Tidak bisa
dipungkiri bahwa aktivitas menulis sangat menguras tenaga dan pikiran bagi
seorang pemula. Bagaimana caranya agar kita lancar dalam menulis? Bagaimana
caranya agar tidak mentok lagi? Menggunakan otak kanan terlebih dahulu, baru
kemudian otak kiri. Maksudnya, otak kanan adalah otak yang penuh kreativitas,
suka spontanitas, kebebasan sebebas-bebasnya, dan tak peduli pada aturan
apapun. Sementara otak kiri adalah otak yang suka menganalisis, berpikir, dan
mempertimbangkan banyak hal.
Banyak orang
yang sulit dalam menulis, bingung mulai dari mana, bahkan berhenti dalam
menuangkan ide. Sebabnya, tak lain dan tak bukan karena mereka memulai menulis
dengan otak kiri. Mereka menulis dengan penuh pertimbangan, penuh analisis,
banyak berpikir, sehingga tulisan mereka tak jadi-jadi, bahkan kemungkinan
besar belum mulai-mulai juga. Yang lebih tragis, mereka telah mendapatkan
banyak teori dan kiat penulisan. Teori-teori tersebut memenuhi otak kiri dan
menghantui proses kreatif dalam menulis. Akibatnya, setiap kali mulai menulis,
teori-teori tersebut terus-menerus menghantui. Mereka semakin banyak berpikir,
semakin banyak pertimbangan, dan semakin banyak analisis.
Memulai menulis
dengan penuh kebebasan. Menghiraukan teori apapun. Tulis semua ide secara
bebas, sesuka hati. Setelah tulisan selesai, otak kanan istirahat dan beralih
ke otak kiri. Mengingat dan menganalisis teori dan kiat penulisan yang telah
dipelajari. Ketika sedang menggunakan otak kiri inilah kita bebas mengedit dan
merevisi tulisan yang sedari tadi bebas mengalir, sehingga lebih bagus dan
berkualitas.
Ide tulisan itu
sulit dipegang, kadang-kadang muncul disaat tak terduga. Tapi ketika dicari,
justru tidak muncul. Serba misterius, itulah ide. Menulis bebas dan menjemput
ide di mana saja dan kapan saja adalah cara terbaik dalam berkarya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment