
dilakukan segelintir orang di sumber tertinggi. Tidak semua pengunjung atau
undangan bisa menyaksikan ritual ini.
Alunan musik menambah kesakralan agenda ini. Kombinasi
antara biola, seruling, kecrek, gamelan, tabuh, dan beberapa alat yang
mengeluarkan bunyi khas yang saya sendiri tak tahu namanya. Kegiatan
dilanjutkan dengan mencampur 32 sumber mata air menjadi satu yang kemudian
dibagikan ke pengunjung. Saya berkesempatan menikmati kesegaran air mineral 32
sumber ini.
Di penghujung acara, pengunjung dan para undangan
dihibur oleh pertunjukan tari seribu topeng. Sesuai dengan namanya, penari
menggunakan 1000 topeng selama pertunjukan. Kabarnya, penari satu ini telah
menorehkan banyak prestasi. Setelah puas menyaksikan pertunjukan, para
pengunjung mendapat kesempatan berebut gunungan yang berisi banyak makanan. Ini
sebagai simbolis dan mengingatkan bahwa inilah karakter asli manusia yang suka
berebut. Saya sendiri hanya menyaksikan dari kejauhan, mengingat jarak ke
lokasi gunungan cukup jauh dari tempat saya duduk. Saya lebih memilih berdiskusi
dengan narasumber.
Agenda ditutup dengan ramah tamah. Menikmati hidangan tumpeng yang telah disediakan panitia. Bersama tim, kami menikmati
tumpeng sembari beramah-tamah dengan budayawan. Doa lintas agama sebagai
penutup acara. Diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Garuda
Pancasila oleh semua pengunjung dan undangan.
Tim Konservasi Budaya Dewan Kesenian Jawa Timur kali ini kembali blusukan menghadiri undangan ruwat 32 sumber petirtan Jolotundo (18/9)...
Menjadi merdeka
adalah sebentuk perjuangan untuk menuju keparipurnaan. Karena untuk merdeka
dibutuhkan perjuangan panjang nan berliku dengan segenap pengorbanan, baik
darah maupun air mata. Makna kemerdekaan itu sendiri tidak hanya berkonotasi fisik
tetapi juga rohani. Mengekang hawa nafsu, berdarma di jalan kebenaran, berani
membebaskan kesengsaraan kaum lain, dan tidak menonjolkan semua laku darma yang
diperbuat adalah jalan menuju insan yang merdeka.
Bukan sebuah kebetulan kata "puasa" mirip dengan kata "puas". Alam seakan memberikan isyarat, bahwa dengan puasalah jalan menuju kepuasan. Menuju insan paripurna. Puasa dalam kisah ini dilakukan dengan tak mau dikenang. Insan tersebut dalam kesempatan kali ini bernama Hariono dan Koesno Wibowo.
Bukan sebuah kebetulan kata "puasa" mirip dengan kata "puas". Alam seakan memberikan isyarat, bahwa dengan puasalah jalan menuju kepuasan. Menuju insan paripurna. Puasa dalam kisah ini dilakukan dengan tak mau dikenang. Insan tersebut dalam kesempatan kali ini bernama Hariono dan Koesno Wibowo.
Mengenang Hariono
dan Koesno Wibowo, dua nama perobek bendera yang tak pernah mau mengakui dengan
beralasan: perobeknya bukan saya, tapi arek arek Suroboyo. Pada
Peristiwa Perobekan Bendera di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit Surabaya,
Rabu Wage, 19 September 1945. Al-Fatihah untuk beliau berdua.
Ruang 33: tempat
Jendral Faloch (Belanda) berunding dengan Ruslan Abdul Ghani (Surabaya) 71
tahun silam di Hotel Yamato. Menjelang insiden perobekan bendera Belanda.
Rangkuman yang kami
jadikan referensi dari buku: Surabaya, Dimana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu?
oleh Ady Setyawan & Marjolein Van page
Sumber 1:
Insiden perobekan
bendera,
dari versi Ruslan
Abdulgani secara umum terdapat empat kelompok yang terlibat dalam insiden ini.
*) Abdulgani-Knapp , Retnowati, A Fading Dream, The Story of Ruslan Abdulghani
and Indonesia, Hal 101.
Kelompok pertama
adalah para tentara Jepang yang telah menyerah kepada Sekutu . Sejak 15 Agustus
1945 mereka telah diperintahkan Tokyo untuk menuruti semua permintaan pasukan
Sekutu. Kelompok kedua adalah prajurit Belanda dan Inggris dibawah komando
RAPWI (Recovery of Allied Prisoners of War and Internees) yang bertugas
menyelamatkan tawanan perang Sekutu di wilayah jajahan Jepang. Kelompok ketiga
, terpisah dari anggota RAPWI tetapi bersikap pro Belanda adalah orang-orang
dari organisasi IEV ( Indo Europesche Vereniging ) , organisasi bentukan warga
Indo Eropa dari keluarga terpandang di Surabaya. Pimpinan mereka adalah MR
Ploegman , MR berarti Meester in de Rechten atau Sarjana Hukum.
Kelompok keempat
adalah para pemuda Indonesia yang bekerja sebagai staf atau pelayan hotel,
menguping setiap pembicaraan rapat IEV yang dilakukan di kamar no 33. Mereka
melakukan tugas intelijen dimana para “pelayan” ini sebenarnya adalah mahasiswa
kedokteran gigi anggota drg Moestopo. Dengan bantuan teknisi, mereka melakukan
penyadapan saluran telepon hotel untuk mengetahui gerak langkah IEV *) Kelompok
Kerja Sejarah 10 November 1945 , Saat Remaja Meledak Menjadi Dewasa, hal 204
Mahasiswa-mahasiswa
intel inilah yang menyampaikan kepada para pimpinan bahwa IEV berencana
mengibarkan bendera merah putih biru. Mereka benar-benar melaksanakan
pengibaran ini dan tidak sampai lima belas menit, sekitar seratusan massa sudah
berkumpul didepan hotel dan terus bertambah. Yang mencekam, selain para tentara
Kempetai yang berjaga dengan sangkur terhunus juga hadir orang-orang Indonesia
mantan anggota Jibakutai dengan seragam khas mereka berwarna hitam, mereka
berdiri berhadapan *)Pasukan Jibakutai adalah pasukan yang dilatih khusus oleh
Jepang sebagai pasukan elit,pasukan berani mati.
Sumber 2 :
Soewito mencatat
kesaksian Sudi sebagai berikut :
Ditengah
keramaian, Residen Sudirman tiba-tiba datang dengan mobil hitamnya. Masyarakat
yang sudah mengenali beliau langsung memberikan jalan. Pak Residen berjalan
menuju hotel dengan langkah tegap didampingi oleh beberapa pemuda termasuk
Sidik dan Hariyono. Sampai di area lobi, beliau bertemu beberapa orang Eropa
diantaranya Ploegman yang menyatakan bahwa dirinya perwakilan pihak Sekutu di
Surabaya. Sudirman meminta bendera diturunkan, jawaban Ploegman sangat mengiris
hati, orang itu berujar “pasukan Sekutu telah menang perang dan karena Belanda
adalah bagian dari Sekutu maka sudah menjadi haknya mengembalikan pemerintahan
Hindia Belanda”. “Republik Indonesia? Kami tak tahu itu apa!” . Tanpa menunggu
tanggapan Sudirman, Ploegman membalikkan tubuh dan bergegas menuju bagian
belakang hotel dan ketika dia kembali,dia telah membawa sebuah pistol.
Dia mengancam
Residen Sudirman, meneriakkan perintah-perintah kasar. Sidik dan Hariyono menerjangnya
dan berusaha merebut pistol dari tangannya. Dalam pergulatan itu picu pistol
tertekan dan suara tembakan terdengar. Peluru mengenai langit-langit. Hariyono
dengan sigap menarik pak Dirman keluar dan kembali pada mobilnya. Sementara itu
Sidik tetap bergulat dengan Ploegman. Orang Belanda itu mati kehabisan napas
akibat dicekik,kepalanya juga dipukul dengan batang besi.
Suara tembakan
menyebabkan orang-orang Belanda didalam hotel keluar ke lobi. Mereka segera
mengeroyok Sidik yang kemudian mengangkat sebuah sepeda dan memutarnya ke kiri
kanan supaya tidak ada yang mendekat. Seorang belanda menyerang Sidik dengan
sebuah pisau panjang. Sidik terus menggunakan sepeda yang dia cengkeram sebagai
tameng, tapi akhirnya sebuah pisau menancap di badannya dan dia ambruk. *)
Soewito, Rakyat Jawa Timur, Hal 28
Sumber 3 :
M. Jasin dalam
memoarnya menulis :
Sidik bergerak
menyerang Ploegman dan membunuhnya. Akibatnya beberapa anggota bekas tentara
Belanda yang ada di hotel itu membalas serangan Sidik. Perkelahian yang tidak
seimbang itu menyebabkan Sidik tewas akibat terkena sabetan pedang. Saya pikir
Sidik merupakan korban pertama dari perjuangan rakyat Surabaya mempertahankan
kemerdekaan RI. Kejadian itu mendorong Hariyono bergegas membawa Residen
Sudirman keluar dari Hotel Yamato. Setelah mengamankan Residen Soedirman,
Hariyono membantu Kusno Wibowo naik keatas hotel untuk menurunkan bendera
Belanda. Kejadian itu menimbulkan amarah orang-orang Belanda sehingga mereka
melepaskan tembakan beberapa kali. Tembakan itu mengenai kepala Hariyono hingga
ia terjatuh tetapi jiwanya masih dapat tertolong. *) Memoar Jasin Sang Polisi
Pejuang, hal 18
Sumber 4:
Berikut testimoni
dari Budi Tjokrodjojo, salah satu
pimpinan Jibakutai yang juga berada dilokasi. Ditulis ulang dengan perubahan
seperlunya :
Sebagai akibat
pengibaran bendera Belanda menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya, baikpun
dikalangan Pemerintah RI karena menganggapnya sebagai tantangan kepada bangsa
Indonesia yang baru saja memproklamirkan Kemerdekaannya itu pada 17-8-1945.
Diantara yang turut marah sebagai anggota masyarakat adalah kelompok bekas
anggota Jibakutai. Kemarahan ini nantinya menjadi serbuan massal terhadap
markas Belanda berupa insiden berdarah disertai perobekan bendera Belanda.
Pokok-pokok
terjadi peristiwa sebagai berikut :
a. Serangan
terhadap Wakil Belanda Mr. Ploegman dikerjakan oleh sdr. Sidik dengan menendang
tangannya yang menodongkan revolver pada Bapak Residen Soedirman pada saat
perdebatan mengenai penurunan bendera.
b. Kemudian
disusul dengan peristiwa perobekan bendera Belanda dikerjakan oleh sdr.
Hariyono, bersama-sama dengan pemuda2 lain.
Jalannya proses A
a. Sebelum terjadi
perobekkan bendera didahului dengan timbulnya clash fisik/perkelahian antara
Wakil Belanda tsb dengan seorang bekas anggauta Jibakutai sdr. Sidik.
b. Perkelahian
ini timbul sesudah perundingan atau debat tentang penurunan bendera macet,
karena pihak Belanda menolak untuk menurunkannya.
c. Pada saat
perundingan sdr. Sidik sudah ada disitu menyaksikan perundingan, berada
disebelah kanan Bapak Soedirman, berdiri. Pada saat perundingan macet Bapak
Soedirman tidak mau meninggalkan tempat.
d. Dengan tiba-tiba
Mr. Ploegman meninggalkan tempatnya keluar. Tetapi dengan cepat dia kembali
dengan membawa revolver langsung menuju pada Bapak Soedirman menodongkannya
sebelum debat dimulai lagi. (Revolver itu dia dapat dari Pos Penjagaan Jepang
terletak disisi Hotel). Melihat todongan senjata yang berbahaya ini bagi sdr.
Sidik tidak pikir panjang. Dengan tiba-tiba pula dia tendang tangan Mr.
Ploegman sehingga senjata tadi mencelat dan meletus pelurunya.
e. Dari akibat
peristiwa ini perundingan bubar. Rakyat yang menyaksikan bubar juga, lari
keluar Hotel. Hanya Sidik tidak lari, karena Mr. Ploegman jadi marah pada Sidik
seketika dan segera timbul perkelaian duel satu lawah satu. Ploegman pakai
pukulan-pukulan, Sidik mengelak tetapi berusaha memiting musuhnya. Dalam
perkelaian ini kemenangan ada dipihak Sdr. Sidik. Ploegman dia cekik
tenggorokkannya sehingga mati lemas, terbunuh.
f. Selesainya
perkelahian ini datang Belanda lain bersenjata pedang, langsung menuju pada
Sdr. Sidik . Didalam hotel dilihat sepeda. Sepeda tadi dia ambil, dia angkat
tinggi untuk perisai. Perkelahian dimulai. Singkatnya, suatu sabetan pedang
dari Belanda tadi dari arah atas kebawah dia tangkis pakai sepedahnya, sehingga
sepedah perisainya putus batangnya. Tetapi pedang Belanda tadi juga patah jadi
dua. Patahan pedang tadi ujungnya mengenai kepala sdr. Sidik sehingga segera
mandi darah. Dalam keadaan demikian sdr. Sidik tidak menyerah, bahkan malahan
mengamuk pada musuhnya. Musuhnya dia amuk pakai sepeda rusak tadi dengan
mengayunkannya pada tubuh Belanda tadi, sehingga Belanda terbunuh juga (dua
Belanda terbunuh olehnya).
g. Malang bagi
Sidik. Peristiwa itu belum habis sampai disitu. Seorang Belanda lain lagi
datang dengan membawa pot besar diangkat tinggi untuk dihantamkan pada tubuh
sdr. Sidik. Karena dia sudah kehabisan tenaga dan nafasnya hampir putus dan
darahnyapun terus keluar membasahi muka dan tubuh, maka dia keluar Hotel.
Keadaan ini baru dilihat oleh rakyat banyak, dan baru mulai bergerak
menolongnya. Belanda tadi disergap rakyat dan terbunuh. Sidik jatuh pungsan.
Ditolong rakyat diangkut kerumah sakit Simpang.
Perhatian:
Mengenai
perkelahian Sdr. Sidik dengan Belanda ini, dia sangat menyesal pada rakyat yang
menyaksikan bersama-sama dengan dia disaat perundingan itu. Mengapa tidak ada
seorangpun yang membantu pada saat duel itu terjadi.
Jalannya proses
B:
a. Setelah proses
A terjadi, mulailah rakyat bergerak melalui pemimpin kelompoknya masing-masing
kearah perobekan bendera. Penyerbuan menjadi massal. Tetapi bagi sdr. Hariyono
tadi (yang kami beri anjuran dan instruksi) dapat berhasil yang pertama-tama
mencapai puncak hotel dimana bendera Belanda itu berkibar dengan cara naik
keatas melalui pundak pemuda-pemuda yang berdiri memanjang keatas berpunduk.
b. Bendera itu
dia turunkan. Kemudian dia robek dengan gigitan gigi sampai 10cm bagian
birunya.
c. Dalam
detik-detik ini pemuda lain sampai juga dipuncak bernama sdr. Koesnowibowo.
Rupanya dia melihat dan memandang cara merobek sdr. Hariyono tadi tidak cepat
dan kurang kuat, maka bendera itu dia rebut dan melanjutkan merobek birunya
dengan tangan. Bagian birunya dia untel2, kemudian dia lempar kebawah.
Kemudiannya bendera yang menjadi “merah-putih” itu mereka kerek bersama-sama
keatas.
d. Peristiwa
perobekkan bendera ini bagi sdr. Hariyono belum habis sampai disitu saja. Pada
saat dia mau turun dia dengar ada tembakan dari arah hotel. Ditengah-tengah
perjalanan turun merasa kepalanya jadi pusing dan keluar darah dari kepalanya.
Hal ini baru dia sadari bahwa tembakan tadi diarahkan padanya, mengenai kepala
bagian atas kiri. Sampai dibawah dia jatuh pingsan. Ditolong rakyat diangkut
rumah sakit Simpang. Hal ini seperti membuat janji saja dengan kawannya ialah
sdr. Sidik tadi yang lebih dahulu diangkut kerumah sakit.
e. Peristiwa
insiden ini pada hari itu juga disiarkan oleh radio RRI dengan jumlah korban
yang pertama-tama. Diantara disebut-sebut juga nama dari sdr. Sidik dan sdr.
Hariyono dalam keadaan luka berat dirawat dirumah sakit Simpang. Berita radio
ini kami disaat itu mendengar sendiri. Kepada eks pengurus PRI lama misalnya
dapat diteliti kebenarannya tentang data kami ini.
Diluar hotel
suasana menjadi sangat kacau. Tentara Kempetai Jepang mulai menyebar membuat
pagar hidup. Tapi ratusan arek Suroboyo yang marah maju menantang dan
mengelilingi mereka termasuk para anggota Jibakutai, siap menghadapi para
tentara Jepang yang dahulu pernah menjadi pelatih mereka. Kusno Wibowo,
Sutrisno dan Hariyono memanjat menara dengan tangga. Setibanya diatas,mereka
menurunkan bendera Belanda, karena tidak menemukan bendera merah putih maka
Kusno dan Hariyono merobek bagian birunya, memanjat kembali tiang bendera dan
memasang bendera merah putih meskipun ukurannya timpang. *) Testimoni Budi
Tjokrodjojo, Arsip DHD 45
Sumber 5 :
Saksi mata
lainnya, Sudi Suyono menuliskan :
Hari Rabu 19
September 1945 sekitar jam 09.00 pagi, bendera Belanda berkibar di Hotel
Oranje. Saat itu saya berada di Kebun Binatang Wonokromo dan mendengar berita
tersebut tersebut langsung mencari trem yang menuju kearah utara. Saya meminta
pengemudi trem dan kondektur untuk segera meluncur menuju depan Hotel dan
diberhentikan disana. Usul saya disetujui seluruh penumpang dan juga pengemudi
trem.
Sampai didekat
Hotel, nampak sekelompok pemuda bekas anggota Jibakutai berkumpul didepan toko
NAM dipimpin oleh Budi Tjokrodjojo. Saya sendiri memberi perintah trem-trem
yang melintasi agar berhenti disekitar Hotel karena nantinya dapat kami gunakan
sebagai perisai atau tempat perlindungan. Saya memperkirakan akan terjadi
sesuatu yang amat dahsyat. Sementara serdadu-serdadu Jepang berjaga dimuka
Hotel, bersiap di halaman namun tidak bertindak apa-apa.
Secara tak
terduga datanglah Residen Sudirman yang segera masuk kedalam Hotel dikawal oleh
dua anggota Jibakutai , Sidik dan Harijono. Budi Tjokrodjojo sedang keluar
menuju markas BKR Kaliasin. Ploegman selaku ketua IEV menemui Residen Sudirman
dan berdialog dengan bahasa Belanda. Ploegman dengan sombongnya bertolak
pinggang didepan Residen Sudirman dan mengatakan lebih kurang “Tentara Sekutu
telah menang perang, karena kerajaan Belanda dan pemerintah Hindia Belanda
adalah bagian dari Sekutu maka berhak menegakkan pemerintahan Hindia Belanda
kembali. Pemerintah Republik Indonesia ? Tidak ada !!”
Sambil berkata
demikian dia keluar menuju pos jaga Jepang dan kembali dengan membawa pistol
dan langsung mendongkannya kearah Residen Sudirman. Sidik yang berdiri tepat
disamping Residen langsung menendang pistol itu dengan kerasnya dan meletus
diudara. Harijono segera menarik Residen keluar dan Sidik terlibat perkelahian
dengan Ploegman.
Karena Sidik
terlatih sebagai pasukan Jibakutai maka dengan mudah ia mencekik leher musuhnya
hingga mati lemas. Seorang Belanda Indo bekas anggota KNIL menyerang dengan
kelewang polisi. Melihat keadaan bahaya tersebut, ia mengangkat sebuah sepeda
laki-laki untuk perisai. Karena kuatnya tebasan maka patahlah sepeda itu dan
patah pula pedang kelewang si Indo. Namun pedang yang patah tersebut melukai
kepala Sidik hingga mengalami pendarahan hebat dan membuatnya pingsan.
Kondisi diluar
gedung sangat memanas, rakyat berteriak agar menyerbu masuk kedalam Hotel. Saya
merasa khawatir pasukan Jepang yang menjaga Hotel akan mengambil tindakan yang
mengerikan, tapi ternyata mereka diam saja. Saya melihat yang pertama berhasil
naik keatas menara adalah Harijanto dengan cara saling naik keatas pundak
dengan kawan-kawannya. Kemudian berdatangan bantuan tangga dari warga kampung
diikuti suara-suara teriakan "Merdeka !! Hidup !! Turunkan bendera musuh
!!".
Harijono yang
sampai atas menara menurunkan bendera dan berupaya merobek warna biru dengan
cara menggigitnya. Karena tampak kesulitan, datang Koesno Wibowo meraih
bendera, merobek warna biru dan mengibarkannya. Bendera berkibar diikuti
sorakan-sorakan rakyat yang begitu emosional dan gegap gempita, mereka kemudian
bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tiba-tiba
terdengar suara letusan tembakan dari arah halaman belakang ruang kamar-kamar
hotel. Tembakan itu dibidikkan kearah Harijono dan mengenai kepalanya sebelah
kiri atas. Dalam keadaan pingsan, Harijono dilarikan ke RS Simpang dimana dia
kembali bertemu dengan sahabatnya, Sidik. Hanya berselang hari, Sidik meninggal
akibat lukaluka yang ia derita. Namun menurut pengakuan Harijono, Sidik masih
sempat berpesan padanya sebelum meninggal : "Mas Har, teruskan perjuangan
kita sampai cita-cita kita tercapai, sampaikan pada yang lain..."
Catatan tambahan
dari Sudi Suyono : "Pada tahun 1971, lebih kurang 26 tahun sejak peristiwa
itu terjadi, saya bertemu Budi Tjokrodjojo dalam keadaan hidup serba kekurangan
, jauh dari kondisi layak dan mengalami kesulitan pekerjaan. Demikian halnya
dengan Harijono yang meskipun sudah sembuh lukanya namun masih sering
mengeluhkan rasa sakit pada kepalanya. Mereka pahlawan revolusi 45 dimana
insiden perobekan itu menggetarkan dunia Internasional untuk kemudian dilupakan
begitu saja. SUNGGUH AMAT MENYEDIHKAN !!"
Dari sisi
Belanda, seorang Sersan bernama Lou Balls menceritakan dalam sebuah wawancara
video dokumenter berjudul Archieve Van Tranen. "Kami para pasukan berada
di halaman dalam, dideretan ruang-ruang hotel. Keributan terjadi di lobi hotel
dan kami tidak tahu pasti apa yang terjadi disana. Satu hal yang pasti, jika
massa menyerbu masuk kedalam hotel, maka kami terpaksa akan menembak. Kami
tentara bersenjata dan harus melindungi diri"
Dalam sesi akhir
wawancara, Sersan Lou Balls mengakui bahwa tindakan mengibarkan bendera adalah
tindakan yang salah. Bisa kita bayangkan bagaimana seandainya saat itu massa
menyerbu masuk kedalam hotel. Tentu korban jiwa akan berjatuhan lebih banyak
lagi.
Dengan adanya
arsip-arsip maupun memoar yang ada, kita dapat menarik garis terang siapa
sebenarnya pelaku perobekan tersebut. Dipikir nalar pun, dengan jumlah massa
sebanyak itu, bukankah aneh jika tak ada yang tahu siapa nama perobeknya?
Setidaknya ada
dua nama yaitu Harijono atau mudahnya dilafalkan Haryono bersama seorang pemuda
lain bernama Koesno Wibowo. Namun mengapa selama ini nama tersebut tak pernah
dipublikasikan dengan jelas?
Hario Kecik
menuliskan dalam memoarnya bahwa ada ratusan orang yang mengaku berada diatas
menara, suatu hal yang mustahil terjadi. Pada bagian lain dituliskan bahwa
Hario mengenal Koesno Wibowo sebagai pribadi yang rendah hati. Setiap kali
menghadapi pencari berita, Koesno selalu menyangkal dengan berkata :
"Perobeknya bukan saya, tapi arek-arek Suroboyo".
Surabaya Merah Putih: Mengenal 2 Sosok Pemuda Perobek Bendera Yang Tak Mau Dikenang
by
www.ardiansyahbs.com
on
03:30
Menjadi merdeka adalah sebentuk perjuangan untuk menuju keparipurnaan. Karena untuk merdeka dibutuhkan perjuangan panjang nan berliku d...
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, kami memulai catatan sederhana ini dengan
menyadari dengan penuh kesadaran bahwa setiap kelahiran adalah special. Tidak
ada ciptaan yang diciptakan percuma tanpa guna, karena segala sesuatu pasti ada
hikmahnya. Setiap jiwa yang terlahir ke dunia sebagai warna baru kehidupan dan
berhak mewarnai hidup sesuai dengan versinya masing-masing.
Tidak ada hitam tanpa potensi putih
dan tidak ada putih tanpa potensi hitam, bahwa segala yang ada di dunia
hanyalah kebenaran semu sedangkan kebenaran mutlak hanyalah Yang Esa: tan
kena kinaya ngapa. Kesadaran tersebut sebagai sebab, yang membawa akibat
bahwa tidak ada superioritas antarmakhluk. Tidak ada yang lebih baik dari yang
lain, yang ada hanyalah menjadi lebih rendah karena merasa lebih baik dari yang
lain. Allahu Akbar, sebagai pondasi kesadaran bahwa Allah lah satu-satunya Yang
Maha Besar atas segala sesuatu.
Oleh karena itu, untuk benar-benar
meyakini dan memahami ‘Allahu Akbar’ perlu pendidikan yang menyadarkan bahwa
setiap orang adalah guru, setiap kesempatan adalah waktu belajar dan setiap
tempat adalah ruang rindu persahabatan. Bahwa tugas manusia tidak untuk pintar,
melainkan untuk terus belajar. Belajar mencintai apa yang dipelajari, belajar
menekuni apa yang disukai dan belajar memahami apa yang tidak dikuasai. Sebagai
dasar dalam proses menyusun pola kebermanfaatan.
Kesadaran tentang makna sebuah
penciptaan memberikan pemahaman bahwa setiap jiwa tak layak diperbandingkan,
baik kualitas maupun kuantitas. Sederhananya, tidak ada kalah-menang. Semua
berjalan sesuai versinya masing-masing, yang terpenting sebenarnya adalah
bagaimana menjadi lebih baik dari diri sendiri. Memastikan bahwa hari ini lebih
baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Oleh karena
itu, dalam tradisi Jawa semua hal, kondisi maupun peristiwa adalah proses belajar,
perjalanan kemenyatuan. Apapun nama institusi tempat seseorang belajar, manusia
harus melalui 4 tahap: Margautomo, Malioboro, Margamulyo dan Pangurakan.
Kemudian dijabarkan dalam sebuah kesenian yang dikenal sebagai tembang macapat
yang menceritakan perjalanan hidup manusia mulai dari lahir hingga kembali
kepada Yang Esa. Maka, pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang
menyadarkan, peserta didik mengenali dirinya sendiri sebagai jalan mengenali
Tuhannya. Man Arafa Nafsahu Faqah Arafa Rabbahu.
Sistem ranking mengalami degradasi
makna. Angka-angka yang pada mulanya berfungsi sebagai alat introspeksi diri
menjadi sesuatu yang menjelma sebagai alat memperbandingkan ciptaan. Tak bisa
dipungkiri bahwa ‘efek samping’ adanya sistem rangking di masa kini adalah
peserta didik merasa gagal melihat keberhasilan temannya, merasa kalah melihat
kemenangan saudaranya dan merasa bodoh melihat kepintaran sahabatnya. Terlepas
dari efek samping tersebut, sudah selayaknya para praktisi, pemerhati dan
peneliti pendidikan serta orang tua sadar bahwa setiap ciptaan adalah special
dan tak layak diperbandingkan. Tugas dari para guru sebagai jembatan,
mengantarkan peserta didik menuju dunia yang akan ditekuninya. Maka penyebutan
istilah “siswa bermasalah” sebenarnya adalah alibi yang digunakan untuk
menutupi ketidakmampuan guru sebagai jembatan penghubung.
Dalam hal ini saya bereksperimen
mengelompokkan tingkat konsentrasi peserta didik dalam upaya menjembatani atau
berusaha menemukan dunia peserta didik yang mungkin akan ditekuninya di masa
depan sesuai dengan karakter konsentrasinya. Pengelompokan dimulai dengan
mencari persamaan antarteman. Saya mengelompokkan peserta didik dengan
membebaskan anak memilih sendiri anggota kelompoknya. Kebebasan tersebut
didasari bahwa manusia akan dipertemukan dengan orang-orang yang mempunyai
karakteristik, kebiasaan atau pola piker yang relative sama. Kelompok-kelompok
tersebut dinamai dengan nama bunga-bunga, diantaranya Dahlia, Orchid, Lotus,
Sunflower, Rose dan Jasmine (penjelasan detail tentang kelompok ini bisa
dilihat di www.englishsuperleague.blogspot. com).
Pada akhirnya, kebenaran, kebaikan
dan keindahan sangat diperlukan dalam menyampaikan dan menyikapi informasi yang
datang. Harapannya, lebih dewasa dalam menghadapi sesuatu dalam membentuk
manusia paripurna. Sadar bahwa hidup adalah proses belajar yang tak ada batasnya.
Dan menyadari bahwa tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Cukup iblis yang
merasa lebih baik dari sesame makhluk.
Hipotesa awal ini diharapkan mampu
memberikan inspirasi terhadap para peneliti untuk mengembangkan riset
pendidikan yang masih memprihatinkan. Produk dari riset adalah pengetahuan.
Karena itu, riset hanya akan maju di masyarakat yang menghargai dan haus akan
pengetahuan. Di bidang pendidikan, terutama penghargaan mungkin lebih jauh
tertinggal dibanding bidang lain. Kalau kebijakan sepenting kurikulum nasional
dan system seleksi masuk sekolah saja bisa dibuat tanpa merujuk pada hasil
penelitian, sulit berharap bahwa riset pendidikan akan maju. Meskipun demikian,
sulit tidak berarti mustahil untuk dilakukan.
Salam,
Catatan
Kangguru!
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami memulai catatan sederhana ini dengan menyadari dengan penuh kes...
1.
Directory of Open Access scholarly
Resources (ROAD)
http://www.kopertis12.or.id/2016/03/13/directory-of-open-access-scholarly-resources-road.html
Terdapat 13.745 open access resources dari 150 Negara siap diunduh, terdiri dari: 13.062 journal diantaranya 2.625 yang terindex Scopus 240 Academic Repositoriies 202 Monographic Series 126 Conference Proceeding 103 Scolarly Blogs.
Terdapat 13.745 open access resources dari 150 Negara siap diunduh, terdiri dari: 13.062 journal diantaranya 2.625 yang terindex Scopus 240 Academic Repositoriies 202 Monographic Series 126 Conference Proceeding 103 Scolarly Blogs.
2.
Indonesia OneSearch by The National
Library of Indonesia, 2016
http://www.kopertis12.or.id/2016/02/12/indonesia-onesearch-by-the-national-library-of-indonesia-2016.html
http://www.kopertis12.or.id/2016/02/12/indonesia-onesearch-by-the-national-library-of-indonesia-2016.html
Terhimpun Journal dan ebook dari
berbagai institusi dalam dan luar negeri. Terdapat 2.734 Journal reputasi
berbagai bidang ilmu, sebanyak 21.473.752 artikel jurnal full text avaiable
SIAP DIUNDUH, tanpa perlu login.
3.
Journals with Open Access options
Dengan mengisi kata kunci title dan
abstrak dan conteng kotak Filter : Limit to journals with Open Access options.
4.
OAJ terindex Scopus yang dikelola
Elsevier/Sciencedirect
http://www.sciencedirect.com/science/journals/all/all-open-access
Kelihatannya terdapat 2.282 jurnal, namun hanya Edisi tertentu
dari jurnal tsb yg free.
5.
OMICS Open Access Journals
OMICS Internasional is current managing
700 + Open Access Journals in field of Clinical, Medical, Life Science, Pharma,
Environmental.
6.
IEEE Xplore Digital Library
7.
Browse Journals-Wiley Open
Access
8.
Directory of Open Access Journals
9.
Open Access Journals Search Engine
(OAJSE)
10. BookSC The world’s largest
scientific articles store.
50,000,000+ articles for free.
11. Portal
e-journal langganan Kemristekdikti
Untuk peroleh username dan password
ikuti ini:
1. Directory of Open Access scholarly Resources (ROAD) http://www.kopertis12.or.id/2016/03/13/directory-of-open-access-scholar...