Tidak harus
sama dengan sang idola. Setiap manusia di muka bumi berbeda, bahkan anak kembar
pun masih ada perbedaannya diantara beribu kesamaan. Oleh karena itu,
pengidolaan terhadap tokoh seharusnya tidak melebihi atau bahkan menghilangkan
identitas diri. Setiap manusia berbeda dengan kemampuan yang berbeda. Tinggal
bagaimana di mana bidang kemampuan itu.
Putra Sang
Fajar atau lebih dikenal dengan Soekarno, sang proklamator negara adalah idola
saya dalam bertindak. Pola pikir dan perjuangannya dalam memperjuangkan
kemerdekaan negara kerap menginspirasi saya dalam melawan setiap penindasan
atau ketidakbenaran. Perkasa dan lemah lembut seakan ada dalam dirinya. Dua
kepribadian yang menurut saya jarang dimiliki orang lain.
Namun, saya
tetaplah saya. Dan Soekarno tetaplah Soekarno. Setiap keputusan yang baik tentu
dipertimbangkan dengan kondisi diri. Tidak boleh memaksakan diri untuk sama
dengan sang idola. Setiap manusia mempunyai hoby dan kemampuan berbeda. Dan
tentu kita ditakdirkan berbeda, berbeda dalam keseragaman sebagai manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment